Naik Jadi 412.041, UT Kokoh sebagai Kampus dengan Mahasiswa Terbanyak
loading...
A
A
A
“Di sisi lain, agar dapat terus maju, UT dituntut untuk semakin profesional, inovatif, dan adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi,” lanjutnya.
Terkait dengan jumlah mahasiswa, jika dihitung dengan mahasiswa yang aktif, namun tidak melakukan registrasi pada semester ini, jumlah mahasiswa UT mencapai lebih dari 700.000 orang. Karena mengusung prinsip openess, mahasiswa UT dapat berhenti dan melanjutkan kuliah sesuai dengan ketersediaan waktu mereka. Dengan demikian, tidak ada batasan lama studi, termasuk tidak ada prinsip drop out (DO). Prinsip ini adalah prinsip yang diusung oleh semua perguruan tinggi jarak jauh di seluruh dunia.
Baca juga: UIN Raden Intan Lampung Masuk Jajaran Universitas Islam Terbaik di Dunia Versi UniRank 2022
Sadar dengan pentingnya menjaga kualitas, terutama dengan jumlah mahasiswa yang sangat banyak, selain mengundang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan Badan Sertifikasi ISO, UT secara berkala mengundang Quality Reviewer dari the International Council for Open and Distance Education (ICDE) untuk mengkaji semua proses bisnis yang dijalankan UT. UT adalah satu-satunya perguruan tinggi jarak jauh di Asia yang mengundang Quality Reviewer dari ICDE.
“Kegiatan ini juga dilaksanakan untuk memastikan bahwa semua kegiatan di UT telah sesuai dengan praktik baik yang dilakukan oleh perguruan tinggi jarak jauh terbaik di dunia sehingga hal itu merupakan pengejawantahan dari visi UT menjadi perguruan tinggi berkualitas dunia,” terangnya.
Upaya peningkatan jumlah mahasiswa terus diupayakan. Tahun depan, jumlah mahasiswa ditargetkan menjadi 750.000 orang. Peningkatan jumlah mahasiswa ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK PT).
UT merupakan satu-satunya mitra strategis pemerintah untuk meningkatkan APK PT karena dengan massive education melalui UT target tersebut dapat diakselerasi. Oleh karena itu, Rektor UT Prof. Ojat Darojat dalam berbagai kesempatan menggaungkan program wajib kuliah. Hal itu terakhir dikemukakan di hadapan Ketua MPR Bambang Soesatyo pada saat acara puncak perayaan Dies Natalis UT ke-38 di UT Pusat dengan harapan bahwa gagasan itu dapat didukung oleh pemerintah.
Lihat Juga: Dukung IAIN Kendari Jadi UIN, Pj Gubernur Sultra Silaturahmi dengan Menag Nasaruddin Umar
Terkait dengan jumlah mahasiswa, jika dihitung dengan mahasiswa yang aktif, namun tidak melakukan registrasi pada semester ini, jumlah mahasiswa UT mencapai lebih dari 700.000 orang. Karena mengusung prinsip openess, mahasiswa UT dapat berhenti dan melanjutkan kuliah sesuai dengan ketersediaan waktu mereka. Dengan demikian, tidak ada batasan lama studi, termasuk tidak ada prinsip drop out (DO). Prinsip ini adalah prinsip yang diusung oleh semua perguruan tinggi jarak jauh di seluruh dunia.
Baca juga: UIN Raden Intan Lampung Masuk Jajaran Universitas Islam Terbaik di Dunia Versi UniRank 2022
Sadar dengan pentingnya menjaga kualitas, terutama dengan jumlah mahasiswa yang sangat banyak, selain mengundang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dan Badan Sertifikasi ISO, UT secara berkala mengundang Quality Reviewer dari the International Council for Open and Distance Education (ICDE) untuk mengkaji semua proses bisnis yang dijalankan UT. UT adalah satu-satunya perguruan tinggi jarak jauh di Asia yang mengundang Quality Reviewer dari ICDE.
“Kegiatan ini juga dilaksanakan untuk memastikan bahwa semua kegiatan di UT telah sesuai dengan praktik baik yang dilakukan oleh perguruan tinggi jarak jauh terbaik di dunia sehingga hal itu merupakan pengejawantahan dari visi UT menjadi perguruan tinggi berkualitas dunia,” terangnya.
Upaya peningkatan jumlah mahasiswa terus diupayakan. Tahun depan, jumlah mahasiswa ditargetkan menjadi 750.000 orang. Peningkatan jumlah mahasiswa ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK PT).
UT merupakan satu-satunya mitra strategis pemerintah untuk meningkatkan APK PT karena dengan massive education melalui UT target tersebut dapat diakselerasi. Oleh karena itu, Rektor UT Prof. Ojat Darojat dalam berbagai kesempatan menggaungkan program wajib kuliah. Hal itu terakhir dikemukakan di hadapan Ketua MPR Bambang Soesatyo pada saat acara puncak perayaan Dies Natalis UT ke-38 di UT Pusat dengan harapan bahwa gagasan itu dapat didukung oleh pemerintah.
Lihat Juga: Dukung IAIN Kendari Jadi UIN, Pj Gubernur Sultra Silaturahmi dengan Menag Nasaruddin Umar
(nnz)