Profil Rektor UI ke-10 yang Berlatar Belakang Militer, Brigjen TNI (Purn) Prof. Dr. Nugroho Notosusanto

Kamis, 21 Juli 2022 - 15:19 WIB
loading...
Profil Rektor UI ke-10...
Profil Rektor UI ke-10 yang berlatar belakang militer Brigjen TNI (Purn) Prof. Dr. Nugroho Notosusanto. Foto/Tangkap layar laman UI.
A A A
JAKARTA - Rektor Universitas Indonesia (UI) ke-10 adalah Brigjen TNI (Purn) Prof.Dr. Nugroho Notosusanto. Rektor UI yang berlatar belakang militer ini tercatat memimpin UI dari tahun 1982-1985.

Sejarah berdirinya UI bermula sejak tahun 1849 dan merupakan representasi institusi pendidikan dengan sejarah paling tua di Asia. Memulai sejarah sejak zaman pendudukan Belanda hingga setelah tahun 2000 UI menjadi satu dari beberapa universitas yang mempunyai status Badan Hukum Milik Negara, kampus yang saat ini dipimpin Rektor Prof Ari Kuncoro itu telah mengalami beberapa kali pergantian rektor termasuk pejabat rektor sementara.

Pada awalnya, rektor UI menggunakan sebutan Presiden. Presiden pertama UI adalah IR. Raden Mas Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo. Lalu pada 1962, sebutan Presiden berganti dengan Rektor dimana saat itu jabatan Rektor ke-5 yang memimpin pada 1962-1964 adalah Letjen TNI (Purn) Dr Teuku Mohammad Sjarif Thajeb.

Baca: Mengenal Fakultas Kedokteran Militer Unhan dan Prospek Kerjanya

Selain Letjen TNI (Purn) Dr Teuku Mohammad Sjarif Thajeb, Rektor UI yang berasal dari latar belakang militer lainnya adalah Brigjen TNI (Purn) Prof. Dr. Nugroho Notosusanto. Dia memimpin UI pada tahun 1982 hingga 1985.

Dikutip dari laman kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, berikut ini profil Rektor UI ke-10 Brigjen TNI (Purn) Prof. Dr. Nugroho Notosusanto.

Prof. Dr. Nugroho Notosusanto lahir di Rembang, Jawa Tengah pada 15 Juni 1931. Dia menempuh pendidikan Sekolah Dasar di Jakarta pada 1944 dan melanjutkan pendidikan SMP dan SMA di DI Yogyakarta pada 1947 dan 1951.

Prof. Dr. Nugroho Notosusanto kemudian melanjutkan kuliah ke Fakultas Sastra UI dan tamat pada tahun 1960. Pada tahun 1962 ia memperdalam pengetahuan di bidang Sejarah dan Filsafat di University of London. Gelar doktor diraihnya dari UI dengan tesis The Peta Army during the Japanese Occupation, 1977.

Pada masa revolusi ia tergabung dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Tentara Pelajar (TP) Brigade 17. Nugroho juga menjadi Kepala Kepala Pusat Sejarah Militer ABRI, dengan pangkat tituler brigadir jenderal dan ia juga seorang pengajar di Lemhanas dan Sesko ABRI. Ia juga anggota Dewan Badan Pertimbangan Perintis Kemerdekaan, di samping aktif dalam berbagai pertemuan ilmiah di dalam dan luar negeri.

Sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nugroho mencetuskan sistem penerimaan mahasiswa tanpa tes. Kurikulum 1975 dinilainya terlalu sarat materi. Ia mengadakan kurikulum inti dan pilihan, kemudian pembagian jurusan di SMA : IPS, IPA, dan Bahasa tidak digunakan lagi. Guna mendukung wajib belajar, Nugroho mengadakan program orangtua asuh. Nugroho juga dinilai banyak pihak turut mengembangkan ilmu humaniora di Indonesia.

Nugroho juga dikenal sebagai penulis produktif dan karyanya tersebar di berbagai media massa. Ia telah menulis 30 buku dan brosur, di antaranya Pemberontakan Peta Blitar 14 Februari, (1968), The Coup Attemp of the September 30 Movement in Indonesia (1968, bersama Ismail Saleh) dan The Battle of Surabaya (1970). Karya fiksinya, antara lain, Tiga Kota (1959), dan Hijau Tanahku Hijau Bajuku (1961).

Nugroho juga masih sempat menerjemahkan : Kisah Perang Salib di Eropa (1968, dari Dwight D. Eisenhower, Crusade in Europe), Kisah daripada Bahasa (1971, dari Mario Pei, The Story of Language), dan Mengerti Sejarah (1975, dari Louis Gottschalk, Understanding History: A Primer of Historical Method).

Salah satu buku Nugroho yang berjudul Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara (1981), sempat mengundang kritik beberapa ahli sejarah, dan dinyatakan sebagai "pamflet". Mantan redaktur majalah Gelora, Kompas, Tjerita, Mahasiswa, dan Persepsi, ini berusaha membaca 1.000 halaman dalam seminggu. Nugroho meninggal dunia 3 Juni 1985, ia meninggalkan seorang isteri, Irma Sawitri, dan tiga orang anak.

Baca juga: Kuliah Umum di UI, Ramos-Horta Ingin Wujudkan Kerja Sama Bidang Pendidikan dan SDM

Riwayat Karier

1. Badan Keamanan Rakyat

2. Tentara Pelajar Brigade 17

3. TNI (1945-1951)

4. Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan Fakultas Sastra UI (1963-1964)

5. Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan UI (1964-1967)

6. Dosen Sesko ABRI dan Lemhanas (1964-1985)

7. Rektor Universitas Indonesia (1982-1985)

8. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Pembangunan IV (1983-1985)

Kegiatan Lain

1. Anggota Dewan Pers (1974-1985)

2. Anggota Badan Pertimbangan Perintis Kemerdekaan (1975-1985)

Karya Tulis

1. Pemberontakan Peta Blitar Melawan Jepang 14 Februari 1944

2. The Coup Attempt of the September 30 Movement in Indonesia (bersama Ismail Saleh), 1968

3. The Dual Function of the Indonesian Armed Forces Especially since 1966

4. Naskah Proklamasi yang Otentik dan Rumusan Pancasila yang Otentik

5. Sejarah Nasional Indonesia (Editor) Jilid VI

6. Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara (ed)

Jabatan Dalam Kabinet

1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam kabinet Pembangunan IV masa kerja 29 Maret 1983 - 19 Maret 1988
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
UPI Resmi Buka Pendaftaran...
UPI Resmi Buka Pendaftaran Jalur Mandiri 2025, Cek Jadwal dan Syaratnya di Sini
5 Sekolah Kedinasan...
5 Sekolah Kedinasan Semi Militer untuk Jadi Calon PNS, Nomor 1 Ahli Intelijen
Tingkatkan Akses Pendidikan...
Tingkatkan Akses Pendidikan Tinggi, UI Kembangkan Pendidikan Berbasis Siber
Mengenal 3 Jalur Mandiri...
Mengenal 3 Jalur Mandiri Universitas Jember 2025 dan Jadwal Pendaftarannya
Kemitraan UI dan UC...
Kemitraan UI dan UC Berkeley Makin Erat, Dorong Riset Lintas Negara
UI Gelar Diskusi Strategis...
UI Gelar Diskusi Strategis Soal OECD, BRICS, dan Masa Depan Sumber Daya Nasional
Melawan India Perkuat...
Melawan India Perkuat Popularitas Militer Pakistan di Dalam dan Luar Negeri
Guru Besar Unair Ingatkan...
Guru Besar Unair Ingatkan Menyampaikan Pendapat secara Bertanggung Jawab Bukan dengan Anarkis
Dedi Mulyadi Tak Ingin...
Dedi Mulyadi Tak Ingin Terburu-buru Kebijakan Pendidikan di Barak Militer Diberlakukan Nasional
Rekomendasi
Dior Diserang Hacker!...
Dior Diserang Hacker! Nama, Kontak, dan Riwayat Belanja Para Sultan Bocor!
Hasil Liga Futsal Profesional...
Hasil Liga Futsal Profesional 2025: Telat Panas, Bintang Timur Surabaya Libas Tiga Radja United 6-1
Hasil Liga Futsal Profesional...
Hasil Liga Futsal Profesional 2025: Black Steel FC Bungkam Sadakata United Lima Gol Tanpa Balas
Trump Akui Pakistan...
Trump Akui Pakistan Tidak Dapat Diabaikan, Ini Alasannya
Siap Menghibur dan Penuh...
Siap Menghibur dan Penuh Nilai Kebaikan, Entong Tayang Setiap Hari di GTV Amazing Kids!
10 Napi Kabur dari Penjara...
10 Napi Kabur dari Penjara Lewat Dinding Sel Toilet: Terlalu Mudah!
Berita Terkini
UGM Sediakan 3.670 Kursi...
UGM Sediakan 3.670 Kursi untuk Mahasiswa Baru di Jalur Mandiri 2025, Segera Daftar!
Perpusnas Luncurkan...
Perpusnas Luncurkan Program KKN Tematik Literasi dan Relima
Ikut Jejak Lyodra, Siswi...
Ikut Jejak Lyodra, Siswi Indonesia Cetak Sejarah di Kompetisi Menyanyi Dunia
SPMB Jakarta 2025 Resmi...
SPMB Jakarta 2025 Resmi Dibuka, Ini Jalur, Kuota, dan Jadwal Lengkapnya
Cara Daftar SPMB Jakarta...
Cara Daftar SPMB Jakarta 2025, Ini 6 Langkah Mudahnya!
SPMB Jakarta Resmi Dibuka...
SPMB Jakarta Resmi Dibuka 19 Mei 2025, Catat Jadwal Penerimaan SD, SMP, SMA, dan SMK
Infografis
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer India vs Pakistan, Siapa Unggul?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved