Orasi Ilmiah, Hasto: Bangun Sumbar dengan Geopolitik dan Kejar Penguasaan Iptek

Minggu, 03 Juli 2022 - 15:30 WIB
loading...
Orasi Ilmiah, Hasto:...
Doktor Ilmu Pertahanan dan Geopolitik Dr. Hasto Kristiyanto saat menyampaikan Orasi Ilmiah bagi wisudawan ke-127 UNP, Minggu (3/7). Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Sumatera Barat (Sumbar) harus dibangun dengan cara pandang geopolitik, khususnya bermuara pada teori pemikiran geopolitik Soekarno terhadap ketahanan nasional di Sumatera Barat.

Menurut Doktor Ilmu Pertahanan yang juga Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto , Sumatera Barat pernah dirancang sebagai pintu gerbang kemajuan Indonesia di Samudera Hindia.



“Atas model kepemimpinan ini, Soekarno membangun koridor strategis kemajuan nusantara. Sumatera Barat misalnya, dirancang sebagai pintu gerbang kemajuan Indonesia di Samudera Hindia. Sebab Soekarno mencita-citakan, bagaimana Indonesia hadir sebagai the major power di Samudera Hindia,” kata Hasto.

Hal itu disampaikan Hasto ketika menyampaikan Orasi Ilmiah berjudul “Eksistensi Pemikiran Geopolitik Soekarno untuk Ketahanan Nasional”, bagi wisudawan ke-127 Universitas Negeri Padang (UNP), Minggu (3/7/2022).

Kembali ke Hasto, dia menyatakan koridor strategis Sumbar itu menyatu dengan konsepsi untuk menjadikan wilayah Sulawesi sebagai lumbung pangan Indonesia; Sumatera Pusat Perkebunan; Jawa sebagai pusat pendidikan, jasa, dan kekuatan TNI Angkatan Darat; Kalimantan sebagai Ibu Kota Negara (IKN)dan sekaligus pusat kekuatan Angkatan Udara; dan Indonesia Timur sebagai pusat kekuatan Angkatan Laut dan industri Maritim.



Dengan melihat potensi yang begitu besar di Sumatera Barat, lanjut Hasto, maka hegemoni kekuatan pertahanan Indonesia guna menjaga keamanan laut di Samudera Hindia menempatkan Sumatera Barat sebagai kawasan yang sangat penting dan strategis.

“Pertanyaannya, mengapa Soekarno membangun doktrin agar Indonesia menjadi negara terkuat di Kawasan Samudera Hindia? Hal tersebut tidak terlepas dari kepemimpinan intelektual yang telah menjadi bagian kultur Minang, mengingat Pola Pembangunan Semesta Berencana dipimpin oleh Prof Moh Yamin,” urai Hasto.

Hasto lalu membeberkan bagaimana dalam peta geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, Samudera Hindia menjadi pusat pertarungan hegemoni negara-negara maju. AS membangun 13 pangkalan militer. Inggris, Australia, Malaysia dan Singapura membentuk aliansi pertahanan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3992 seconds (0.1#10.140)