Mahasiswa UGM Sulap Styrofoam Bekas Jadi Penyerap Limbah Laundry
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) memanfaatkan limbah styrofoam dan limbah cangkang udang sebagai solusi penyerap limbah laundry. Inovasi ini digagas agar air limbah dari usaha jasa laundry tidak mencemari lingkungan sekitar.
Tim mahasiswa UGM tersebut terdiri dari lima mahasiswa. Yakni Mandrea Nora, Virna Agustisari, Adyatma Bhagaskara, Alice Lim dari FMIPA, dan Hardian Ridho Alfalah dari Fakultas Biologi UGM.
Limbah styrofoam dan limbah cangkang udang itu dimanfaatkan sebagai adsorben atau penyerap limbah laundry karena dinilai banyak dijumpai di lingkungan sekitar.
Baca juga: Binus University Pamerkan Automated Angklung pada Pameran Seni dan Teknologi di Austria
Absorben ramah lingkungan itu dibuat melalui pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta Kemendikbudristek dengan judul Membran Polistirena Sulfonat-Kitosan dari Kombinasi Limbah Styrofoam dan Kulit Udang sebagai Adsorben Surfaktan Anionik pada Limbah Laundry.
“Kami memanfaatkan peluang dari melimpahnya jumlah limbah styrofoam dan kulit udang untuk menciptakan membran yang mampu mengatasi permasalahan limbah laundry ini,” tutur Hardian, dikutip dari laman UGM, Selasa (23/8/2022).
Mandrea menjelaskan, hasil cucian laundry biasanya dibuang tanpa diolah sehingga menghasilkan limbah cair yang mengandung surfaktan berbahaya. Sementara itu beberapa detergen mengandung jenis surfaktan yang sulit terurai seperti Alkil Benzena Sulfonat (ABS) dan dapat menimbulkan masalah lingkungan.
Oleh sebab itu, mereka berupaya membuat membran yang dapat menyerap komponen ABS dari limbah laundry di bawah bimbingan Drs. Dwi Siswanta.
Dalam pembuatan membran adsorben ini, mereka menggunakan limbah styrofoam. Sytrofoam ini bersifat non-biodegradable yang dapat menyumbang penumpukan limbah sehingga diperlukan pengolahan secara kimia melalui isolasi dan konversi kandungan polistirena di dalamnya menjadi polistirena sulfonat (PSS).
Baca juga: Riset GeNose C19 Berhasil Publikasi di Jurnal Internasional Bereputasi
Sementara itu kitosan dari limbah kulit udang digunakan sebagai polikatonik yang dapat menyerap limbah dalam jumlah besar.
Mandrea menyampaikan, kombinasi PSS dan kitosan tersebut menghasilkan adsorben berupa membran polielektrolit yang dapat diibaratkan sebagai bola dengan kutub positif dan negatif.
Kutub positif mewakili kitosan yang berfungsi untuk menarik ABS pada limbah laundry. Sedangkan kutub negatif mewakili PSS yang berperan sebagai penguat struktur membran.
“Inovasi membran PSS-kitosan diharapkan dapat menjadi inisiator dalam pengembangan adsorben ramah lingkungan. Pembuatan membran ini melibatkan pemanfaatan limbah yang berasal dari lingkungan sehingga selain menciptakan lingkungan yang bebas oleh limbah laundry, dapat pula mengatasi persoalan limbah styrofoam dan kulit udang,” pungkasnya.
Tim mahasiswa UGM tersebut terdiri dari lima mahasiswa. Yakni Mandrea Nora, Virna Agustisari, Adyatma Bhagaskara, Alice Lim dari FMIPA, dan Hardian Ridho Alfalah dari Fakultas Biologi UGM.
Limbah styrofoam dan limbah cangkang udang itu dimanfaatkan sebagai adsorben atau penyerap limbah laundry karena dinilai banyak dijumpai di lingkungan sekitar.
Baca juga: Binus University Pamerkan Automated Angklung pada Pameran Seni dan Teknologi di Austria
Absorben ramah lingkungan itu dibuat melalui pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta Kemendikbudristek dengan judul Membran Polistirena Sulfonat-Kitosan dari Kombinasi Limbah Styrofoam dan Kulit Udang sebagai Adsorben Surfaktan Anionik pada Limbah Laundry.
“Kami memanfaatkan peluang dari melimpahnya jumlah limbah styrofoam dan kulit udang untuk menciptakan membran yang mampu mengatasi permasalahan limbah laundry ini,” tutur Hardian, dikutip dari laman UGM, Selasa (23/8/2022).
Mandrea menjelaskan, hasil cucian laundry biasanya dibuang tanpa diolah sehingga menghasilkan limbah cair yang mengandung surfaktan berbahaya. Sementara itu beberapa detergen mengandung jenis surfaktan yang sulit terurai seperti Alkil Benzena Sulfonat (ABS) dan dapat menimbulkan masalah lingkungan.
Oleh sebab itu, mereka berupaya membuat membran yang dapat menyerap komponen ABS dari limbah laundry di bawah bimbingan Drs. Dwi Siswanta.
Dalam pembuatan membran adsorben ini, mereka menggunakan limbah styrofoam. Sytrofoam ini bersifat non-biodegradable yang dapat menyumbang penumpukan limbah sehingga diperlukan pengolahan secara kimia melalui isolasi dan konversi kandungan polistirena di dalamnya menjadi polistirena sulfonat (PSS).
Baca juga: Riset GeNose C19 Berhasil Publikasi di Jurnal Internasional Bereputasi
Sementara itu kitosan dari limbah kulit udang digunakan sebagai polikatonik yang dapat menyerap limbah dalam jumlah besar.
Mandrea menyampaikan, kombinasi PSS dan kitosan tersebut menghasilkan adsorben berupa membran polielektrolit yang dapat diibaratkan sebagai bola dengan kutub positif dan negatif.
Kutub positif mewakili kitosan yang berfungsi untuk menarik ABS pada limbah laundry. Sedangkan kutub negatif mewakili PSS yang berperan sebagai penguat struktur membran.
“Inovasi membran PSS-kitosan diharapkan dapat menjadi inisiator dalam pengembangan adsorben ramah lingkungan. Pembuatan membran ini melibatkan pemanfaatan limbah yang berasal dari lingkungan sehingga selain menciptakan lingkungan yang bebas oleh limbah laundry, dapat pula mengatasi persoalan limbah styrofoam dan kulit udang,” pungkasnya.
(nnz)