Kisah Adam, Putra Tukang Las Masuk UGM Tanpa Tes dan Kuliah Gratis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kisah ketekunan dan kerja keras Adam Adhitya Prayoga ini patut disimak. Meski dia hanyalah putra seorang tukang las namun Adam tetap semangat meraih prestasi menjadi juara kelas hingga akhirnya lolos dan bisa kuliah gratis di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Adam yang diterima di Ilmu Aktuaria UGM adalah putra semata wayang pasangan Hartoyo (46) dan Indria Dewi (43) asal Purworejo, Kadireso, Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sang ayah merupakan satu-satunya tulang punggung dalam keluarga dan menjalani profesi sebagai tukang las dengan penghasilan yang pas-pasan.
Sang ayah telah menjalani usaha bengkel las sejak 2006 silam. Namun, usaha bengkel las yang dikerjakan ayahnya itu tidaklah menentu. Kadang dalam satu bulan sama sekali tidak ada pesanan jasa las. Apa pun dikerjakan oleh sang ayah agar dapur rumahnya tetap mengebul.
Baca: Lolos SMUP Unpad 2022? Begini Cara Daftar Ulangnya
“Usaha las ini tidak pasti, ya biasa sebulan itu tidak ada kerjaan. Kalau pas kondisi seperti itu bapak kerja serabutan,” ungkapnya, dikutip dari laman UGM, Selasa (19/7/2022).
Meski terlahir dari keluarga sederhana, Adam tak pernah mengeluh atas keadaan yang dijalaninya. Kondisi tersebut justru menjadi pelecut semangatnya untuk tekun belajar dan berprestasi di bangku sekolah. Sejak SD hingga SMP ia selalu menjadi bintang kelas. Peringkat pertama tidak pernah lepas dari tangannya sekalipun.
Ia pun berhasil masuk SMA Pradita Dirgantara, Semarang dan mendapatkan beasiswa penuh hingga tiga tahun setelah melalui rangkaian seleksi ketat di tingkat daerah hingga nasional bersaing dengan ratusan siswa lainnya. Beberapa prestasi yang dikantongi Adam saat SMA antara lain Penghargaan Khusus di Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia 2021 dan Medali Perunggu di Mathematics Competition Revolution Unesa 2020. Berkat kemampuan akademisnya yang mumpuni berhasil menghantarkan Adam diterima kuliah di UGM melalui Jalur SNMPTN Undangan atau tanpa tes serta meraih beasiswa KIP hingga dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah.
Baca juga: Cerita Nailah, Mahasiswa ITB yang Berani Membangun Inisiatif untuk Perubahan
“Tidak ada kiat khusus sih, hanya tekun saja, waktunya belajar ya belajar seperti itu saja. Alhamdulillah bisa diterima di UGM dan mendapatkan beasiswa sangat bersyukur,” jelasnya.
Hartoyo mengatakan bahwa keinginan Adam untuk mengejar pendidikan sangat kuat. Meski dalam kondisi keluarga yang pas-pasan, ia tetap mendukung keinginan putra tunggalnya itu.
“Keinginan untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya itu sangat kuat. Saya sebagai orang tua selalu mendukung, bagaimanapun caranya pasti kami usahakan untuk pendidikan anak,” tuturnya.
Hanya saja sejak dini ia berpesan pada putranya untuk bisa mencari beasiswa agar bisa meringankan biaya pendidikan selama kuliah. Sebab, dengan kondisi keluarga akan terasa berat jika harus membayar biaya kuliah secara mandiri.
"Harapannya nanti anak bisa lancar kuliahnya dan apa yang menjadi cita-citanya bisa terwujud," ucapnya.
Adam yang diterima di Ilmu Aktuaria UGM adalah putra semata wayang pasangan Hartoyo (46) dan Indria Dewi (43) asal Purworejo, Kadireso, Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sang ayah merupakan satu-satunya tulang punggung dalam keluarga dan menjalani profesi sebagai tukang las dengan penghasilan yang pas-pasan.
Sang ayah telah menjalani usaha bengkel las sejak 2006 silam. Namun, usaha bengkel las yang dikerjakan ayahnya itu tidaklah menentu. Kadang dalam satu bulan sama sekali tidak ada pesanan jasa las. Apa pun dikerjakan oleh sang ayah agar dapur rumahnya tetap mengebul.
Baca: Lolos SMUP Unpad 2022? Begini Cara Daftar Ulangnya
“Usaha las ini tidak pasti, ya biasa sebulan itu tidak ada kerjaan. Kalau pas kondisi seperti itu bapak kerja serabutan,” ungkapnya, dikutip dari laman UGM, Selasa (19/7/2022).
Meski terlahir dari keluarga sederhana, Adam tak pernah mengeluh atas keadaan yang dijalaninya. Kondisi tersebut justru menjadi pelecut semangatnya untuk tekun belajar dan berprestasi di bangku sekolah. Sejak SD hingga SMP ia selalu menjadi bintang kelas. Peringkat pertama tidak pernah lepas dari tangannya sekalipun.
Ia pun berhasil masuk SMA Pradita Dirgantara, Semarang dan mendapatkan beasiswa penuh hingga tiga tahun setelah melalui rangkaian seleksi ketat di tingkat daerah hingga nasional bersaing dengan ratusan siswa lainnya. Beberapa prestasi yang dikantongi Adam saat SMA antara lain Penghargaan Khusus di Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia 2021 dan Medali Perunggu di Mathematics Competition Revolution Unesa 2020. Berkat kemampuan akademisnya yang mumpuni berhasil menghantarkan Adam diterima kuliah di UGM melalui Jalur SNMPTN Undangan atau tanpa tes serta meraih beasiswa KIP hingga dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah.
Baca juga: Cerita Nailah, Mahasiswa ITB yang Berani Membangun Inisiatif untuk Perubahan
“Tidak ada kiat khusus sih, hanya tekun saja, waktunya belajar ya belajar seperti itu saja. Alhamdulillah bisa diterima di UGM dan mendapatkan beasiswa sangat bersyukur,” jelasnya.
Hartoyo mengatakan bahwa keinginan Adam untuk mengejar pendidikan sangat kuat. Meski dalam kondisi keluarga yang pas-pasan, ia tetap mendukung keinginan putra tunggalnya itu.
“Keinginan untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya itu sangat kuat. Saya sebagai orang tua selalu mendukung, bagaimanapun caranya pasti kami usahakan untuk pendidikan anak,” tuturnya.
Hanya saja sejak dini ia berpesan pada putranya untuk bisa mencari beasiswa agar bisa meringankan biaya pendidikan selama kuliah. Sebab, dengan kondisi keluarga akan terasa berat jika harus membayar biaya kuliah secara mandiri.
"Harapannya nanti anak bisa lancar kuliahnya dan apa yang menjadi cita-citanya bisa terwujud," ucapnya.
(nnz)