Kisah Marc Irawan Bangun Platform Edukasi demi Pendidikan Terbaik sang Buah Hati

Rabu, 18 Mei 2022 - 15:19 WIB
loading...
Kisah Marc Irawan Bangun...
Marc Irawan, Co-Founder sekaligus COO CoLearn untuk mentransformasi bisnis les-lesan offline menjadi startup teknologi edukasi. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Survei kemampuan pelajar yang dirilis oleh Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2018 menunjukkan pelajar Indonesia masih memiliki skor kemampuan membaca, matematika, dan sains di bawah rata-rata dunia.

Dalam hal literasi membaca misalnya, anak berusia 15 tahun di Indonesia hanya mampu menoreh perolehan 371 poin di bawah rata-rata 487 poin dari total 79 negara yang terdaftar di The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).



Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) terhadap ratusan guru dan pendidik di jenjang SD-SMP yang tersebar di 9 provinsi, pada Agustus-September 2021 yang lalu, menunjukkan hanya sebanyak 12,1% guru yang meyakini capaian belajar peserta didiknya tidak mengalami penurunan di masa pandemi.

Hal ini pun semakin mengukuhkan masih perlunya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, terlebih pasca-pandemi.

Hal inilah yang mendorong Marc Irawan, Co-Founder sekaligus COO CoLearn untuk mentransformasi bisnis les-lesan offline menjadi startup teknologi edukasi, yang dapat menyediakan pembelajaran bagi para pelajar di Indonesia, secara online dan efektif.

Transformasi ini berjalan sukses. Terbukti, selama pandemi, Marc berhasil menelurkan sejumlah fitur inovatif baru di CoLearn dan meningkatkan jumlah pengguna secara signifikan.

Salah satu fitur terobosan yang belum pernah ada sebelumnya adalah “Tanya”, yang memungkinkan pelajar untuk mengunggah foto soal-soal latihan dan dalam hitungan detik, CoLearn akan menyediakan video penjelasan tentang cara memahami pertanyaan tersebut secara bertahap.

Memanfaatkan kecerdasan buatan, fitur canggih ini membuat proses belajar menjadi lebih seru, praktis, dan menyenangkan. Tidak heran, dalam waktu kurang dari 6 bulan setelah diluncurkan, fitur “Tanya” telah menjadi andalan untuk 2,5 juta pengguna.

Sejak dulu, Marc memang telah memiliki ketertarikan untuk berkarier di bidang pendidikan. Tinggal menetap dan tumbuh besar di dua negara sekaligus, yakni Indonesia dan Singapura, semakin membuka cakrawala pengetahuan Marc Irawan terhadap dunia. Marc pun rela hijrah ke Negara Kanada untuk melanjutkan studi Ilmu Komputer dan Genetika di Universitas British Columbia.

Di masa-masa awal perkuliahan, Marc sempat bertekad untuk terjun ke dunia pendidikan. Namun, ia terpaksa mengurungkan niat mulianya tersebut melihat minimnya apresiasi, kerumitan, serta birokrasi sistem pendidikan di tanah air.

Sepulangnya ke Indonesia, Marc memilih untuk terlebih dahulu membantu Ayahnya menjalankan perusahaan konsultan milik keluarga. Semuanya lantas perlahan berubah ketika beberapa orang tua rekanan mulai meminta Marc mengajari anak-anak mereka tentang coding.

Ia pun menyadari ada kebahagiaan tersendiri ketika mengajari anak-anak, khususnya menerapkan metode permainan yang menyenangkan dalam pembelajaran. Menurutnya, Indonesia punya ribuan permainan tradisional dan sejak kecil, kita sudah terbiasa belajar dengan cara yang fun dan secara berkelompok.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Kecintaan baru Marc akan dunia belajar-mengajar mempertemukan dirinya dengan Abhay Saboo. Saat itu, Abhay tengah mencari peluang sekaligus partner untuk membangun bisnis barunya di Indonesia.

Passion akan bidang edukasi dan keinginan besar untuk berkontribusi bagi kemajuan industri pendidikan di Indonesia, akhirnya mendorong Marc dan Abhay untuk bersama-sama menciptakan gebrakan baru. Tentunya, bukan keputusan yang mudah terlebih bagi Marc yang masih bekerja di perusahaan keluarganya saat itu.

Abhay pun turun tangan membantu Marc menyakinkan keluarga akan rencana baik ini. Marc sangat mengingat ucapan Abhay pada Ayahnya, "Hati putramu ada di dunia pendidikan". Di sisi lain, memiliki peran sebagai orang tua turut mengubah perspektif Marc akan berbagai hal.

Ia menyadari bahwa sebagai orang tua, ia ingin anaknya mendapatkan akses untuk pendidikan terbaik. Maka, Marc pun berupaya mewujudkan platform edukasi dengan kurikulum dan inovasi-inovasi termutakhir, melalui CoLearn.

“Mayoritas pelajar Indonesia, termasuk saya juga, berlomba-lomba ingin bersekolah ke luar negeri karena ingin mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Tapi, kelahiran putri saya menjadi titik balik saya dalam mengambil inisiatif dan berusaha mengubah persepsi tersebut. Saya ingin, keluarga saya dan jutaan keluarga lainnya di Indonesia bisa mendapatkan kualitas pendidikan yang sama di dalam negeri, seperti yang saya peroleh saat berkuliah di luar negeri," ujar Marc.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2800 seconds (0.1#10.140)