Di Hadapan 1.222 Wisudawan, Rektor Unkris: Ini 4 Kunci Menjadi Mahasiswa Unggul

Kamis, 19 Mei 2022 - 19:11 WIB
loading...
Di Hadapan 1.222 Wisudawan, Rektor Unkris: Ini 4 Kunci Menjadi Mahasiswa Unggul
Universitas Krisnadwipayana (Unkris) kembali menggelar wisuda secara luring (offline) dengan protokol kesehatan yang ketat, Kamis (19/5). Foto/Dok/Unkris
A A A
JAKARTA - Universitas Krisnadwipayana ( Unkris ) kembali menggelar wisuda secara luring (offline) dengan protokol kesehatan yang ketat, Kamis (19/5/2022). Wisuda yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) tersebut diikuti oleh 1.222 wisudawan terdiri atas program S1 sebanyak 937 orang dan program magister 285 orang.

Wisuda ke-61 dan Magister ke-25 tersebut mengambil tema “Wujudkan Insan Unggul dan Beradab”. Pada wisuda kali ini, juga dilakukan penyerahan dua penghargaan dari MURI untuk wisudawan Unkris, Hadi Poernomo sebagai mahasiswa jurusan hukum tertua di dunia dan penggagas Single Identity Number (SIN) Pajak.



Mantan Direktur Jenderal Pajak Kemenkeu tersebut menjadi satu dari 1.222 wisudawan Unkris yang diwisuda kali ini. Penyerahan penghargaan MURI dilakukan langsung oleh Ketua Umum Museum Rekor Indonesia, Jaya Suprana.

Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono, M.SP,CQaR menuturkan wisuda tidak hanya sekadar rangkaian acara simbolik pelantikan lulusan melalui pemindahan kuncir toga, namun juga bermakna dimulainya proses pembelajaran para lulusan untuk terjun dalam kehidupan bermasyarakat berbekal ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah.

“Saya menyadari bahwa untuk dapat bertahan pada situasi dan kondisi serba sulit seperti sekarang ini, diperlukan adanya niat yang kuat dan usaha untuk terus maju dengan dilandasi semangat yang tinggi dalam berusaha dan berkarya, pantang menyerah,” tambahnya.



Lebih lanjut, Rektor mengatakan untuk menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul, setidaknya ada 4 kunci penting yang harus dipegang oleh mahasiswa. Yakni selalu belajar atau menuntut ilmu, membangun networking atau menjalin silaturahmi, mengimplementasikan ilmu yang diperoleh termasuk memanfaatkan networking yang dimiliki serta berdoa.

“Jangan pernah takut gagal karena sesungguhnya rintangan itu yang akan membuat kita lebih pintar, dan lebih cerdas,” katanya.

Rektor berharap lulusan Unkris tidak hanya unggul dibidang akademik saja, namun juga memiliki nilai tambah yaitu beradab, yang dapat diartikan memiliki sifat jujur, amanah dan berbudi pekerti baik.
Dalam kesempatan tersebut Rektor juga melaporkan sejumlah kegiatan yang telah
dilakukan Unkris terkait kerja sama dengan berbagai pihak, pengabdian kepada masyarakat dan kegiatan akademik maupun kegiatan kemahasiswaan.

Di bidang kerja sama, Unkris telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak baik antar perguruan tinggi, dunia usaha dan industri, instansi pemerintah dan swasta maupun lembaga-lembaga lainnya, seperti dengan Kemenkominfo, Kemenpora, LP3I, Yayasan Cakra Inti Indonesia dan HIPMI PT kota Bekasi.

Di bidang akademik dan kemahasiswaan, Rektor menyebut Unkris berusaha untuk mendorong dan meningkatkan kreativitas dan inovasi mahasiswa yang muaranya akan diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemendikbudristek dan berbagai kompetisi lainnya.

“Alhamdulillah sejumlah mahasiswa Unkris mampu berprestasi di tingkat regional maupun nasional baik di bidang olahraga, seni, sains maupun kewirausahaan,” jelas Ayub.

Di bidang pengabdian kepada masyarakat, Unkris memiliki beberapa desa binaan, di antaranya bekerja sama dengan Desa Tugu Utara Kabupaten Bogor. Unkris mendorong Peraturan Desa untuk melindungi masyarakat, melalui Peraturan Desa No. 10 Tahun 2013 tentang Pengendalian Lingkungan Berbasis Masyarakat.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Unkris Prof Gayus Lumbuun meminta para wisudawan/wati tidak hanya berhenti sampai disini dalam menuntut ilmu untuk menggapai sukses. “Tetaplah semangat dalam menuntut ilmu setinggi dan seluas mungkin karena menuntut ilmu tidak mengenal batas usia, demikian halnya dalam meraih kesuksesan tidak ada kata terlambat. Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk memulai, ketekunan, kejujuran dan semangat,” katanya.

Diakui Prof Gayus, dalam perjalanan Unkris menjadi sebuah Universitas hingga mampu bertahan diusia 70 tahun seperti saat ini, tepatnya pada tanggal 1 April 2022, tentunya bukan perjalanan yang mudah. Banyak batu sandungan yang dilalui termasuk didalamnya konflik internal. Namun bersyukur semua itu dapat diatasi dan dilalui hingga pada akhirnya Unkris dapat tetap eksis melayani masyarakat yang mempercayakan pendidikannya di Unkris.

Unkris diakui Prof Gayus semakin berkembang dengan baik, di mana tidak hanya dari segi sarana dan prasarana yang semakin tertata dan lengkap, namun dari capaian perolehan mahasiswa baru juga terus bertambah secara signifikan. Dengan segala pencapaian diyakini bahwa target Unkris menjadi Perguruan Tinggi Unggul di Tahun 2025 akan dengan mudah dicapai.

Ketua Yayasan Unkris Karyatin mengatakan bahwa Unkris telah banyak melakukan terobosan-terobosan baru, di antaranya melakukan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, dunia industri, instansi pemerintah maupun swasta, meningkatkan mutu dan kualitas SDM, melakukan pembangunan dan pembenahan kampus, perbaikan kurikulum, serta meningkatkan kegiatan mahasiswa melalui ajang kreatifitas dan kompetisi-kompetisi.

“Semua ini dilakukan demi untuk memajukan Unkris kedepan sehingga Unkris dapat mengikuti perkembangan zaman dan bersaing dengan perguruan tinggi lain yang saat ini jumlahnya semakin banyak,” tegasnya.

Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia, Prof. Yasonna H Laoly, SH, M.Sc, Ph.D dalam sambutannya mengatakan, bangsa Indonesia saat ini menghadapi tantangan global abad 21 yaitu pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang mencakup pemenuhan kebutuhan manusia, lingkungan, dan spiritual. Pencapaian tantangan tersebut menghadapi kendala dan tantangan ketika pandemic Covid-19 menghantam dunia.

Sementara itu, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tidak bisa dibendung dan semakin pesat berkembang, sehingga mampu mempercepat penyebaran informasi yang juga berpotensi menimbulkan pemahaman beragam atas isu-isu global dan nasional yang mengancam keamanan, keberagaman dan cederung mengoyak nasionalisme kita.

Proses globalisasi dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah menciptakan trasparansi global di mana batas-batas fisik kedaulatan suatu negara seolah-olah tidak ada, sehingga menghadirkan dunia tanpa batas (borderless world).

Perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi, telah mendorong hubungan sosial dan saling ketergantungan antarbangsa, antarnegara, dan antarmanusia semakin besar. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek dan menjadikan globalisasi sebagai fenomena yang bersifat multidimensi.

“Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi semakin memudahkan semua aktivitas manusia. Kemajuan teknologi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, dengan terbentuknya masyarakat dunia yang makin transparan dan terbuka,” katanya.

Menurut Yasonna, kurikulum di perguruan tinggi harus merespons dan adaptif terhadap perkembangan zaman dan teknologi yang sangat cepat dan dinamis. “Perguruan tinggi tidak boleh terjebak pada konservatisme baik kurikulum maupun metode pengajarannya,” tandas Yasonna.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2122 seconds (0.1#10.140)