Unpad dan Binus University Bakal Buka Program Magister Double Degree
loading...
A
A
A
BANDUNG - Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Binus University akan menggelar program magister dengan skema joint degree/double degree. Kerja sama ini digelar untuk memperkuat penyelenggaraan model pendidikan dan riset.
Rektor Unpad Rina Indiastuti mengatakan, kolaborasi Unpad dan Binus dilakukan sebagai bentuk sinergi baik antara perguruan tinggi negeri dan swasta. Kolaborasi dilakukan sebagai wahana untuk berbagi sumber daya, pengalaman, hingga visi misi antar perguruan tinggi.
“Kami harus terus menerus mengakumulasikan iptek serta riset dan pengembangan, sehingga kami harus sudah membuka diri atas akumulasi pengetahuan tersebut,” kata Rina dikutip dari Kanal Media Unpad, Kamis (29/9/2022).
Dalam menjawab berbagai tantangan permasalahan bangsa, Rina mengungkapkan bahwa Unpad dan Binus University memiliki beberapa kesamaan. Kesamaan ini dapat diperkuat melalui kolaborasi untuk menghasilkan manfaat lebih besar.
Pembukaan program magister double degree ini dilakukan guna memperkuat pelaksanaan layanan pendidikan hybrid di Unpad. Penyelenggaraan model pendidikan ini diharapkan dapat menjangkau peserta lebih luas dengan pengayaan konten pendidikan yang mampu mencetak kompetensi dan lulusan berkualitas.
“Melalui program ini, Dosen Unpad dan Binus, termasuk mahasiswa dan mitra strategisnya akan coba lakukan sharing sehingga bisa menjalankan pendidikan secara fleksibel tetapi tetap terstruktur dan bertarget,” jelas dia.
Selain itu, kerja sama ini juga dilakukan untuk mematahkan anggapan mengenai ketimpangan antara perguruan tinggi negeri dan swasta. “Ini menjadi inovasi untuk memunculkan pemahaman antara kedua institusi yang selama ini dipersepsikan di pasar berbeda menjadi sama,” imbuhnya.
Sementara itu, Rektor Binus University Hardjanto Prabowo mengapresiasi inisiasi Unpad dalam berkolaborasi dengan Binus. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa sesama perguruan tinggi nasional memiliki semangat bersama dalam memberikan layanan pendidikan yang lebih baik.
“Dalam waktu dekat akan diluncurkan kerja sama Joint Degree dan akan berlanjut ke arah kerja sama riset dan faculty member,” kata Prof. Hardjanto.
Rektor Unpad Rina Indiastuti mengatakan, kolaborasi Unpad dan Binus dilakukan sebagai bentuk sinergi baik antara perguruan tinggi negeri dan swasta. Kolaborasi dilakukan sebagai wahana untuk berbagi sumber daya, pengalaman, hingga visi misi antar perguruan tinggi.
“Kami harus terus menerus mengakumulasikan iptek serta riset dan pengembangan, sehingga kami harus sudah membuka diri atas akumulasi pengetahuan tersebut,” kata Rina dikutip dari Kanal Media Unpad, Kamis (29/9/2022).
Dalam menjawab berbagai tantangan permasalahan bangsa, Rina mengungkapkan bahwa Unpad dan Binus University memiliki beberapa kesamaan. Kesamaan ini dapat diperkuat melalui kolaborasi untuk menghasilkan manfaat lebih besar.
Pembukaan program magister double degree ini dilakukan guna memperkuat pelaksanaan layanan pendidikan hybrid di Unpad. Penyelenggaraan model pendidikan ini diharapkan dapat menjangkau peserta lebih luas dengan pengayaan konten pendidikan yang mampu mencetak kompetensi dan lulusan berkualitas.
“Melalui program ini, Dosen Unpad dan Binus, termasuk mahasiswa dan mitra strategisnya akan coba lakukan sharing sehingga bisa menjalankan pendidikan secara fleksibel tetapi tetap terstruktur dan bertarget,” jelas dia.
Selain itu, kerja sama ini juga dilakukan untuk mematahkan anggapan mengenai ketimpangan antara perguruan tinggi negeri dan swasta. “Ini menjadi inovasi untuk memunculkan pemahaman antara kedua institusi yang selama ini dipersepsikan di pasar berbeda menjadi sama,” imbuhnya.
Sementara itu, Rektor Binus University Hardjanto Prabowo mengapresiasi inisiasi Unpad dalam berkolaborasi dengan Binus. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa sesama perguruan tinggi nasional memiliki semangat bersama dalam memberikan layanan pendidikan yang lebih baik.
“Dalam waktu dekat akan diluncurkan kerja sama Joint Degree dan akan berlanjut ke arah kerja sama riset dan faculty member,” kata Prof. Hardjanto.
(mpw)