Mahasiswa PENS Kembangkan Robot Observasi Gunung Berapi

Kamis, 04 Agustus 2022 - 09:26 WIB
loading...
Mahasiswa PENS Kembangkan...
Robot observasi gunung berapi karya mahasiswa PENS. Foto/Tangkap layar laman Dikti Vokasi.
A A A
JAKARTA - Indonesia termasuk negara yang rawan bencana . Kepedulian terhadap kondisi ini pun memacu enam mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ( PENS ) berinovasi menciptakan robot observasi gunung berapi berbasis adaptive morphology.

Salah seorang penggagas robot observasi gunung berapi, Haris Hidayatullah, mengungkapkan, gagasan membuat robot ini bermula dari adanya risiko pasca-erupsi gunung berapi. “Biasanya pasca-erupsi gunung berapi peneliti datang untuk mengambil sample material,” katanya, dikutip dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kamis (4/8/2022).

Baca: Dukung Pelaksanaan MBKM, Kemendikbudristek Kerja Sama dengan Perbankan

Namun, untuk menuju lokasi areal bencana gunung berapi memiliki risiko yang besar. Pasalnya, tidak jarang pasca-erupsi sering kali memunculkan gas beracun. “Robot ini diciptakan untuk mendeteksi gas beracun,” jelasnya.

Robot ini juga berfungsi untuk mengambil sampel material, seperti belerang dan mengecek gas beracun di wilayah bencana. Haris menjelaskan, sebelumnya ia bersama timnya juga melakukan riset untuk melihat kondisi di areal gunung berapi. “Riset itu diperlukan untuk mengetahui kondisi pasca-erupsi,” katanya.

Hasil riset itulah yang lantas digunakan untuk mendesain robot. Oleh karena itu, desain robot dibuat agar bisa berjalan sesuai kondisi di pegunungan. “Rodanya kita rancang untuk medan yang berbatu, berpasir, hingga yang berlumpur,” terang Haris.

Diakui Haris, robot observasi gunung berapi tersebut didesain untuk bisa naik ke puncak gunung. “Robot ini bisa naik ke gunung dengan mekanisme crawling,” ujarnya.

Haris mengungkapkan, pengerjaan robot ini memakan waktu selama 2 tahun, termasuk riset hingga desain dan realisasinya. Untuk saat ini, robot tersebut masih dikendalikan melalui remote control. Akan tetapi, ke depannya akan dikembangkan autonomous.

Baca juga: Catat, Pengumuman Hasil Seleksi Sarjana Terapan Unpad 8 Agustus 2022

Melalui teknologi tersebut nantinya robot bisa mengatur sendiri wilayah yang akan diobservasi. “Untuk saat ini masih mengunakan remote yang bisa dikendalikan dari jarak 3-5 kilometer,” jelas Haris.

Haris pun menjelaskan ada banyak keunggulan pada robot tersebut, di antaranya robot dapat digunakan untuk mengobservasi gas-gas beracun dan membawa material serta bisa berjalan di wilayah gunung berapi.

Haris menambahkan, pengerjaan robot ini memakan waktu selama 2 tahun, termasuk riset hingga desain dan realisasinya. Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi.

“Robot ini sangat membantu BPBD untuk memperoleh data awal erupsi gunung berapi dan tidak ada perlu orang yang ke sana,” ujar Haris. Haris juga berharap, produk inovasi mahasiwa PENS ini bisa diproduksi massal, sehingga bisa dimanfatkan masyarakat.

Hanya saja, saat ini robot tersebut masih dalam proses pengembangan. Salah satu yang sedang dikembangkan adalah autonomous. “Setelah secara fungsional terpenuhi, baru kita produksi,” katanya.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1711 seconds (0.1#10.140)