Mahasiswi UGM Masuk Daftar 41 Peneliti Muda Peraih Beasiswa Bayer Foundation-Germany

Jum'at, 12 Agustus 2022 - 15:54 WIB
loading...
Mahasiswi UGM Masuk Daftar 41 Peneliti Muda Peraih Beasiswa Bayer Foundation-Germany
Mahasiswa doktor Fakultas Biologi UGM Tiara Putri. Foto/Tangkap layar laman UGM.
A A A
JAKARTA - Bayer Foundation merupakan organisasi asal Jerman yang memberikan beasiswa bagi peneliti- peneliti muda di bidang sains untuk melakukan kolaborasi riset di negara lain selama masa studi. Tahun ini ada 41 orang yang terpilih di beasiswa tersebut.

41 peneliti muda tersebut mendapatkan beasiswa di bidang medical sciences, agricultural science, dan drug discovery. Salah satu peneliti muda Indonesia yang terpilih adalah Tiara Putri, mahasiswa doktor Fakultas Biologi, UGM.

Tiara terpilih untuk menjalankan program double degree di Department of Molecular Genetics and Infection Biology, Universitat Greifswald, Jerman.

Baca juga: 15 Kampus Terbaik di Indonesia Versi UniRank 2022, UI No 1

Penelitian yang akan dilakukan berjudul “Insights Into the Co-infection of Streptococcus pneumoniae in the Upper Respiratory Tract of COVID-19 Virus Infected Children”.

Penelitian yang dipromotori Dekan Fakultas Biologi UGM Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono dan Prof. Dr.rer.nat. Sven Hammerschmidt dari Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitat Greifswald dilatarbelakangi pandemi Covid-19 yang telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan menjadi pandemi pertama di abad ke-21.

“Sebagai seorang ibu dari dua anak, fokus utama saya adalah kesehatan keluarga saya terutama anak-anak. Pengaruh lockdown ini jelas memberikan dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental anak-anak,” dikutip dari laman resmi UGM, Jumat (12/8/2022).

Tiara menyampaikan, ketika studi awal anak-anak tidak banyak berkontribusi terhadap penyebaran virus ini. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak-anak mampu menyebarkan infeksi. Selain itu, juga diketahui bahwa beberapa bakteri oportunistik di saluran pernapasan bagian atas berperan penting dalam tingkat morbiditas pasien, salah satunya S. pneumoniae.

“Sebagai peneliti, kita perlu mengembangkan pengetahuan melalui riset yang tepat sasaran untuk masa depan anak-anak kita, karena merekalah yang nantinya akan meneruskan estafet kepemimpinan bangsa,” ujarnya.

Dalam pandemi influenza sebelumnya, S. pneumoniae adalah bakteri yang paling banyak ditemukan pada pasien yang meninggal akibat pneumonia. Indonesia merupakan negara dengan penderita pneumonia terbesar ke-6 di dunia, namun data mengenai penyebaran pneumococcus di Indonesia masih minim.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3055 seconds (0.1#10.140)