ITB Dorong Penerapan Konsep Smarter The World Living Lab
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pada era Revolusi Industri 4.0 penggunaan teknologi, komunikasi, dan informasi semakin maju dan terus berkembang. Karenanya, digitalisasi merupakan katalisator dalam upaya pemulihan setiap sektor baik sektor ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan lain-lain.
Hal itu disampaikan Ketua Smart City and Community Innovation Center Institut Teknologi Bandung ( SCCIC ITB ), Prof Suhono Supangkat saat membuka webinar bertajuk "International Collaboration for Quality of Life Development: Smarter The World Living Lab".
Prof Suhono juga menegaskan betapa pentingnya digitalisasi dalam menyukseskan agenda-agenda G20.
"Smarter The World Living Lab" merupakan salah satu tagline dalam T20 yang kongruen dengan digitalisasi. “Smarter The World Living Lab” adalah sebuah kolaborasi internasional yang mempertemukan inovasi-inovasi dari berbagai sektor dalam memecahkan isu kompleks baik di perkotaan maupun pedesaan.
"Misalnya, dalam mendukung perbaikan arsitektur kesehatan, Indonesia melakukan digitalisasi dengan meluncurkan aplikasi Peduli Lindungi yang berisi informasi penting tentang yang saling terintegrasi tentang penanganan pandemi Covid-19," kata Prof Suhono Supangkat dalam keterangan pers, (3/7/2022).
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, bahwa kolaborasi internasional dan multilateralisme merupakan kunci dalam mengatasi masalah global multidimensional yang dihadapi oleh dunia saat ini seperti dampak dari pandemi Covid-19, disrupsi rantai pasok dunia, perubahan iklim, dan konflik Rusia-Ukraina.
Lebih lanjut, Rosan juga menyebut, upaya Indonesia sebagai Presidensi G20 dalam mengatasi masalah-masalah yang ada dengan mengangkat tiga isu prioritas dalam presidensi G20 Indonesia tahun 2022 yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi ke arah energi yang berkelanjutan.
Sambutan lainnya datang dari Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi. Ia menyampaikan bahwa salah satu tujuan penting dalam SDGs adalah membuat perkotaan dan pemukiman penduduk menjadi inklusif, aman, dan berkelanjutan.
Hal itu disampaikan Ketua Smart City and Community Innovation Center Institut Teknologi Bandung ( SCCIC ITB ), Prof Suhono Supangkat saat membuka webinar bertajuk "International Collaboration for Quality of Life Development: Smarter The World Living Lab".
Prof Suhono juga menegaskan betapa pentingnya digitalisasi dalam menyukseskan agenda-agenda G20.
"Smarter The World Living Lab" merupakan salah satu tagline dalam T20 yang kongruen dengan digitalisasi. “Smarter The World Living Lab” adalah sebuah kolaborasi internasional yang mempertemukan inovasi-inovasi dari berbagai sektor dalam memecahkan isu kompleks baik di perkotaan maupun pedesaan.
"Misalnya, dalam mendukung perbaikan arsitektur kesehatan, Indonesia melakukan digitalisasi dengan meluncurkan aplikasi Peduli Lindungi yang berisi informasi penting tentang yang saling terintegrasi tentang penanganan pandemi Covid-19," kata Prof Suhono Supangkat dalam keterangan pers, (3/7/2022).
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, bahwa kolaborasi internasional dan multilateralisme merupakan kunci dalam mengatasi masalah global multidimensional yang dihadapi oleh dunia saat ini seperti dampak dari pandemi Covid-19, disrupsi rantai pasok dunia, perubahan iklim, dan konflik Rusia-Ukraina.
Lebih lanjut, Rosan juga menyebut, upaya Indonesia sebagai Presidensi G20 dalam mengatasi masalah-masalah yang ada dengan mengangkat tiga isu prioritas dalam presidensi G20 Indonesia tahun 2022 yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi ke arah energi yang berkelanjutan.
Sambutan lainnya datang dari Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi. Ia menyampaikan bahwa salah satu tujuan penting dalam SDGs adalah membuat perkotaan dan pemukiman penduduk menjadi inklusif, aman, dan berkelanjutan.