Inovasi Keren, Mahasiswa IAIN Kendari Olah Limbah Sabut Kelapa Jadi Pupuk Organik Cair
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Pramana Alfandy dan rekan-rekannya berhasil menemukan inovasi pengolahan limbah sabut kelapa menjadi pupuk organik cair.
Ide mengolah limbah ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap limbah sabut kelapa di lokasi kegiatan KKN Desa Laywo Jaya, Konawe, Kepulauan Sulawesi Tenggara.
Limbah sabut ini jumlahnya sangat berlimpah dan berserakan di mana-mana. Limbah ini berasal dari pengolahan kelapa menjadi komoditi kopra dan minyak goreng yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat setempat.
"Melihat kondisi ini kami mencoba mencari literatur jurnal tentang sabut kelapa dan kami menemukan bahwa sabut memilii kandungan hara dan mineral seperti kalium, magnesium, natrium dan posfor yang dapat menjadi alternatif pembuatan pupuk organik,” papar Pramana, mahasiswa Prodi Tadris IPA, seperti dilansir dari laman resmi Pendis Kemenag, Jumat (9/9/2022).
Berdasarkan literatur yang mereka dapatkan, Pramana bersama rekannya melakukan uji coba pengolahan limbah sabut kelapa selama 14 hari. Bahan yang digunakan antara lain sekitar 5 kilogram limbah sabut kelapa yang dicampur dengan Effective microorganism (EM4) dan bahan tambahan air dan gula merah untuk mempercepat proses fermentasi.
Setelah proses fermentasi ini selesai, pupuk ini diujicobakan ke tanaman jagung. Selanjutnya dilakukan pengamatan selama kurang lebih dua minggu dan hasilnya tanaman tersebut tumbuh subur dan berdaun banyak.
"Kami masih akan melakukan pengamatan lebih lanjut untuk mengetahui apakah pupuk ini juga berpengaruh untuk proses pembuahan,” terang mahasiswa yang pernah meraih peringkat ke-5 lomba Karya Inovasi Nano Teknologi di OASE PTKN.
Karya inovasi ini dilirik oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Kendari selaku penyelenggara kegiatan KKN. Usai LPPM menggelar KKN Expo, produk pupuk organik terpilih menjadi salah satu produk yang akan mendapatkan bantuan dana pengabdian senilai Rp10 Juta.
Dana tersebut digunakan untuk praktik dan pendampingan lanjutan berupa pelatihan pengolahan pupuk organik cair kepada seluruh warga desa. Pupuk ini diharapkan menjadi salah satu potensi desa yang menguntungkan bagi masyarakat.
“Kami berharap, apa yang kami lakukan ini akan menjadi sumber ekonomi alternatif bagi masyarakat desa sekaligus menyelesaikan problematika sampah. Harapan kami desa Laywo Jaya menjadi desa yang maju dan mandiri,” Kata Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat, Abdul Gaffar, M.ThI
Pramana didampingi dosen pembimbingnya Syahrul Mubarak telah melakukan koordinasi dengan Kepala desa untuk pengelolaan limbah sabut kelapa tersebut. Mereka akan bermitra dengan Badan usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengolah limbah agar berhasil guna untuk meningkatkan pendapatan desa.
“Kami akan menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan tentang tata cara pembuatan produk pupuk organik cair (POC) kepada masyarakat setempat. Kegiatan ini kami lakukan dengan harapan nantinya dapat dilanjutkan oleh BUMDesa dan ibu-ibu PKK,” kata Syahrul.
Penemuan mahasiswa IAIN Kendari tidak terlepas dari pembekalan program kerja yang telah dilaksanakan LPPM kepada mahasiswa KKN dengan pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD).
Melalui pendekatan ABCD, mahasiswa dituntut untuk merumuskan agenda perubahan masyarakat dengan mengembangkan dan mengoptimalkan potensi desa.
Selain produk pupuk organik, terdapat sekitar 50 produk Inovasi lainnya yang dihasilkan dari program KKN tahun ini. Produk tersebut berupa jamu, produk kecantikan, aneka kuliner dan Handy Craft.
Ide mengolah limbah ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap limbah sabut kelapa di lokasi kegiatan KKN Desa Laywo Jaya, Konawe, Kepulauan Sulawesi Tenggara.
Limbah sabut ini jumlahnya sangat berlimpah dan berserakan di mana-mana. Limbah ini berasal dari pengolahan kelapa menjadi komoditi kopra dan minyak goreng yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat setempat.
"Melihat kondisi ini kami mencoba mencari literatur jurnal tentang sabut kelapa dan kami menemukan bahwa sabut memilii kandungan hara dan mineral seperti kalium, magnesium, natrium dan posfor yang dapat menjadi alternatif pembuatan pupuk organik,” papar Pramana, mahasiswa Prodi Tadris IPA, seperti dilansir dari laman resmi Pendis Kemenag, Jumat (9/9/2022).
Berdasarkan literatur yang mereka dapatkan, Pramana bersama rekannya melakukan uji coba pengolahan limbah sabut kelapa selama 14 hari. Bahan yang digunakan antara lain sekitar 5 kilogram limbah sabut kelapa yang dicampur dengan Effective microorganism (EM4) dan bahan tambahan air dan gula merah untuk mempercepat proses fermentasi.
Setelah proses fermentasi ini selesai, pupuk ini diujicobakan ke tanaman jagung. Selanjutnya dilakukan pengamatan selama kurang lebih dua minggu dan hasilnya tanaman tersebut tumbuh subur dan berdaun banyak.
"Kami masih akan melakukan pengamatan lebih lanjut untuk mengetahui apakah pupuk ini juga berpengaruh untuk proses pembuahan,” terang mahasiswa yang pernah meraih peringkat ke-5 lomba Karya Inovasi Nano Teknologi di OASE PTKN.
Karya inovasi ini dilirik oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Kendari selaku penyelenggara kegiatan KKN. Usai LPPM menggelar KKN Expo, produk pupuk organik terpilih menjadi salah satu produk yang akan mendapatkan bantuan dana pengabdian senilai Rp10 Juta.
Dana tersebut digunakan untuk praktik dan pendampingan lanjutan berupa pelatihan pengolahan pupuk organik cair kepada seluruh warga desa. Pupuk ini diharapkan menjadi salah satu potensi desa yang menguntungkan bagi masyarakat.
“Kami berharap, apa yang kami lakukan ini akan menjadi sumber ekonomi alternatif bagi masyarakat desa sekaligus menyelesaikan problematika sampah. Harapan kami desa Laywo Jaya menjadi desa yang maju dan mandiri,” Kata Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat, Abdul Gaffar, M.ThI
Pramana didampingi dosen pembimbingnya Syahrul Mubarak telah melakukan koordinasi dengan Kepala desa untuk pengelolaan limbah sabut kelapa tersebut. Mereka akan bermitra dengan Badan usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengolah limbah agar berhasil guna untuk meningkatkan pendapatan desa.
“Kami akan menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan tentang tata cara pembuatan produk pupuk organik cair (POC) kepada masyarakat setempat. Kegiatan ini kami lakukan dengan harapan nantinya dapat dilanjutkan oleh BUMDesa dan ibu-ibu PKK,” kata Syahrul.
Penemuan mahasiswa IAIN Kendari tidak terlepas dari pembekalan program kerja yang telah dilaksanakan LPPM kepada mahasiswa KKN dengan pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD).
Melalui pendekatan ABCD, mahasiswa dituntut untuk merumuskan agenda perubahan masyarakat dengan mengembangkan dan mengoptimalkan potensi desa.
Selain produk pupuk organik, terdapat sekitar 50 produk Inovasi lainnya yang dihasilkan dari program KKN tahun ini. Produk tersebut berupa jamu, produk kecantikan, aneka kuliner dan Handy Craft.
(mpw)