Mahasiswa Unnes Wisuda Diwakili Foto karena Tewas Kecelakaan Usai Sidang Skripsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Suasana wisuda ke-112 Universitas Negeri Semarang ( Unnes ), Rabu (21/9/202) yang sebelumnya ramai suara wisudawan dan tamu undangan mendadak hening. Semua mata tertuju pada foto almarhum Arih Aisyah yang melangkah naik panggung.
Almarhum Arih Aisyah telah meninggal dunia pada 6 Mei 2022 lalu akibat kecelakaan tabrak lari setelah melakukan sidang skripsi. Dia merupakan lulusan prodi S-1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Matamatika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang berhasil menyelesaikan studinya dengan baik.
Mendiang Arih Aisyah merupakan anak yang religius. Setelah kuliah bercita-cita ingin menjadi guru di Jepara. Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman pun menyampaikan duka cita yang mendalam. Prof Fathur juga mengapresiasi perjuangan Arih Aisyah yang menyelesaikan studinya.
Tentu perjuangannya ini, lanjutnya, adalah untuk membanggakan kedua orang tuanya. Dia berharap, perjuangan itu bisa menjadi contoh bagi yang lain.
“Ini harus jadi contoh. Di balik perjuangan kuliah mahasiswa ada harapan besar orang tua. Sekali lagi, apresiasi yang sebesar-besarnya untuk mendiang Arih Aisyah. Juga untuk orang tuanya yang hebat,” ucapnya, dikutip dari laman Unnes, Kamis (22/9/2022).
Baca juga: 100 Universitas Terbaik di Indonesia Versi UniRank 2022, Hampir 50 Persen Kampus Top dari Swasta
Pada kesempatan itu, jajaran senat, ribuan wisudawan sejenak berdoa bersama untuk mendiang almarhum Arih Aisyah. “Semoga almarhumah diterima di sisi Sang Maha Pencipta dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan,” ucapnya.
Diketahui, Unnes mewisuda sebanyak 1.706 lulusan, terdiri atas 28 orang Doktor, 193 orang Megister, 26 orang Profesi, 1.462 orang Sarjana, 7 orang Diploma pada upacara Wisuda ke-112 Tahun 2022, di Gedung Auditorium.
Rektor Unnes menyampaikan selamat dan sukses kepada seluruh wisudawan dan wisudawati wisuda periode ke-112 karena telah berhasil menyelesaikan studi dengan baik.
Prof Fathur mengatakan, momentum wisuda menjadi momen yang membanggakan bagi mahasiswa. Pada momen inilah mahasiswa membuktikan kepada diri sendiri dan orang di sekitarnya bahwa perjuangan yang penuh dedikasi akan membuahkan hasil manis.
“Setelah tujuh atau delapan semester Saudara semua belajar dengan sungguh-sungguh, akhirnya mampu menyelesaikan studi dan siap menapaki hari baru sebagai diploma, sarjana, master, dan doktor,” jelasnya.
Prof Fathur menjelaskan wisuda menjadi momentum pengalaman baru dalam menjalani masa transisi dari kehidupan sebagai mahasiswa ke dunia baru sebagai profesional di berbagai bidang.
“Saya yakin Saudara semua akan menjalani masa transisi tersebut dengan mulus karena sudah punya bekal lebih dari cukup selama belajar di kampus,” tuturnya.
Baca juga: Naik Jadi 412.041, UT Kokoh sebagai Kampus dengan Mahasiswa Terbanyak
Dalam Wisuda ke 112 ini, Prof Fathur mengingatkan untuk terus meningkatkan kompetensi dan berkolaborasi. “Saya merasa perlu kembali mengingatkan pentingnya kolaborasi karena itu merupakan kunci yang amat penting dalam mengarungi kehidupan kolektif, baik kehidupan profesional, kehidupan sosial bermasyarakat, maupun kehidupan kolektif sebagai bangsa,” tegas Prof Fathur.
Menurutnya, ada tiga alasan yang membuat kolaborasi menjadi kompetensi yang sangat penting dewasa ini. Pertama, dengan kolaborasi berarti menyadari keterbatasan dan kekurangan kita sendiri lalu menemukan keunggulan pada orang lain untuk melengkapinya.
Kedua, kolaborasi menjadi penting karena sumber daya yang dimiliki dunia terbatas. Alasan ketiga adalah, kolaborasi memungkinkan gagasan-gagasan baru yang visioner tercipta.
“Karena itulah, sekali lagi saya mengingatkan, teruslah belajar berkolaborasi, memandang kekurangan dan keunggulan diri secara positif, memandang kekurangan dan keunggulan orang lain secara positif, serta memiliki visi besar untuk bekerja sama,” pungkasnya.
Almarhum Arih Aisyah telah meninggal dunia pada 6 Mei 2022 lalu akibat kecelakaan tabrak lari setelah melakukan sidang skripsi. Dia merupakan lulusan prodi S-1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Matamatika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang berhasil menyelesaikan studinya dengan baik.
Mendiang Arih Aisyah merupakan anak yang religius. Setelah kuliah bercita-cita ingin menjadi guru di Jepara. Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman pun menyampaikan duka cita yang mendalam. Prof Fathur juga mengapresiasi perjuangan Arih Aisyah yang menyelesaikan studinya.
Tentu perjuangannya ini, lanjutnya, adalah untuk membanggakan kedua orang tuanya. Dia berharap, perjuangan itu bisa menjadi contoh bagi yang lain.
“Ini harus jadi contoh. Di balik perjuangan kuliah mahasiswa ada harapan besar orang tua. Sekali lagi, apresiasi yang sebesar-besarnya untuk mendiang Arih Aisyah. Juga untuk orang tuanya yang hebat,” ucapnya, dikutip dari laman Unnes, Kamis (22/9/2022).
Baca juga: 100 Universitas Terbaik di Indonesia Versi UniRank 2022, Hampir 50 Persen Kampus Top dari Swasta
Pada kesempatan itu, jajaran senat, ribuan wisudawan sejenak berdoa bersama untuk mendiang almarhum Arih Aisyah. “Semoga almarhumah diterima di sisi Sang Maha Pencipta dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan,” ucapnya.
Diketahui, Unnes mewisuda sebanyak 1.706 lulusan, terdiri atas 28 orang Doktor, 193 orang Megister, 26 orang Profesi, 1.462 orang Sarjana, 7 orang Diploma pada upacara Wisuda ke-112 Tahun 2022, di Gedung Auditorium.
Rektor Unnes menyampaikan selamat dan sukses kepada seluruh wisudawan dan wisudawati wisuda periode ke-112 karena telah berhasil menyelesaikan studi dengan baik.
Prof Fathur mengatakan, momentum wisuda menjadi momen yang membanggakan bagi mahasiswa. Pada momen inilah mahasiswa membuktikan kepada diri sendiri dan orang di sekitarnya bahwa perjuangan yang penuh dedikasi akan membuahkan hasil manis.
“Setelah tujuh atau delapan semester Saudara semua belajar dengan sungguh-sungguh, akhirnya mampu menyelesaikan studi dan siap menapaki hari baru sebagai diploma, sarjana, master, dan doktor,” jelasnya.
Prof Fathur menjelaskan wisuda menjadi momentum pengalaman baru dalam menjalani masa transisi dari kehidupan sebagai mahasiswa ke dunia baru sebagai profesional di berbagai bidang.
“Saya yakin Saudara semua akan menjalani masa transisi tersebut dengan mulus karena sudah punya bekal lebih dari cukup selama belajar di kampus,” tuturnya.
Baca juga: Naik Jadi 412.041, UT Kokoh sebagai Kampus dengan Mahasiswa Terbanyak
Dalam Wisuda ke 112 ini, Prof Fathur mengingatkan untuk terus meningkatkan kompetensi dan berkolaborasi. “Saya merasa perlu kembali mengingatkan pentingnya kolaborasi karena itu merupakan kunci yang amat penting dalam mengarungi kehidupan kolektif, baik kehidupan profesional, kehidupan sosial bermasyarakat, maupun kehidupan kolektif sebagai bangsa,” tegas Prof Fathur.
Menurutnya, ada tiga alasan yang membuat kolaborasi menjadi kompetensi yang sangat penting dewasa ini. Pertama, dengan kolaborasi berarti menyadari keterbatasan dan kekurangan kita sendiri lalu menemukan keunggulan pada orang lain untuk melengkapinya.
Kedua, kolaborasi menjadi penting karena sumber daya yang dimiliki dunia terbatas. Alasan ketiga adalah, kolaborasi memungkinkan gagasan-gagasan baru yang visioner tercipta.
“Karena itulah, sekali lagi saya mengingatkan, teruslah belajar berkolaborasi, memandang kekurangan dan keunggulan diri secara positif, memandang kekurangan dan keunggulan orang lain secara positif, serta memiliki visi besar untuk bekerja sama,” pungkasnya.
(nnz)