SMA Kolese De Britto DIY, Sekolah Unik yang Bolehkan Siswa Gondrong dan Tak Berseragam

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 16:15 WIB
loading...
SMA Kolese De Britto...
Puluhan siswa SMA Kolese De Britto DIY, berfoto bersama. Sekolah ini unik karena membolehkan siswanya berambut gondrong dan tak pakai seragam. Foto/Ist
A A A
YOGYAKARTA - Sekolah Menengah Atas ( SMA ) Kolese De Britto merupakan salah satu sekolah Katolik yang berdiri sejak tahun 1948 di Jalan Laksda Adisucipto 161, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY.

Ada hal unik di sekolah ini, yakni membolehkan siswanya tidak berseragam dan berambut gondrong . Sekolah ini juga sudah meluluskan ribuan alumni yang saat ini menduduki posisi strategis baik di pemerintahan, parpol, parlemen, BUMN, swasta, dll.



SMA Kolese De Britto memang menjadi salah satu sekolah favorit di DIY. Selama ini, SMA Kolese De Britto menjadi salah satu sekolah unik karena banyak siswanya yang gondrong dan hanya mengenakan seragam satu kali saja. Selebihnya siswa bebas mengenakan pakaian apa pun asal rapi.

"Siswa boleh berkaos asal berkerah dan boleh tidak memakai sepatu, tetapi bukan sandal jepit. Boleh sandal sepatu," ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dan Jejaring SMA Kolese De Britto H J Sriyanto dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

Pria yang akrab dipanggil Joyo ini mengatakan, saat ini sekolah mereka memiliki 890 siswa yang masing-masing terbagi dalam 5 kelas Matematika dan IPA (MIPA), 3 kelas IPS dan 1 kelas Bahasa. Mereka mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih menekankan membentuk pemimpin pelayanan.



SMA Kolese De Britto memang tidak terlalu ketat dalam aturan terkait dengan atribut menempel. Siswa boleh berambut panjang dan tidak mengenakan sepatu. Siswa boleh gondrong namun tidak boleh diberi warna rambut.

"Gimbal boleh, tetapi gimbal alami bukan gimbal buatan. Pokoknya asal alami maka diperbolehkan, termasuk gondrong mau sepanjang apa pun boleh," katanya.

Kebijakan tersebut bukan tanpa alasan. Karena SMA Kolese De Britto memiliki spirit kebebasan untuk menjadi pribadi yang bebas. Seragam, rambut gondrong sepatu itu hanya atribut hal utama dan bisa dipilih sejauh membantu sampai tujuan.

Kebijakan tersebut ternyata cara sekolah untuk mendidik siswa dalam mengambil keputusan. Apa pun keputusan yang diambil tentu akan membawa konsekuensi dan harus dipertanggungjawabkan, baik kepada diri sendiri ataupun orang lain.

"Pilihan merdeka anak ini mengajarkan Siswa untk membuat keputusan. Dan selama ini dibutuhkan untuk membangun leadership,"terang dia.

Tak hanya itu, sekolah ini juga ternyata memiliki ruang kelas yang unik. Di mana meskipun ada sekat dengan kelas yang lain, namun tembok utuh ruangan hanya berdiri di satu sisi. Sementara bagian depan kelas hanya berdiri tembok atau pagar setinggi 130 cm dan sama sekali tidak ada pintu.

Siswa di dalam kelas bisa melihat lalu lalang orang lain di dalam kelas. Dan orang yang berada di luar kelas juga bisa mengetahui aktivitas apa pun yang berada di dalam ruang kelas, termasuk dengan jelas mendengar suara dari guru yang tengah mengajar.

"Ini desain sejak awal berdiri. Meski kelasnya terbuka tetapi tidak mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, justru malah melatih konsentrasi siswa mengikuti pembelajaran karena terbiasa tidak terganggu dengan aktivitas lain di luar mereka," tambahnya.

SMA Kolese De Britto sebenarnya adalah sekolah Katolik Yesuit yang berdiri pada 19 Agustus 1948 bersamaan dengan sekolah Putra Putri. Namun sekolah putri kini berdiri sendiri yaitu menjadi SMA Stela Duce.

SMA Kolese De Britto awalnya adalah sekolah Kanisius. De Brito sendiri sebenarnya adalah nama Santo Biarawan dari portugal yang tinggal di India dan juga meninggal di negara tersebut.

Sekolah ini menerapkan pola pembelajaran yang menekankan 1L5C. Yaitu Leadership, Competen, Conscien, Compation, Consistent dan Comitment.

Leadership adalah berkaitan dengan kepemimpinan, competen adalah kecakapan intelektual, Consien adalah hati nurani yang benar, Compation adalah kepandaian otak, Consisten adalah konsisten dalam pendirian dan Comitment. "Ini semua Mengerucut ke profil siswa De Britto," ujar dia

Sejak awal, De Britto adalah bagian sekolah Yesuit seluruh Indonesia. Selain itu ada SMA Kanisius Jakarta, SMA Unsafa Loyyola Semarang, Lekok Del Arfan Fiel Nabire Papua. Yesuit merupakan serikat Yesus yaitu salah satu ordo dari para pastur di mana di seluruh dunia ada 890 sekolah.

Meskipun SMA Kolese De Britto adalah sekolah Katolik, namun ternyata yang non Katolik cukup banyak. Jika diprosentase maka siswa non Katolik ada sebesar 20-25 persen. Mereka berasal dari pemeluk agama Hindu, Budha, Islam, Kristen. "Tahun ajaran ini semua ada kecuali Konghucu," terangnya.

Ia menyebut pelajaran agama menjadi pembelajaran religiusitas. SMA Kolese De Britto kini justru fokus mengedepankan nilai-nilai keutamaan bukan lagi mengkotakan diri dalam nilai agama.

Sama seperti sekolah lain, untuk tahap awal ini pembelajaran dijadwalkan 5 jam atau sampai pukul 13.15 WIB. Guru diberi kebebasan mengelola kelasnya yaitu ada praktek, ada pembelajaran kolaboratif antara beberapa mapel seperti membuat project pembelajaran bersama.

"Projek bersama itu Contohnya fisika kimia biologi di mana mereka membuat tema sampah dan nanti endingnya dalam bentuk Poster dan ada yang berbentuk podcast,"tambahnya.

Tahun ini pemerintah akan menerapkan kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka. Sebenarnya sekolah ini memiliki Memiliki sejarah panjang dinamai kegiatan Pormasi di mana kurikulumnya sebenarnya sudah mengaplikasikan kurikulum Merdeka yang baru digagas pemerintah.

Selain pembelajaran tatap muka, sekolah ini juga mengajarkan kemasyarakatan. Mereka memiliki program live in sosial seperti tinggal di perkampungan pemulung ataupun di panti asuhan cacat ganda di mana siswa diminta merawatnya.

"Live in toleransi anak-anak tinggal di Pondok Pesantren berinteraksi dengan mereka,"kata dia.

Semua itu dilakukan untuk membentuk profil siswa yang memiliki outcome di mana setelah keluar dari SMA Kolese De Britto diharapkan menjadi pemimpin pelayanan yang unggul di bidang akademik, terbuka terhadap pengetahuan dan pengalaman baru.

Di mana mereka memiliki pribadi yang berhati nurani benar, Pribadi yang berbela rasa bagi sesama dan verkomitmen sebagai pejuang keadilan serta setia bertindak seturus dengan yang dipikirkan dan dikatakan.

Banyak tokoh yang ternyata alumni dari sekolah ini. Di antaranya ada yang menjadi Duta Besar Vatikan, Sekjen PDIP Hasto Kriswanto, Direktur Utama Ciputra Group dan berbagai seniman tersohor di tanah air.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
PGRI Dukung Rencana...
PGRI Dukung Rencana Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali Diterapkan di SMA
Jurusan IPA, IPS, dan...
Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA akan Dihidupkan Kembali
500 Pelajar Dunia akan...
500 Pelajar Dunia akan Hadiri AWMUN XII di Bali
PASMAM 2025, FISIP Unpas...
PASMAM 2025, FISIP Unpas Gelar Lomba Simulasi Sidang ASEAN
Peran Penting Orang...
Peran Penting Orang Tua Bukti Tingkatkan Kreativitas Pelajar SMA
Hadirkan Universitas...
Hadirkan Universitas Berkelas Dunia, Study in UK Expo 2025 Tarik Minat Ratusan Pelajar
Pelajar Depok Raih Honourable...
Pelajar Depok Raih Honourable Mention di AYIMUN ke-16 Malaysia
Siswa SMALB Bisa Daftar...
Siswa SMALB Bisa Daftar SNBP 2025, Berikut Ketentuannya
Ujian Nasional (UN)...
Ujian Nasional (UN) akan Digelar November 2025, Siswa SMA Siap-siap
Rekomendasi
Kulit Kusam setelah...
Kulit Kusam setelah Liburan? Ini Cara Cepat Bikin Kulit Glowing Lagi!
Daftar 23 Pemain Timnas...
Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Korea Utara di Perempat Final Piala Asia U-17 2025
Puan Ungkap Kongres...
Puan Ungkap Kongres PDIP Berpotensi Mundur
Ruben Onsu Temukan Kedamaian...
Ruben Onsu Temukan Kedamaian setelah Mualaf: Islam Itu Indah Ya
Efektifkan Solusi eSIM...
Efektifkan Solusi eSIM Komdigi Atasi Penipuan Online? Pakar Siber Beberkan Faktanya!
PBNU Ajak Nahdliyin...
PBNU Ajak Nahdliyin Tak Terprovokasi Polemik Fuad Plered
Berita Terkini
10 Kata Ini Ternyata...
10 Kata Ini Ternyata Berasal dari Bahasa Belanda, Nomor 4 Pasti Sering Kamu Dengar!
6 jam yang lalu
Detil atau Detail, Mana...
Detil atau Detail, Mana Penulisan yang Benar?
8 jam yang lalu
PGRI Dukung Rencana...
PGRI Dukung Rencana Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali Diterapkan di SMA
21 jam yang lalu
Standarisasi atau Standardisasi,...
Standarisasi atau Standardisasi, Mana Penulisan Kata yang Benar?
1 hari yang lalu
5 PTN yang Sedang Buka...
5 PTN yang Sedang Buka Pendaftaran Jalur Mandiri 2025, Ada Kampus Pilihanmu?
1 hari yang lalu
Cara Legalisir Ijazah...
Cara Legalisir Ijazah untuk Kuliah atau Bekerja ke Luar Negeri di Kemendikti Saintek
1 hari yang lalu
Infografis
Ini 3 Negara Musuh AS...
Ini 3 Negara Musuh AS yang Tidak Terkena Tarif Impor Trump
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved