Bijak di Ruang Digital, DPR Ajak Masyarakat Tahu Informasi Benar atau Salah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Golkar Dave Laksono mengatakan, salah satu hal yang paling penting dari digitalisasi adalah mengenai informasi. Menurut dia, bagian dari digitalisasi yakni pemanfaatan konten digital yang salah satunya adalah untuk menyiarkan informasi.
"Informasi ini yang sensitif karena ada informasi yang benar dan informasi yang salah. Ada miss informasi, hoaks, bahkan penyebaran berita bohong," katanya dalam keterangan pers, Jumat (29/4/2022).
"Hal itu yang penting harus kita dorong, supaya jangan sampai yang menyebar itu informasi salah, itu yang harus kita jaga. Sehingga masyarakat harus bijak berkomentar di ruang digital," ujarnya.
Dave menegaskan, digitalisasi dan infrastruktur sangat dibutuhkan di tengah new normal saat ini. Menurutnya, masyarakat semua harus siap beradaptasi dengan berbagai hal baru yang terjadi saat ini.
Salah satu contohnya melaksanakan usaha dan pendidikan yang berbeda dengan sebelum pandemi. Seperti work from home (WFH) dan learning from home (LFH). Walaupun awalnya memang ada setengah dipaksa dalam melakukannya.
"Itu semua membuka konsep-konsep baru, seperti kantor tidak perlu lagi menyewa ruang. Atau bisa kuliah secara online yang memang sangat memudahkan dan hidup lebih nyaman. Namun segala hal ada positif ada negatif," kata Dave.
Lebih lanjut, Dave menyampaikan, digitalisasi terdiri dalam dua bentuk yakni konten dan infrastruktur. Konten itu terkait apa yang diposting, baik berupa foto, tulisan, ataupun film. Sedangkan infrastruktur itu terkait ketersediaan aplikasi, jaringan internet, dan provider.
Pemanfaatan konten digital itu juga paling umum digunakan untuk marketing produk baru dan jenis usaha baru. Selanjutnya, konten digital digunakan sebagai political marketing. Banyak konten digitalisasi yang sangat terasa sekali bisa dilihat pada 2008 saat Obama terpilih sebagai presiden Amerika Serikat. Juga saat Donal Tramp menggunakan platform media sosial seperti Twitter untuk menyerang lawan politik atau menyampaikan gagasannya.
"Informasi ini yang sensitif karena ada informasi yang benar dan informasi yang salah. Ada miss informasi, hoaks, bahkan penyebaran berita bohong," katanya dalam keterangan pers, Jumat (29/4/2022).
"Hal itu yang penting harus kita dorong, supaya jangan sampai yang menyebar itu informasi salah, itu yang harus kita jaga. Sehingga masyarakat harus bijak berkomentar di ruang digital," ujarnya.
Dave menegaskan, digitalisasi dan infrastruktur sangat dibutuhkan di tengah new normal saat ini. Menurutnya, masyarakat semua harus siap beradaptasi dengan berbagai hal baru yang terjadi saat ini.
Salah satu contohnya melaksanakan usaha dan pendidikan yang berbeda dengan sebelum pandemi. Seperti work from home (WFH) dan learning from home (LFH). Walaupun awalnya memang ada setengah dipaksa dalam melakukannya.
"Itu semua membuka konsep-konsep baru, seperti kantor tidak perlu lagi menyewa ruang. Atau bisa kuliah secara online yang memang sangat memudahkan dan hidup lebih nyaman. Namun segala hal ada positif ada negatif," kata Dave.
Lebih lanjut, Dave menyampaikan, digitalisasi terdiri dalam dua bentuk yakni konten dan infrastruktur. Konten itu terkait apa yang diposting, baik berupa foto, tulisan, ataupun film. Sedangkan infrastruktur itu terkait ketersediaan aplikasi, jaringan internet, dan provider.
Pemanfaatan konten digital itu juga paling umum digunakan untuk marketing produk baru dan jenis usaha baru. Selanjutnya, konten digital digunakan sebagai political marketing. Banyak konten digitalisasi yang sangat terasa sekali bisa dilihat pada 2008 saat Obama terpilih sebagai presiden Amerika Serikat. Juga saat Donal Tramp menggunakan platform media sosial seperti Twitter untuk menyerang lawan politik atau menyampaikan gagasannya.