Rektor UI dari Masa ke Masa, Mulai Tahun 1950 hingga Kini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rektor Universitas Indonesia (UI) dari masa ke masa berasal dari berbagai latar belakang. UI sebagai institusi pendidikan dengan sejarah paling tua di Asia ini telah memiliki rektor sejak tahun 1950.
Cikal bakal UI sendiri bermula sejak tahun 1849. Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1849 membangun sebuah sekolah tinggi ilmu kesehatan. Pada Januari 1851 sekolah tersebut secara resmi dinamakan sebagai Dokter-Djawa School.
Dikutip dari laman resmi UI, sekolah tinggi ini mengkhususkan diri pada ilmu kedokteran , tepatnya pendidikan tenaga mantri. Setelah sempat mengalami perubahan nama di akhir abad 19, tepatnya di tahun 1898, nama Dokter-Djawa School berubah menjadi School tot Opleiding van Indische Artsen (School of Medicine for Indigenous Doctors) atau dikenal juga sebagai STOVIA.
Selama 75 tahun STOVIA berfungsi sebagai tempat pendidikan terbaik untuk calon dokter di Indonesia, sebelum ditutup pada 1927. Namun demikian, sebuah Sekolah Kedokteran kemudian dibangun bersama dengan empat sekolah tinggi lain di beberapa kota di Jawa.
Baca: Unpad Buka Program Beasiswa Pascasarjana, Kuliah Gratis, Dana Riset, dan Tunjangan Hidup
Sekolah tinggi tersebut adalah Technische Hoogeschool te Bandoeng (Fakultas Teknik) yang berdiri di Bandung pada 1920, Recht Hoogeschool (Fakultas Hukum) di Batavia pada 1924, Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte (Fakultas Sastra dan Kemanusiaan) di Batavia pada 1940, dan setahun kemudian dibangunlah Faculteit van Landbouwweteschap (Fakultas Pertanian) di Bogor. Lima sekolah tinggi tersebut merupakan pilar dalam menciptakan the Nood-universiteit (Universitas Darurat), yang dibangun pada tahun 1946.
Nood-universiteit berganti nama menjadi Universiteit van Indonesië pada tahun 1947 dan berpusat di Jakarta. Beberapa professor nasionalis, salah satunya adalah Prof. Mr. Djokosoetono, melanjutkan fungsinya sebagai pengajar untuk Universiteit van Indonesië di Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibukota negara.
Ibukota Indonesia kemudian kembali ke Jakarta pada 1949 setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Universiteit van Indonesië Yogjakarta juga kembali pindah ke Jakarta .
Universiteit van Indonesië kemudian disatukan menjadi “Universiteit Indonesia” pada 1950. Universitas ini mempunyai Fakultas Kedokteran, Hukum, Sastra dan Filsafat di Jakarta, Fakultas Teknik terletak di Bandung, Fakultas Pertanian di Bogor, Fakultas Kedokteran Gigi di Surabaya, serta Fakultas Ekonomi ada di Makasar.
Baca juga: 5 Jurusan Paling Diminati di ITS pada SBMPTN 2022
Fakultas-fakultas yang berada di luar Jakarta kemudian berkembang menjadi universitas-universitas terpisah di antara tahun 1954-1963. Universitas Indonesia di Jakarta mempunyai kampus di Salemba dan terdiri dari beberapa Fakultas seperti: Kedokteran, Kedokteran Gigi, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Sastra, Hukum, Ekonomi, dan Tehnik.
Pada perkembangan selanjutnya berdirilah Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, llmu Komputer dan kemudian Fakultas Keperawatan.
Sebelum kampus Universitas Indonesia di Depok dibangun pada 1987, Universitas Indonesia memiliki tiga lokasi kampus yaitu di Salemba, Pegangsaan Timur dan Rawamangun. Setelah kampus baru didirikan di lahan seluas 320 hektare di Depok, kampus Rawamangun yang mencakup beberapa fakultas dipindah, sementara kampus Salemba masih dipertahankan untuk Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi dan Program Pascasarjana.
Tidak lama setelah tahun 2000, Universitas Indonesia menjadi satu dari beberapa universitas yang mempunyai status Badan Hukum Milik Negara di Indonesia. Perubahan status ini membawa perubahan yang signifikan untuk Universitas Indonesia yaitu otonomi yang lebih besar dalam pengembangan akademis dan pengelolaan keuangan.
Saat ini UI terdiri dari 13 Fakultas, Program Pasca Sarjana dan Program Vokasi. Ketigabelas fakultas tersebut adalah Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Ilmu Keperawatan, Farmasi, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Teknik, Psikologi, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Hukum, Ekonomi, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Pengetahuan Budaya, Ilmu Komputer.
Dari perjalanan panjang yang telah ditempuhnya, UI telah mengalami beberapa kali pergantian rektor. Tercatat ada 21 pergantian rektor termasuk pejabat rektor sementara.
Berikut deretan Rektor UI dari tahun 1950-2019:
1. Presiden ke-1 Universitas Indonesia (1950-1951) Ir. Raden Mas Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo
2. Presiden ke-2 Universitas Indonesia (1951-1954) Prof. Dr. Mr. Raden Soepomo
3. Presiden ke-3 Universitas Indonesia (1954-1958) Prof. Dr. Bahder Djohan
4. Ketua Presidium ke-4 Universitas Indonesia (1958-1962) Prof. Dr. Raden Soedjono Djoened Poesponegoro
5. Rektor ke-5 Universitas Indonesia (1962-1964) Letjen TNI (Purn.) dr. Teuku Mohammad Sjarif Thajeb
6. Rektor ke-6 dan ke-7 Universitas Indonesia (1964-1973) Prof. Dr. Ir. Raden Mas Soemantri Brodjonegoro
7. Pejabat Rektor Universitas Indonesia (1973-1974) Prof. Dr. (HC) Slamet Iman Santoso
8. Rektor ke-8 Universitas Indonesia (1973-1977) Prof. Dr. Mahar Mardjono
9. Prof. Dr. Mahar Mardjono terpilih kembali menjadi Rektor UI ke-9 pada 1978-1982
10. Rektor ke-10 Universitas Indonesia (1982-1985) Brigjen TNI (Purn) Prof. Dr. Nugroho Notosusanto
11. Pejabat Rektor Universitas Indonesia (1985-1986) Prof. Dr.dr.W.A.F.J.Tumbelaka
12. Rektor ke-11 Universitas Indonesia (1986-1990) Prof. Dr. Sujudi
13. Rektor ke-12 Universitas Indonesia (1994-1998) Prof. Dr.dr. Muhammad Kamil Tadjudin, Sp.And
14. Rektor ke-13 Universitas Indonesia (1998-2002) Prof. Dr.dr. Asman Boedisantoso Ranakusuma, SK.Pd, K.E.
15. Rektor ke-14 Universitas Indonesia (2002-2007) Prof. dr. Usman Chatib Warsa, Sp.MK, Ph.D
16. Rektor ke-15 Universitas Indonesia (2007-2012) Prof. Dr. der Soz Gumilar Rusliwa Soemantri
17. Pejabat Sementara Rektor Universitas Indonesia (2012-2013) Prof. Dr.Ir. Djoko Santoso, M.Sc.
18. Pejabat Sementara Rektor Universitas Indonesia (2013-2014) Prof. Dr.Ir. Muhammad Anis, M.Met
19. Pejabat Rektor Universitas Indonesia (2 Oktober 2014-4 Desember 2014) Prof. Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A.
20. Rektor ke-16 Universitas Indonesia (2014-2019) Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met
21. 2019 Rektor ke-17 Universitas Indonesia (2019-2024) Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D.
Lihat Juga: Profil Unesa, Kampus di Surabaya yang Memberi Marselino Ferdinan Beasiswa Kuliah sampai Lulus
Cikal bakal UI sendiri bermula sejak tahun 1849. Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1849 membangun sebuah sekolah tinggi ilmu kesehatan. Pada Januari 1851 sekolah tersebut secara resmi dinamakan sebagai Dokter-Djawa School.
Dikutip dari laman resmi UI, sekolah tinggi ini mengkhususkan diri pada ilmu kedokteran , tepatnya pendidikan tenaga mantri. Setelah sempat mengalami perubahan nama di akhir abad 19, tepatnya di tahun 1898, nama Dokter-Djawa School berubah menjadi School tot Opleiding van Indische Artsen (School of Medicine for Indigenous Doctors) atau dikenal juga sebagai STOVIA.
Selama 75 tahun STOVIA berfungsi sebagai tempat pendidikan terbaik untuk calon dokter di Indonesia, sebelum ditutup pada 1927. Namun demikian, sebuah Sekolah Kedokteran kemudian dibangun bersama dengan empat sekolah tinggi lain di beberapa kota di Jawa.
Baca: Unpad Buka Program Beasiswa Pascasarjana, Kuliah Gratis, Dana Riset, dan Tunjangan Hidup
Sekolah tinggi tersebut adalah Technische Hoogeschool te Bandoeng (Fakultas Teknik) yang berdiri di Bandung pada 1920, Recht Hoogeschool (Fakultas Hukum) di Batavia pada 1924, Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte (Fakultas Sastra dan Kemanusiaan) di Batavia pada 1940, dan setahun kemudian dibangunlah Faculteit van Landbouwweteschap (Fakultas Pertanian) di Bogor. Lima sekolah tinggi tersebut merupakan pilar dalam menciptakan the Nood-universiteit (Universitas Darurat), yang dibangun pada tahun 1946.
Nood-universiteit berganti nama menjadi Universiteit van Indonesië pada tahun 1947 dan berpusat di Jakarta. Beberapa professor nasionalis, salah satunya adalah Prof. Mr. Djokosoetono, melanjutkan fungsinya sebagai pengajar untuk Universiteit van Indonesië di Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibukota negara.
Ibukota Indonesia kemudian kembali ke Jakarta pada 1949 setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Universiteit van Indonesië Yogjakarta juga kembali pindah ke Jakarta .
Universiteit van Indonesië kemudian disatukan menjadi “Universiteit Indonesia” pada 1950. Universitas ini mempunyai Fakultas Kedokteran, Hukum, Sastra dan Filsafat di Jakarta, Fakultas Teknik terletak di Bandung, Fakultas Pertanian di Bogor, Fakultas Kedokteran Gigi di Surabaya, serta Fakultas Ekonomi ada di Makasar.
Baca juga: 5 Jurusan Paling Diminati di ITS pada SBMPTN 2022
Fakultas-fakultas yang berada di luar Jakarta kemudian berkembang menjadi universitas-universitas terpisah di antara tahun 1954-1963. Universitas Indonesia di Jakarta mempunyai kampus di Salemba dan terdiri dari beberapa Fakultas seperti: Kedokteran, Kedokteran Gigi, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Sastra, Hukum, Ekonomi, dan Tehnik.
Pada perkembangan selanjutnya berdirilah Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, llmu Komputer dan kemudian Fakultas Keperawatan.
Sebelum kampus Universitas Indonesia di Depok dibangun pada 1987, Universitas Indonesia memiliki tiga lokasi kampus yaitu di Salemba, Pegangsaan Timur dan Rawamangun. Setelah kampus baru didirikan di lahan seluas 320 hektare di Depok, kampus Rawamangun yang mencakup beberapa fakultas dipindah, sementara kampus Salemba masih dipertahankan untuk Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi dan Program Pascasarjana.
Tidak lama setelah tahun 2000, Universitas Indonesia menjadi satu dari beberapa universitas yang mempunyai status Badan Hukum Milik Negara di Indonesia. Perubahan status ini membawa perubahan yang signifikan untuk Universitas Indonesia yaitu otonomi yang lebih besar dalam pengembangan akademis dan pengelolaan keuangan.
Saat ini UI terdiri dari 13 Fakultas, Program Pasca Sarjana dan Program Vokasi. Ketigabelas fakultas tersebut adalah Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Ilmu Keperawatan, Farmasi, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Teknik, Psikologi, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Hukum, Ekonomi, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Pengetahuan Budaya, Ilmu Komputer.
Dari perjalanan panjang yang telah ditempuhnya, UI telah mengalami beberapa kali pergantian rektor. Tercatat ada 21 pergantian rektor termasuk pejabat rektor sementara.
Berikut deretan Rektor UI dari tahun 1950-2019:
1. Presiden ke-1 Universitas Indonesia (1950-1951) Ir. Raden Mas Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo
2. Presiden ke-2 Universitas Indonesia (1951-1954) Prof. Dr. Mr. Raden Soepomo
3. Presiden ke-3 Universitas Indonesia (1954-1958) Prof. Dr. Bahder Djohan
4. Ketua Presidium ke-4 Universitas Indonesia (1958-1962) Prof. Dr. Raden Soedjono Djoened Poesponegoro
5. Rektor ke-5 Universitas Indonesia (1962-1964) Letjen TNI (Purn.) dr. Teuku Mohammad Sjarif Thajeb
6. Rektor ke-6 dan ke-7 Universitas Indonesia (1964-1973) Prof. Dr. Ir. Raden Mas Soemantri Brodjonegoro
7. Pejabat Rektor Universitas Indonesia (1973-1974) Prof. Dr. (HC) Slamet Iman Santoso
8. Rektor ke-8 Universitas Indonesia (1973-1977) Prof. Dr. Mahar Mardjono
9. Prof. Dr. Mahar Mardjono terpilih kembali menjadi Rektor UI ke-9 pada 1978-1982
10. Rektor ke-10 Universitas Indonesia (1982-1985) Brigjen TNI (Purn) Prof. Dr. Nugroho Notosusanto
11. Pejabat Rektor Universitas Indonesia (1985-1986) Prof. Dr.dr.W.A.F.J.Tumbelaka
12. Rektor ke-11 Universitas Indonesia (1986-1990) Prof. Dr. Sujudi
13. Rektor ke-12 Universitas Indonesia (1994-1998) Prof. Dr.dr. Muhammad Kamil Tadjudin, Sp.And
14. Rektor ke-13 Universitas Indonesia (1998-2002) Prof. Dr.dr. Asman Boedisantoso Ranakusuma, SK.Pd, K.E.
15. Rektor ke-14 Universitas Indonesia (2002-2007) Prof. dr. Usman Chatib Warsa, Sp.MK, Ph.D
16. Rektor ke-15 Universitas Indonesia (2007-2012) Prof. Dr. der Soz Gumilar Rusliwa Soemantri
17. Pejabat Sementara Rektor Universitas Indonesia (2012-2013) Prof. Dr.Ir. Djoko Santoso, M.Sc.
18. Pejabat Sementara Rektor Universitas Indonesia (2013-2014) Prof. Dr.Ir. Muhammad Anis, M.Met
19. Pejabat Rektor Universitas Indonesia (2 Oktober 2014-4 Desember 2014) Prof. Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A.
20. Rektor ke-16 Universitas Indonesia (2014-2019) Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met
21. 2019 Rektor ke-17 Universitas Indonesia (2019-2024) Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D.
Lihat Juga: Profil Unesa, Kampus di Surabaya yang Memberi Marselino Ferdinan Beasiswa Kuliah sampai Lulus
(nnz)