Azyumardi Azra Nilai Raport Mendikbud Nadiem Makarim Merah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ilmuwan dan sejarahwan Azyumardi Azra menyebut raport Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim nilainya merah. Pernyataan ini muncul dalam diskusi Webinar Indomedia Poll, Selasa, 30 Juni 2020, yang berjudul: Refleksi Kebijakan Mendikbud, Mas Menteri Bisa Apa?
Peraih gelar CBE atau Sir pertama dari Indonesia ini mengatakan Nadiem terlalu sering di Singapura daripada di Jakarta. “Kalau ngomong juga lebih sering campur aduk Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Soal kinerja di Kemendikbud sampai sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan. Kondisi pendidikan di masa pandemi ini kita lihat Nadiem tidak mau mengurusi pendidikan secraa serius. Tidak ada stimulus bagi pendidikan sejak dari tingkat dasar sampai menengah. Padahal kita tahu pendidikan kita selama ini mengalami krisis. Dan di masa pandemi ini pada dasarnya tidak jalan” jelas Azra.
Azra menambahkan tidak ada dana untuk stimulus pendidikan dari menengah sampai pendidikan tinggi. “Jadi tidak ada harapan pendidikan kita ini bisa bangkit. Untuk tingkat Dikdas sampai menengah tidak ada bantuan itu, hanya BOS. BOS ini hanya ditambah judul-judul baru saja. Kemudian PJJ tidak terlalu berhasil. Kita susah berharap” kata Azra. (Baca juga: Kisruh Syarat Usia, DPR Minta Kemendikbud Awasi PPDB Daerah)
Untuk tingkat pendidikan tinggi menurutnya lebih payah lagi, tidak ada dana afirmasi untuk pendidikan tinggi. “Banyak mahasiswa yang terpapar saat ini. Ketika mahasiswa menuntut UKT diturunkan, pemerintah menolak. Ujung-ujungnya terserah sama rektor. Sekarang saja saya dengan di UGM itu 40% pendapatan UGM hilang. Bayangkan perguruan tinggi kita keadaannya begini mau masuk PT besar dunia. Riset penelitian dipotong, pengabdian masyarakat dipotong. Saya sedih melihat masa pendidikan kita, terutama masa pandemi ini” kata Azra.
Azyumardi Azra juga menilai tidak ada usaha pemberdayaan dari Nadiem. “Nadiem belum berhasil, raportnya masih merah. Sama dengan beberapa para menteri yang lain, kebanyakan angin surga. Saya percaya kita berdiri di kaki kita sendiri. Sekarang ini banyak trik dan gimik. Secara substantif raportnya merah” kata Azra. (Baca juga: DPR Desak Kemendikbud Permudah Siswa Masuk Perguruan Tinggi)
Selain Sir Azyumardi Azra, webinar ini juga menghadirkan narasumber Darmaningtyas (Pakar Pendidikan), Retno Listyarti (Komisioner Pendidkan KPAI), Zainuddin Maliki (Komisi X DPR RI), Pemantik David Krisna Alka (Direktur Eksekutif Indomedia Poll) dan dimoderatori oleh Direktur Riset dan Media Indomedia Poll, Hamzah Fansuri.
Peraih gelar CBE atau Sir pertama dari Indonesia ini mengatakan Nadiem terlalu sering di Singapura daripada di Jakarta. “Kalau ngomong juga lebih sering campur aduk Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Soal kinerja di Kemendikbud sampai sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan. Kondisi pendidikan di masa pandemi ini kita lihat Nadiem tidak mau mengurusi pendidikan secraa serius. Tidak ada stimulus bagi pendidikan sejak dari tingkat dasar sampai menengah. Padahal kita tahu pendidikan kita selama ini mengalami krisis. Dan di masa pandemi ini pada dasarnya tidak jalan” jelas Azra.
Azra menambahkan tidak ada dana untuk stimulus pendidikan dari menengah sampai pendidikan tinggi. “Jadi tidak ada harapan pendidikan kita ini bisa bangkit. Untuk tingkat Dikdas sampai menengah tidak ada bantuan itu, hanya BOS. BOS ini hanya ditambah judul-judul baru saja. Kemudian PJJ tidak terlalu berhasil. Kita susah berharap” kata Azra. (Baca juga: Kisruh Syarat Usia, DPR Minta Kemendikbud Awasi PPDB Daerah)
Untuk tingkat pendidikan tinggi menurutnya lebih payah lagi, tidak ada dana afirmasi untuk pendidikan tinggi. “Banyak mahasiswa yang terpapar saat ini. Ketika mahasiswa menuntut UKT diturunkan, pemerintah menolak. Ujung-ujungnya terserah sama rektor. Sekarang saja saya dengan di UGM itu 40% pendapatan UGM hilang. Bayangkan perguruan tinggi kita keadaannya begini mau masuk PT besar dunia. Riset penelitian dipotong, pengabdian masyarakat dipotong. Saya sedih melihat masa pendidikan kita, terutama masa pandemi ini” kata Azra.
Azyumardi Azra juga menilai tidak ada usaha pemberdayaan dari Nadiem. “Nadiem belum berhasil, raportnya masih merah. Sama dengan beberapa para menteri yang lain, kebanyakan angin surga. Saya percaya kita berdiri di kaki kita sendiri. Sekarang ini banyak trik dan gimik. Secara substantif raportnya merah” kata Azra. (Baca juga: DPR Desak Kemendikbud Permudah Siswa Masuk Perguruan Tinggi)
Selain Sir Azyumardi Azra, webinar ini juga menghadirkan narasumber Darmaningtyas (Pakar Pendidikan), Retno Listyarti (Komisioner Pendidkan KPAI), Zainuddin Maliki (Komisi X DPR RI), Pemantik David Krisna Alka (Direktur Eksekutif Indomedia Poll) dan dimoderatori oleh Direktur Riset dan Media Indomedia Poll, Hamzah Fansuri.
(cip)