Mahasiswa Unsoed Teliti Potensi Buah Takokak untuk Atasi Kanker Serviks
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kanker serviks menjadi salah satu jenis kanker yang mematikan tidak hanya di dunia namun juga di Indonesia. Terkait hal ini mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman ( Unsoed ) pun melakukan penelitian guna mengungkap potensi buah takokak untuk melawan kanker serviks.
Dalam sepuluh tahun terakhir, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat telah menyetujui inhibitor PARP untuk mengobati kanker ovarium. Jika PARP di blokir, maka sel kanker tidak dapat memperbaiki DNA-nya, sehingga tidak dapat berkembangbiak.
Baca juga: Berikut 3 Skema Seleksi Masuk PTN Terbaru yang Akan Berlaku Tahun Depan
Sedangkan pada sel-sel sehat, sebagian besar tidak terpengaruh oleh obat-obatan ini karena sel sehat memiliki mekanisme perbaikan cadangan yang berfungsi dengan baik.
Sejalan dengan hal tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Unsoed yang terdiri dari Fella Syahara Kistianingrum, Rizqi Arif Maulidah, dan Rizqi Agus Santosa melakukan penelitian untuk mengungkap potensi ekstrak metanol buah takokak sebagai penghambat PARP. Para mahasiswa Unsoed di bawah bimbingan Sarmoko ini mengangkat topik "Potensi Buah Takokak sebagai PARP Inhibitor pada Kanker Serviks: Studi In Vitro dan In Silico".
Baca juga: UMB Gelar Ristek Exhibition 2022, Penguatan Kolaborasi Riset Menuju World Class University
“Kami memilih untuk meneliti potensi buah takokak berdasarkan dari studi literatur dan juga dengan latar belakang buah takokak merupakan tanaman liar yang tumbuh subur di seluruh wilayah Indonesia. Namun, buah takokak ini masih jarang dibudidayakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat,” jelas Fella, dikutip dari laman Unsoed, Kamis (8/9/2022).
Tim telah selesai melakukan uji in silico atau uji interaksi senyawa dengan protein PARP secara komputer, juga mengujinya secara in vitro atau menguji ekstrak pada sel kanker ovarium yang dikultur. Hasilnya terbukti bahwa bahan alam ini memiliki potensi sebagai antikanker.
“Ke depannya, diharapkan penelitian kami dapat menjadi landasan penelitian selanjutnya untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya,” tutup Fella.
Dalam sepuluh tahun terakhir, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat telah menyetujui inhibitor PARP untuk mengobati kanker ovarium. Jika PARP di blokir, maka sel kanker tidak dapat memperbaiki DNA-nya, sehingga tidak dapat berkembangbiak.
Baca juga: Berikut 3 Skema Seleksi Masuk PTN Terbaru yang Akan Berlaku Tahun Depan
Sedangkan pada sel-sel sehat, sebagian besar tidak terpengaruh oleh obat-obatan ini karena sel sehat memiliki mekanisme perbaikan cadangan yang berfungsi dengan baik.
Sejalan dengan hal tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Unsoed yang terdiri dari Fella Syahara Kistianingrum, Rizqi Arif Maulidah, dan Rizqi Agus Santosa melakukan penelitian untuk mengungkap potensi ekstrak metanol buah takokak sebagai penghambat PARP. Para mahasiswa Unsoed di bawah bimbingan Sarmoko ini mengangkat topik "Potensi Buah Takokak sebagai PARP Inhibitor pada Kanker Serviks: Studi In Vitro dan In Silico".
Baca juga: UMB Gelar Ristek Exhibition 2022, Penguatan Kolaborasi Riset Menuju World Class University
“Kami memilih untuk meneliti potensi buah takokak berdasarkan dari studi literatur dan juga dengan latar belakang buah takokak merupakan tanaman liar yang tumbuh subur di seluruh wilayah Indonesia. Namun, buah takokak ini masih jarang dibudidayakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat,” jelas Fella, dikutip dari laman Unsoed, Kamis (8/9/2022).
Tim telah selesai melakukan uji in silico atau uji interaksi senyawa dengan protein PARP secara komputer, juga mengujinya secara in vitro atau menguji ekstrak pada sel kanker ovarium yang dikultur. Hasilnya terbukti bahwa bahan alam ini memiliki potensi sebagai antikanker.
“Ke depannya, diharapkan penelitian kami dapat menjadi landasan penelitian selanjutnya untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya,” tutup Fella.
(nnz)