Wujudkan Kampus Bereputasi Internasional, Institut STIAMI Gelar Kuliah Umum
loading...
Fakultas Ilmu Administrasi Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI menyelenggarakan Kuliah Umum. Foto/Dok/Stiami
A
A
A
JAKARTA - Fakultas Ilmu Administrasi Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI menyelenggarakan Kuliah Umum yang dihadiri oleh Prof. Victor Van Kommer Director/International Bureu of Fiscal Documentation (IBFD) Excecutive Board dan Prof. Dr. Safri Nurmantu.
IBFD merupakan Lembaga Riset Bergengsi dikenal dengan hasil riset yang menjadi referensi bagi otoritas pajak di dunia. Tema kali ini adalah “Tax Policy in The Context of Economy Recovery After the Covid-19 Pandemic”.
Dalam paparannya, Prof Victor Van Kommer menjelaskan bahwa Indonesia harus memperluas basis pajak, dalam hal ini ialah menggali Tax Payer. Jumlah pembayar pajak masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan rakyat Indonesia.
Pemberian insentif pajak sebenarnya tidak perlu dilakukan karena para investor akan tetap berinvestasi di Indonesia tanpa adanya insentif pajak. Indonesia kaya akan sumber daya alam, sumber daya manusia yang cakap dan relatif murah serta pangsa pasar yang sangat besar.
Dekan Fakultas Ilmu Administrasi, Dr. Novianita Rulandari, M.Si., CIQaR mengatakan bahwa penyelenggaraan Kuliah Umum ini selain merupakan bentuk kegiatan Ilmiah juga dalam rangka mewujudkan Institut STIAMI menjadi kampus bereputasi Internasional.
"Ini dalam rangka untuk membawa kampus menjadi lembaga tinggi yang bereputasi internasional," kata Dr. Novianita Rulandari dalam keterangan pers, Kamis (19/5/2022).
IBFD merupakan Lembaga Riset Bergengsi dikenal dengan hasil riset yang menjadi referensi bagi otoritas pajak di dunia. Tema kali ini adalah “Tax Policy in The Context of Economy Recovery After the Covid-19 Pandemic”.
Dalam paparannya, Prof Victor Van Kommer menjelaskan bahwa Indonesia harus memperluas basis pajak, dalam hal ini ialah menggali Tax Payer. Jumlah pembayar pajak masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan rakyat Indonesia.
Pemberian insentif pajak sebenarnya tidak perlu dilakukan karena para investor akan tetap berinvestasi di Indonesia tanpa adanya insentif pajak. Indonesia kaya akan sumber daya alam, sumber daya manusia yang cakap dan relatif murah serta pangsa pasar yang sangat besar.
Dekan Fakultas Ilmu Administrasi, Dr. Novianita Rulandari, M.Si., CIQaR mengatakan bahwa penyelenggaraan Kuliah Umum ini selain merupakan bentuk kegiatan Ilmiah juga dalam rangka mewujudkan Institut STIAMI menjadi kampus bereputasi Internasional.
"Ini dalam rangka untuk membawa kampus menjadi lembaga tinggi yang bereputasi internasional," kata Dr. Novianita Rulandari dalam keterangan pers, Kamis (19/5/2022).
(mpw)
Lihat Juga :
