Terjun KKN, Mahasiswa UNIMA Dibekali Kecakapan Literasi Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemenkominfo berkolaborasi dengan Universitas Negeri Manado (UNIMA) dalam menyelenggarakan Pembekalan Literasi Digital bagi Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan ini diikuti oleh 963 mahasiswa yang akan terjun KKN.
Ini merupakan salah satu upaya Kemenkominfo untuk melakukan literasi kepada masyarakat tentang teknologi digital dalam rangka mendukung tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang memperoleh literasi di bidang digital pada tahun 2024.
Baca juga: Top, Skripsi Mahasiswa Unpad ini Raih Penghargaan di Taiwan
Kemenkominfo bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia untuk memberikan edukasi tentang materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital (digital skill), etika digital (digital ethics), budaya digital (digital culture), dan keamanan digital (digital safety).
Kolaborasi yang dilakukan Kemenkominfo bersama Universitas Negeri Manado berupa kegiatan pembekalan materi literasi digital kepada para mahasiswa KKN yang akan disebar ke 50 lokasi KKN di Sulawesi Utara.
Rektor Universitas Negeri Manado, Deitje A. Katuuk melalui Ketua LPPM UNIMA, Rymond J. Rumampuk menyampaikan apresiasi terhadap Kemenkominfo yang telah menyelenggarakan program Literasi Digital bagi peserta KKN Universitas Negeri Manado, utamanya para peserta di gelombang dua. “Saya harapkan semua program yang dilaksanakan di KKN nanti dapat diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Jagalah nama baik diri sendiri, jagalah nama baik universitas,” ujarnya, melalui siaran pers, Jumat (7/10/2022).
Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan, Bambang Tri Santoso menyampaikan mengenai tiga pilar Indonesia Digital yaitu Pemerintah Digital, Masyarakat Digital, dan Ekonomi Digital kepada para peserta kegiatan. Selain itu, Bambang Tri Santoso juga mengajak mahasiswa peserta KKN agar menyampaikan kembali materi-materi literasi digital yang didapatkan hari ini ke masyarakat setempat di lokasi KKN mereka. “Di sela-sela KKN-nya, mungkin ada 2-3 hari di mana adik-adik bisa menyampaikan materi literasi digital,” tambahnya.
Materi pertama disampaikan oleh Indriyatno Banyumurti dari ICT Watch mengenai tantangan yang harus dihadapi di era teknologi digital. Salah satu tantangan yang ada adalah kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku utama pengguna teknologi yang tidak kalah penting.
Kemampuan SDM yang baik akan memiliki implikasi yang baik bagi lingkungan sekitarnya. Indriyatno berharap bahwa peserta KKN dapat menjadi SDM yang menyampaikan materi literasi digital ke masyarakat. “Sebanyak 963 mahasiswa akan melaksanakan KKN. Jika 1 mahasiswa menyebarkan ke 10 orang saja itu akan ada 9.630 [orang] mendapatkan literasi digital. Tujuan akhirnya supaya internet dapat dimanfaatkan dengan edukatif dan produktif,” tuturnya.
Baca juga: Catat Ya, Penerima Beasiswa BPI Dilarang Kerja Sampingan selama Kuliah
Pada kegiatan selanjutnya, Donny Budi Utoyo selaku pegiat literasi digital (ICT Watch) menyampaikan materi mengenai bahaya hoaks dan keamanan digital. Donny mengingatkan pentingnya menyaring informasi yang didapatkan melalui sosial media, terlebih lagi jika akan menyebarkannya.
“Jika teman-teman menerima informasi yang belum jelas, jangan langsung disebar. Cek dulu kebenarannya karena jejak digital itu sangat penting dan mempengaruhi banyak hal, salah satunya dalam mencari pekerjaan,” jelasnya.
Selain menyampaikan materi, Donny juga memberikan beberapa tips dan trik, seperti cara mengecek kebenaran berita melalui s.id/cekhoaks serta menjaga keamanan digital supaya terhindar dari penipuan online.
Materi terakhir disampaikan oleh Aidil Wicaksono, seorang Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma sekaligus anggota Pandu Digital Batch Biru. Aidil menyampaikan pentingnya literasi digital dari sisi emotional intelligence. Hal yang harus dikuasai oleh peserta KKN bukan hanya kemampuan teknis, namun juga ketepatan pendekatan kepada masyarakat.
Ada tiga masalah yang harus dihadapi di lapangan nanti, yaitu komunikasi, alat pendukung, dan tujuan dari KKN itu sendiri. Harus ada timbal balik antara peserta KKN dengan masyarakat setempat. “Selain peserta KKN mencapai tujuannya yaitu menyampaikan materi literasi digital, masyarakat setempat juga harus mendapatkan sesuatu dari adanya interaksi tersebut,” jelas Aidil.
Selain itu Aidil juga menekankan kembali mengenai tujuan dari pelaksanaan KKN. Peserta harus tahu potensi dari desa yang akan ditempati sehingga dapat memilih pendekatan yang paling tepat.
Ini merupakan salah satu upaya Kemenkominfo untuk melakukan literasi kepada masyarakat tentang teknologi digital dalam rangka mendukung tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang memperoleh literasi di bidang digital pada tahun 2024.
Baca juga: Top, Skripsi Mahasiswa Unpad ini Raih Penghargaan di Taiwan
Kemenkominfo bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia untuk memberikan edukasi tentang materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital (digital skill), etika digital (digital ethics), budaya digital (digital culture), dan keamanan digital (digital safety).
Kolaborasi yang dilakukan Kemenkominfo bersama Universitas Negeri Manado berupa kegiatan pembekalan materi literasi digital kepada para mahasiswa KKN yang akan disebar ke 50 lokasi KKN di Sulawesi Utara.
Rektor Universitas Negeri Manado, Deitje A. Katuuk melalui Ketua LPPM UNIMA, Rymond J. Rumampuk menyampaikan apresiasi terhadap Kemenkominfo yang telah menyelenggarakan program Literasi Digital bagi peserta KKN Universitas Negeri Manado, utamanya para peserta di gelombang dua. “Saya harapkan semua program yang dilaksanakan di KKN nanti dapat diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Jagalah nama baik diri sendiri, jagalah nama baik universitas,” ujarnya, melalui siaran pers, Jumat (7/10/2022).
Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan, Bambang Tri Santoso menyampaikan mengenai tiga pilar Indonesia Digital yaitu Pemerintah Digital, Masyarakat Digital, dan Ekonomi Digital kepada para peserta kegiatan. Selain itu, Bambang Tri Santoso juga mengajak mahasiswa peserta KKN agar menyampaikan kembali materi-materi literasi digital yang didapatkan hari ini ke masyarakat setempat di lokasi KKN mereka. “Di sela-sela KKN-nya, mungkin ada 2-3 hari di mana adik-adik bisa menyampaikan materi literasi digital,” tambahnya.
Materi pertama disampaikan oleh Indriyatno Banyumurti dari ICT Watch mengenai tantangan yang harus dihadapi di era teknologi digital. Salah satu tantangan yang ada adalah kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku utama pengguna teknologi yang tidak kalah penting.
Kemampuan SDM yang baik akan memiliki implikasi yang baik bagi lingkungan sekitarnya. Indriyatno berharap bahwa peserta KKN dapat menjadi SDM yang menyampaikan materi literasi digital ke masyarakat. “Sebanyak 963 mahasiswa akan melaksanakan KKN. Jika 1 mahasiswa menyebarkan ke 10 orang saja itu akan ada 9.630 [orang] mendapatkan literasi digital. Tujuan akhirnya supaya internet dapat dimanfaatkan dengan edukatif dan produktif,” tuturnya.
Baca juga: Catat Ya, Penerima Beasiswa BPI Dilarang Kerja Sampingan selama Kuliah
Pada kegiatan selanjutnya, Donny Budi Utoyo selaku pegiat literasi digital (ICT Watch) menyampaikan materi mengenai bahaya hoaks dan keamanan digital. Donny mengingatkan pentingnya menyaring informasi yang didapatkan melalui sosial media, terlebih lagi jika akan menyebarkannya.
“Jika teman-teman menerima informasi yang belum jelas, jangan langsung disebar. Cek dulu kebenarannya karena jejak digital itu sangat penting dan mempengaruhi banyak hal, salah satunya dalam mencari pekerjaan,” jelasnya.
Selain menyampaikan materi, Donny juga memberikan beberapa tips dan trik, seperti cara mengecek kebenaran berita melalui s.id/cekhoaks serta menjaga keamanan digital supaya terhindar dari penipuan online.
Materi terakhir disampaikan oleh Aidil Wicaksono, seorang Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma sekaligus anggota Pandu Digital Batch Biru. Aidil menyampaikan pentingnya literasi digital dari sisi emotional intelligence. Hal yang harus dikuasai oleh peserta KKN bukan hanya kemampuan teknis, namun juga ketepatan pendekatan kepada masyarakat.
Ada tiga masalah yang harus dihadapi di lapangan nanti, yaitu komunikasi, alat pendukung, dan tujuan dari KKN itu sendiri. Harus ada timbal balik antara peserta KKN dengan masyarakat setempat. “Selain peserta KKN mencapai tujuannya yaitu menyampaikan materi literasi digital, masyarakat setempat juga harus mendapatkan sesuatu dari adanya interaksi tersebut,” jelas Aidil.
Selain itu Aidil juga menekankan kembali mengenai tujuan dari pelaksanaan KKN. Peserta harus tahu potensi dari desa yang akan ditempati sehingga dapat memilih pendekatan yang paling tepat.
(nnz)