Aturan Masuk PTN Dirombak, Tes Mata Pelajaran di SBMPTN Dihapus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mendikbudristek telah meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-22: Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri . Salah satu yang diubah adalah tidak ada lagi tes mata pelajaran di seleksi berdasarkan tes atau yang sebelumnya dikenal dengan SBMPTN .
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, arah baru transformasi seleksi masuk PTN dilakukan melalui lima prinsip perubahan, yaitu mendorong pembelajaran yang menyeluruh dan juga lebih berfokus pada kemampuan penalaran.
Selain itu juga lebih inklusif dan lebih mengakomodasi keragaman peserta didik, lebih transparan, serta lebih terintegrasi dengan mencakup bukan hanya program sarjana, tetapi juga diploma tiga dan diploma empat/sarjana terapan.
Baca juga: Mendikbudristek Tegaskan Keluarga Tak Mampu Punya Akses Pendidikan Setara ke PTN
Dikatakan Mendikbudristek, ada tiga transformasi seleksi masuk PTN. “Pertama, seleksi nasional berdasarkan prestasi, kemudian seleksi nasional berdasarkan tes, dan yang ketiga adalah seleksi secara mandiri oleh PTN,” katanya, melalui siaran pers, dikutip Kamis (8/9/2022).
Khusus untuk seleksi nasional berdasarkan tes atau yang sebelumnya dikenal dengan jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) juga masuk dalam transformasi yang diumumkan Nadiem ini.
Menurut Nadiem, nantinya, seleksi berdasarkan tes ini akan berfokus pada pengukuran kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. Sebelumnya, diungkapkan Mendikbudristek, pada jalur SBMPTN ujian dilakukan dengan menggunakan banyak materi dari banyak mata pelajaran yang secara tidak langsung memicu turunnya kualitas pembelajaran dan peserta didik kurang mampu menjadi lebih sulit untuk dapat sukses pada jalur ini.
“Kali ini berbeda. Dalam seleksi ini, tidak ada lagi tes mata pelajaran, tetapi hanya tes skolastik yang mengukur empat hal yaitu potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris. Soal pada seleksi ini akan menitikberatkan kemampuan penalaran peserta didik, bukan hafalan,” ungkap Mendikbudristek.
Baca juga: 4 Sekolah Kedinasan Terbaik di Jawa Barat, Nomor 2 Jadi Incaran Siswa
Dengan demikian, Nadiem mengatakan, skema seleksi menjadi lebih adil dan setiap peserta didik memiliki kesempatan untuk sukses pada jalur seleksi nasional berdasarkan tes. “Kerja sama antara peserta didik dan guru melalui pengasahan daya nalar akan meningkatkan kesuksesan peserta didik pada jalur seleksi berdasarkan tes,” pungkasnya.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, arah baru transformasi seleksi masuk PTN dilakukan melalui lima prinsip perubahan, yaitu mendorong pembelajaran yang menyeluruh dan juga lebih berfokus pada kemampuan penalaran.
Selain itu juga lebih inklusif dan lebih mengakomodasi keragaman peserta didik, lebih transparan, serta lebih terintegrasi dengan mencakup bukan hanya program sarjana, tetapi juga diploma tiga dan diploma empat/sarjana terapan.
Baca juga: Mendikbudristek Tegaskan Keluarga Tak Mampu Punya Akses Pendidikan Setara ke PTN
Dikatakan Mendikbudristek, ada tiga transformasi seleksi masuk PTN. “Pertama, seleksi nasional berdasarkan prestasi, kemudian seleksi nasional berdasarkan tes, dan yang ketiga adalah seleksi secara mandiri oleh PTN,” katanya, melalui siaran pers, dikutip Kamis (8/9/2022).
Khusus untuk seleksi nasional berdasarkan tes atau yang sebelumnya dikenal dengan jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) juga masuk dalam transformasi yang diumumkan Nadiem ini.
Menurut Nadiem, nantinya, seleksi berdasarkan tes ini akan berfokus pada pengukuran kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. Sebelumnya, diungkapkan Mendikbudristek, pada jalur SBMPTN ujian dilakukan dengan menggunakan banyak materi dari banyak mata pelajaran yang secara tidak langsung memicu turunnya kualitas pembelajaran dan peserta didik kurang mampu menjadi lebih sulit untuk dapat sukses pada jalur ini.
“Kali ini berbeda. Dalam seleksi ini, tidak ada lagi tes mata pelajaran, tetapi hanya tes skolastik yang mengukur empat hal yaitu potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris. Soal pada seleksi ini akan menitikberatkan kemampuan penalaran peserta didik, bukan hafalan,” ungkap Mendikbudristek.
Baca juga: 4 Sekolah Kedinasan Terbaik di Jawa Barat, Nomor 2 Jadi Incaran Siswa
Dengan demikian, Nadiem mengatakan, skema seleksi menjadi lebih adil dan setiap peserta didik memiliki kesempatan untuk sukses pada jalur seleksi nasional berdasarkan tes. “Kerja sama antara peserta didik dan guru melalui pengasahan daya nalar akan meningkatkan kesuksesan peserta didik pada jalur seleksi berdasarkan tes,” pungkasnya.