Yuda, Mahasiswa UMM yang Mengabdi di 3 Negara lewat Garuda Nusa Youth Summit 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berbekal pengalaman saat mengenyam organisasi di Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ), Wirayuda Damar Wicaksono berhasil mendapat kesempatan mengikuti Garuda Nusa Youth Summit 2022.
Adapun program ini memiliki misi untuk melaksanakan konferensi dan pengabdian masyarakat di 3 negara, yakni di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Adapun kegiatan tersebut diadakan pada akhir Oktober lalu.
Yuda, sapaan akrabnya, memang telah aktif di berbagai organisasi yang disediakan UMM. Menurutnya, Kampus Putih UMM sangat memberikan kebebasan mahasiswanya untuk mengikuti berbagai organisasi di semua bidang.
Bahkan ia sempat menjadi ketua koordinator bina desa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMM. Dari pengalaman itulah ia mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam program itu. Apalagi melihat bahwa Garuda Nusa Youth Summit 2022 memiliki fokus di aspek volunteering, pengabdian dan konferensi.
“Melihat kesempatan untuk pengabdian di daerah 3T (tertinggal, terluar dan terdepan), saya menjadi bersemangat untuk ikut serta untuk menyebar ilmu dan pengalaman saya di bidang pengabdian masyarakat,” ungkap mahasiswa program studi Agroteknologi itu.
Pengalaman paling berkesan menurutnya adalah ketika acara konferensi yang membahas permasalahan di perbatasan Indonesia dan Sustainable Development Goals (SDG). Bukan hanya dengan mahasiswa Indonesia, tapi juga bersama mahasiswa serawak dan Staf konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI).
“Saat di desa pengabdian, saya mengambil bagia di pendidikan lingkungan yakni dengan memberikan arahan terkait pengolahan sampah domestik organis menjadi pupuk kompis organik. Saya memberi penyuluhan dan melakukan praktek bersama warga,” terangnya.
Adapun salah satu pengabdian masyarakat yang ia lakukan berlokasi di daerah Entikong, Kecamatan Sanggau, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Selain penyuluhan, ia juga membuat palang edukasi lingkungan serta edukasi sampah pada anak-anak sekolah dasar (SD).
Yuda juga berkesempatan melakukan konferensi bersama pemuda lainnya membahas kondisi wilayah, indeks pembangunan manusia dan juga SDG. Ia juga sempat ikut upacara sumpah pemuda di KJRI Malaysia serta sharing session bersama anak-anak muda dari National University of Singapore (NUS).
Ia bahkan mendapatkan penghargaan di konferensi tersebut sebagai divisi terbaik dan delegasi teraktif.
“Banyak pengalaman saya di UMM yang saya terapkan di program tersebut, seperti ilmu pembuatan kompos dan manajemen organisasi. Sementara di program ini, saya banyak mendapat pengetahuan berupa sistem konferensi internasional, sustainable development goals, dan indeks pembangunan manusia indonesia. Semuanya tentu akan saya bagikan ke teman-teman mahasiswa UMM," pungkasnya.
Adapun program ini memiliki misi untuk melaksanakan konferensi dan pengabdian masyarakat di 3 negara, yakni di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Adapun kegiatan tersebut diadakan pada akhir Oktober lalu.
Yuda, sapaan akrabnya, memang telah aktif di berbagai organisasi yang disediakan UMM. Menurutnya, Kampus Putih UMM sangat memberikan kebebasan mahasiswanya untuk mengikuti berbagai organisasi di semua bidang.
Bahkan ia sempat menjadi ketua koordinator bina desa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMM. Dari pengalaman itulah ia mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam program itu. Apalagi melihat bahwa Garuda Nusa Youth Summit 2022 memiliki fokus di aspek volunteering, pengabdian dan konferensi.
“Melihat kesempatan untuk pengabdian di daerah 3T (tertinggal, terluar dan terdepan), saya menjadi bersemangat untuk ikut serta untuk menyebar ilmu dan pengalaman saya di bidang pengabdian masyarakat,” ungkap mahasiswa program studi Agroteknologi itu.
Pengalaman paling berkesan menurutnya adalah ketika acara konferensi yang membahas permasalahan di perbatasan Indonesia dan Sustainable Development Goals (SDG). Bukan hanya dengan mahasiswa Indonesia, tapi juga bersama mahasiswa serawak dan Staf konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI).
“Saat di desa pengabdian, saya mengambil bagia di pendidikan lingkungan yakni dengan memberikan arahan terkait pengolahan sampah domestik organis menjadi pupuk kompis organik. Saya memberi penyuluhan dan melakukan praktek bersama warga,” terangnya.
Adapun salah satu pengabdian masyarakat yang ia lakukan berlokasi di daerah Entikong, Kecamatan Sanggau, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Selain penyuluhan, ia juga membuat palang edukasi lingkungan serta edukasi sampah pada anak-anak sekolah dasar (SD).
Yuda juga berkesempatan melakukan konferensi bersama pemuda lainnya membahas kondisi wilayah, indeks pembangunan manusia dan juga SDG. Ia juga sempat ikut upacara sumpah pemuda di KJRI Malaysia serta sharing session bersama anak-anak muda dari National University of Singapore (NUS).
Ia bahkan mendapatkan penghargaan di konferensi tersebut sebagai divisi terbaik dan delegasi teraktif.
“Banyak pengalaman saya di UMM yang saya terapkan di program tersebut, seperti ilmu pembuatan kompos dan manajemen organisasi. Sementara di program ini, saya banyak mendapat pengetahuan berupa sistem konferensi internasional, sustainable development goals, dan indeks pembangunan manusia indonesia. Semuanya tentu akan saya bagikan ke teman-teman mahasiswa UMM," pungkasnya.
(mpw)