Kisah Perjuangan Egi, demi Sekolah Rela Berjalan Kaki Naik Turun Bukit 3,5 Kilometer
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah siswa sekolah dasar di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, banyak ditemukan yang tinggal di daerah pelosok. Siswa-siswi yang berangkat ke sekolah terpaksa harus jalan kaki dengan jarak berkilomer jauhnya.
Tidak hanya itu, beberapa siswa dan murid harus menyeberangi jembatan gantung, atau rakit yang terbuat dari bambu untuk pergi ke sekolah demi mendapatkan pendidikan yang layak.
Egi Sugilar (13) misalnya, anak asal Kampung Pasir Kohkol, Desa Kertamukti, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, terpaksa harus berjalan kaki sejauh 3,5 kilometer setiap harinya untuk sampai di sekolahnya.
Bocah kelas 6 SD tersebut tercatat sebagai murid di SDN Cigombong, Kecamatan Cibinong. Anak berkulit sawo matang tersebut harus bangun tidur sekitar pukul 04.00 WIB pagi, setelah mandi, kemudian solat subuh, dirinya langsung bersiap-siap berangkat ke sekolahnya.
Bocah yang bercita-cita menjadi anggota TNI tersebut mulai berjalan kaki dari rumahnya, sekitar pukul 5.00 WIB pagi.
Bocah kelahiran tahun 2009 itu setelah melangkahkan kaki dari rumahnya untuk pergi sekolah, dirinya langsung mengajak teman-temannya untuk pergi sekolah bersama-sama.
Bukan jalanan lurus, atau jalan aspal, bahkan trotoar yang mulis yang dilalui kebanyakan siswa diperkotaan untuk sampai ke sekolah. Melainkan bukit yang menanjak, hingga rumput-rumput ilalang.
Namun saat terjadi hujan turun, Egi terpaksa harus melalui jalan yang dipenuhi dengan lumpur, agar sepatunya tetap bersih, kadang bocah berambut ikal tersebut harus membuka sepatunya agar tetap bersih, dan berjalan kaki tanpa menggunakan alas.
Tidak hanya itu, beberapa siswa dan murid harus menyeberangi jembatan gantung, atau rakit yang terbuat dari bambu untuk pergi ke sekolah demi mendapatkan pendidikan yang layak.
Egi Sugilar (13) misalnya, anak asal Kampung Pasir Kohkol, Desa Kertamukti, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, terpaksa harus berjalan kaki sejauh 3,5 kilometer setiap harinya untuk sampai di sekolahnya.
Bocah kelas 6 SD tersebut tercatat sebagai murid di SDN Cigombong, Kecamatan Cibinong. Anak berkulit sawo matang tersebut harus bangun tidur sekitar pukul 04.00 WIB pagi, setelah mandi, kemudian solat subuh, dirinya langsung bersiap-siap berangkat ke sekolahnya.
Bocah yang bercita-cita menjadi anggota TNI tersebut mulai berjalan kaki dari rumahnya, sekitar pukul 5.00 WIB pagi.
Bocah kelahiran tahun 2009 itu setelah melangkahkan kaki dari rumahnya untuk pergi sekolah, dirinya langsung mengajak teman-temannya untuk pergi sekolah bersama-sama.
Bukan jalanan lurus, atau jalan aspal, bahkan trotoar yang mulis yang dilalui kebanyakan siswa diperkotaan untuk sampai ke sekolah. Melainkan bukit yang menanjak, hingga rumput-rumput ilalang.
Namun saat terjadi hujan turun, Egi terpaksa harus melalui jalan yang dipenuhi dengan lumpur, agar sepatunya tetap bersih, kadang bocah berambut ikal tersebut harus membuka sepatunya agar tetap bersih, dan berjalan kaki tanpa menggunakan alas.