IPB Kembangkan Rumpun Ayam Lokal Unggul, Tahan Penyakit dan Tumbuh Cepat

Rabu, 10 Agustus 2022 - 17:21 WIB
loading...
IPB Kembangkan Rumpun Ayam Lokal Unggul, Tahan Penyakit dan Tumbuh Cepat
Tim peneliti IPB University mengembangkan rumpun ayam lokal unggul IPB D1. Foto/Humas IPB University.
A A A
JAKARTA - Peneliti Fakultas Peternakan dan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedia (SKHB) IPB University mengembangkan ayam lokal pedaging unggul IPB D1. Ayam IPB D1 diklaim tahan penyakit, tumbuh cepat dan memiliki daging berantioksidan tinggi sebagai pangan fungsional.

Peneliti yang terlibat dalam perakitan ayam unggul IPB D1 yaitu Prof Cece Sumantri sebagai ketua, Dr Sri Darwati, Prof Niken Ulupi, Prof Sumiati dan Dr Sri Murtini sebagai anggota.

Prof Cece menerangkan, pembentukan ayam IPB D1 merupakan langkah yang sangat strategis. Hal ini karena dalam rangka menjaga ketahanan pangan dan kemandirian pangan protein hewani yang berasal dari ayam lokal di masyarakat pedesaan.

Baca juga: Apakah PKN STAN Ada Asrama untuk Mahasiswa? Simak Jawabannya

Pakar Ayam dari IPB University itu melanjutkan, berkembangnya industri pembibitan, pakan serta teknik budidaya ayam lokal diharapkan dapat mengurangi ketergantungan daging maupun telur dari ayam ras yang bibit dan pakannya masih berbasis impor.

"Dengan demikian, agribisnis peternakan ayam lokal dapat berkembang dengan baik terutama di pedesaan yang secara langsung akan menggerakan perekonomian pedesaan," katanya, melalui siaran pers, Rabu (10/8/2022).

Prof Cece menjelaskan, Ayam IPB D1 dikembangkan oleh Tim Fakultas Peternakan IPB University sejak tahun 2010. Ayam lokal tersebut merupakan persilangan dari jantan F1 (Pelung x Sentul) dengan betina F1 (kampung x Parent Stock Cobb pedaging). Secara genetik, ayam IPB D1 mempunyai komposisi gen ayam pelung : sentul : kampung: Cobb, masing-masing sebesar 25 persen.

Dosen IPB University itu menjelaskan, ayam IPB D1 disilangkan sesamanya sampai generasi ke-5 dan dilakukan seleksi melalui penggunaan genetika molekuler.

Penelitian ayam IPB University untuk bidang Pemuliaan dan Genetika Ternak dikerjakan oleh Prof Cece Sumantri dan Dr Sri Darwati. Sementara, teknik budi daya dikerjakan oleh Prof Niken Ulupi, dan terkait ketahanan penyakit dilakukan oleh Dr Drh Sri Murtini serta untuk bidang pakannya dikerjakan oleh Prof Sumiati.

Tak hanya itu, riset ini juga dilengkapi dengan aspek teknologi hasil ternak oleh Prof Irma Isnafia Arief serta aspek sosial ekonomi peternakan dan pemasarannya oleh Dr Lucia Cyrilla.

Pada Tahun 2019, Ayam IPB D1 telah ditetapkan sebagai rumpun baru ayam lokal pedaging unggul dengan SK No.693/KPTS/PK.230/M/9/2019. Ayam IPB D1 diklaim memiliki kemampuan tumbuh cepat, kualitas daging baik, dan tahan terhadap penyakit Newcastle Disease (ND) dan Salmonella.

Prof Cece melanjutkan, pengembangan ayam IPB D1 sejak tahun 2020 ditargetkan untuk mendapatkan calon galur induk betina IPB D2 (female line). Indukan tersebut diharapkan dapat lebih tahan lagi terhadap penyakit terutama ND. Serta calon galur pejantan IPB D3 (male line) yang lebih cepat tumbuh lagi.

“Dengan demikian, akan menghasilkan ayam IPB D1 upgrade yang lebih unggul, baik dalam ketahanan penyakit, pertumbuhan dan kualitas dagingnya terutama kandungan mineral Fe dan Zn pada dagingnya,” kata Prof Cece.

Ia berharap, pada tahun 2024 untuk galur IPB D2 dan tahun 2026 untuk galur IPB D3 dapat disetujui untuk dilepas sebagai galur baru oleh Tim Komisi Penetapan dan Pelepasan Rumpun dan Galur Ternak, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Baca juga: ITPLN Buka Program Studi Baru Geografi untuk Jenjang S1

Berdasarkan kajian yang sudah dilakukan, ayam IPB D1 memiliki bobot berkisar antara 0,9 - 1,1 kilogram pada umur 10 minggu, ketahanan terhadap penyakit ND tinggi, produksi telur mencapai 45 persen, kandungan mineral pada daging yang tinggi dan proporsi daging dada mencapai 20 persen.

Sementara, ayam IPB D2 memiliki bobot sekitar 1,0 - 1,3 kilogram pada umur 10 minggu, ketahanan terhadap penyakit ND yang tinggi, kandungan mineral pada daging yang tinggi dan proporsi daging dada mencapai 20 persen, serta kemampuan produksi telur mencapai 50 persen.

Adapun ayam IPB D3 dapat menghasilkan bobot lebih dari 1,3 kilogram pada umur 10 minggu, ketahanan terhadap penyakit ND yang tinggi, proporsi daging dada mencapai 20 persen, serta kemampuan produksi telur mencapai 45 persen.

Terkait pengembangan, Prof Cece mengaku telah menjalin kerja sama dengan beberapa mitra. Ia menjelaskan, kerjasama dengan mitra dari industri sudah dilakukan sejak tahun 2017 dengan Ir Bambang Krista MM dari UD Citra Lestari Farm sebagai Licensor ayam IPB D1.

Pada 10 Agustus 2022 bertepatan dengan Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas), IPB University melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) melakukan launching inovasi varietas ayam ini, bertempat di Gedung rektorat, Kampus Dramaga, Bogor.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2514 seconds (0.1#10.140)