Kemendikbudristek Percepat Lulusan Doktor Lewat Beasiswa PMDSU
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) telah menyelenggarakan program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul ( PMDSU ) sejak 2013. Hal ini sebagai upaya mengakselerasi SDM pendidikan tinggi bergelar doktor .
PMDSU merupakan program beasiswa bagi sarjana unggul untuk melakukan percepatan pendidikan menjadi lulusan doktor dalam waktu empat tahun. Mereka dibimbing oleh promotor handal baik berdasarkan rekam jejak penelitian maupun pendidikan. Hingga kini, peserta PMDSU telah memasuki angkatan keenam (batch VI).
Baca juga: 10 Beasiswa S2 Luar Negeri Fully Funded Terbaik, Kuliah Gratis hingga Lulus
Direktur Sumber Daya Ditjen Diktiristek Mohammad Sofwan Effendi menjelaskan, Indonesia harus bangkit dengan beasiswa supaya rasio antara penduduk dengan yang berkualifikasi S-2 dan S-3 semakin sedikit. Ia menyebutkan Ditjen Diktiristek menjadi satu-satunya lembaga yang bisa menyelenggarakan doktor dalam empat tahun.
PMDSU menjadi program terobosan untuk dapat mempercepat lahirnya doktor muda Indonesia. Sofwan menyebut, tahun depan Ditjen Diktiristek mendapat alokasi beasiswa PMDSU dua kali lipat dari saat ini sebanyak 300 penerima.
"Empat tahun lulus doktor maka akan cepat mencapai 2035 dengan kondisi SDM yang unggul. Hal tersebut merupakan keuntungan bagi Indonesia dengan dihuni anak-anak pintar dan cerdas yang siap berkontribusi di berbagai bidang," ujar Sofwan, melalui siaran pers, Selasa (15/11/2022).
Baca juga: Ingin Lolos IISMA 2023? Ini Strategi Penting Saat Wawancara
Sofwan berharap para penerima beasiswa PMDSU ini selain memiliki kecerdasan otak dan intelektual, juga memiliki karakter dan integritas yang baik. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan Indonesia di bidang yang mereka sukai.
Sementara itu, Pelaksana tugas Sekretaris Ditjen Diktiristek Tjitjik Srie Tjahjandarie menyampaikan bahwa dalam RPJM atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2024 jumlah SDM bergelar doktor di Indonesia harus sampai pada angka 20 persen. Namun, ia menyebutkan sampai saat ini capaian masih sekitar 16 persen dan harus mengejar 4 persen untuk mencapai target.
“Oleh karena itu, pada tahun ini kita membahas dengan Bappenas (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional-red.) dan juga DJA (Direktorat Jenderal Anggaran-red.) untuk tahun 2023 nanti Direktorat Sumber Daya dipaksa untuk dapat menargetkan jumlah awardee baru sebesar 300 penerima beasiswa, yang sebelumnya hanya sekitar 150 penerima,” tuturnya.
Tjitjik menambahkan Bappenas memberikan amanat dan mandat jika salah satu akselerasi untuk bisa memenuhi target RPJM yaitu melalui PMDSU.
“Karena apabila melalui program doktor reguler, kita perlu waktu minimal 7 tahun. Namun dengan adanya program PMDSU ini diharapkan kita dapat mencetak doktor dalam waktu 4 tahun. Sehingga saya berharap melalui kegiatan anjangsana ini sebagai bentuk program saling men-trigger satu dengan yang lain untuk selesai on-time atau tepat waktu,” lanjut Tjitjik.
PMDSU merupakan program beasiswa bagi sarjana unggul untuk melakukan percepatan pendidikan menjadi lulusan doktor dalam waktu empat tahun. Mereka dibimbing oleh promotor handal baik berdasarkan rekam jejak penelitian maupun pendidikan. Hingga kini, peserta PMDSU telah memasuki angkatan keenam (batch VI).
Baca juga: 10 Beasiswa S2 Luar Negeri Fully Funded Terbaik, Kuliah Gratis hingga Lulus
Direktur Sumber Daya Ditjen Diktiristek Mohammad Sofwan Effendi menjelaskan, Indonesia harus bangkit dengan beasiswa supaya rasio antara penduduk dengan yang berkualifikasi S-2 dan S-3 semakin sedikit. Ia menyebutkan Ditjen Diktiristek menjadi satu-satunya lembaga yang bisa menyelenggarakan doktor dalam empat tahun.
PMDSU menjadi program terobosan untuk dapat mempercepat lahirnya doktor muda Indonesia. Sofwan menyebut, tahun depan Ditjen Diktiristek mendapat alokasi beasiswa PMDSU dua kali lipat dari saat ini sebanyak 300 penerima.
"Empat tahun lulus doktor maka akan cepat mencapai 2035 dengan kondisi SDM yang unggul. Hal tersebut merupakan keuntungan bagi Indonesia dengan dihuni anak-anak pintar dan cerdas yang siap berkontribusi di berbagai bidang," ujar Sofwan, melalui siaran pers, Selasa (15/11/2022).
Baca juga: Ingin Lolos IISMA 2023? Ini Strategi Penting Saat Wawancara
Sofwan berharap para penerima beasiswa PMDSU ini selain memiliki kecerdasan otak dan intelektual, juga memiliki karakter dan integritas yang baik. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan Indonesia di bidang yang mereka sukai.
Sementara itu, Pelaksana tugas Sekretaris Ditjen Diktiristek Tjitjik Srie Tjahjandarie menyampaikan bahwa dalam RPJM atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2024 jumlah SDM bergelar doktor di Indonesia harus sampai pada angka 20 persen. Namun, ia menyebutkan sampai saat ini capaian masih sekitar 16 persen dan harus mengejar 4 persen untuk mencapai target.
“Oleh karena itu, pada tahun ini kita membahas dengan Bappenas (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional-red.) dan juga DJA (Direktorat Jenderal Anggaran-red.) untuk tahun 2023 nanti Direktorat Sumber Daya dipaksa untuk dapat menargetkan jumlah awardee baru sebesar 300 penerima beasiswa, yang sebelumnya hanya sekitar 150 penerima,” tuturnya.
Tjitjik menambahkan Bappenas memberikan amanat dan mandat jika salah satu akselerasi untuk bisa memenuhi target RPJM yaitu melalui PMDSU.
“Karena apabila melalui program doktor reguler, kita perlu waktu minimal 7 tahun. Namun dengan adanya program PMDSU ini diharapkan kita dapat mencetak doktor dalam waktu 4 tahun. Sehingga saya berharap melalui kegiatan anjangsana ini sebagai bentuk program saling men-trigger satu dengan yang lain untuk selesai on-time atau tepat waktu,” lanjut Tjitjik.
(nnz)