Cetak Doktor Muda, Kuota Beasiswa PMDSU akan Meningkat Tahun Depan

Sabtu, 19 November 2022 - 09:10 WIB
loading...
Cetak Doktor Muda, Kuota...
Direktur Sumber Daya Ditjen Diktiristek Mohammad Sofwan Effendi pada Anjangsana Beasiswa PMDSU batch V. Foto/Kemendikbudristek.
A A A
JAKARTA - Kemendikbudristek berupaya mencetak sebanyak mungkin lulusan perguruan tinggi bergelar doktor melalui beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul ( PMDSU ). Tahun depan alokasi penerimanya pun akan dimaksimalkan.

Beasiswa PMDSU tidak hanya memfasilitasi generasi muda untuk kuliah jenjang S2 dan S3 dalam waktu 4 tahun saja. Namun dengan adanya PMDSU juga meningkatkan kualitas publikasi ilmiah di Indonesia.

Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek, Mohammad Sofwan Effendi menjelaskan, tahun depan Ditjen Diktiristek mendapat alokasi beasiswa PMDSU dua kali lipat dari saat ini, yaitu sebanyak 300 penerima. Hal ini perlu dimanfaatkan sebaik mungkin agar Indonesia memiliki SDM mumpuni yang siap berkontribusi di berbagai bidang pembangunan.

Baca juga: Kemendikbudristek Percepat Lulusan Doktor Lewat Beasiswa PMDSU

“Pada tahun 2045, Indonesia memasuki usia 100 tahun yang memiliki ekonomi yang kuat, menjadi negara yang makmur. Namun itu semua hanya bisa terwujud apabila dikelola oleh SDM yang unggul. Kita juga perlu mengambil peluang dari bonus demografi untuk menaikkan rasio penduduk yang berkualifikasi S-2 dan S-3, salah satunya melalui beasiswa PMDSU,” terang Sofwan, melalui siaran pers, Sabtu (19/11/2022).

Beasiwa PMDSU dirilis Kemendikbudristek sejak 2013. Hingga saat ini, Program PMDSU sudah memasuki angkatan keenam (batch VI) dengan total 1.008 penerima. PMDSU juga telah berhasil mencetak doktor muda yang saat ini sudah berkarier di berbagai institusi, baik sebagai dosen maupun peneliti.

Plt. Dijen Diktiristek Nizam mengatakan, keberadaan doktor di sebuah negara mampu memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menghasilkan inovasi. Nizam menambahkan, inovasi inilah yang akan membuat Indonesia keluar dari middle trap income.

“Industri kita sebagian besar bergantung pada bahan baku impor, dan masih berupa lisensi. Untuk menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan peneliti-peneliti berkualifikasi doktor yang memiliki obsesi untuk menjawab permasalahan nyata industri, di antaranya meningkatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) hingga mengubah industri tukang jahit menjadi industri berbasis inovasi,” tutur Nizam, melalui siaran pers, Sabtu (19/11/2022).

Baca juga: 10 Beasiswa S2 Luar Negeri Fully Funded Terbaik, Kuliah Gratis hingga Lulus

Nizam mengungkapkan, peningkatan daya saing bangsa tidak terlepas dari peningkatan daya saing perguruan tingginya. Oleh sebab itu, untuk mencapai perguruan tinggi berkelas dunia, dibutuhkan dosen dan peneliti yang produktif dalam menghasilkan publikasi ilmiah.

“Selama enam tahun terakhir publikasi Indonesia meningkat secara eksponensial. Pada 2021, jumlah publikasi ilmiah Indonesia tercatat mencapai 50 ribu publikasi per tahun. Hal ini mendongkrak peringkat publikasi ilmiah Indonesia dari peringkat 56 dunia naik ke peringkat 21 dunia,” sebutnya.

Pada kesempatan tersebut Nizam juga mengapresiasi capaian publikasi ilmiah mahasiswa PMDSU. Hingga kini, jumlah publikasi di jurnal internasional yang dihasilkan mahasiswa PMDSU batch I sampai VI mencapai 1.921 publikasi. Capaian ini tidak lepas dari peran promotor yang membimbing dalam melakukan penelitian.

“Kita sudah mampu mengejar kuantitas, sekarang tugas kalian sebagai mahasiswa PMDSU adalah tetap produktif untuk meningkatkan kualitas publikasi. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu bangun dan kembangkan obsesi untuk jadi negara maju melalui inovasi, kerja keras, serta kemauan dan tekat yang kuat,” ucap Nizam.

Akselerasi pertumbuhan jumlah sumber daya manusia (SDM) pendidikan tinggi bergelar doktor merupakan salah satu kunci meningkatkan daya saing bangsa melalui inovasi. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2024, jumlah SDM bergelar doktor di Indonesia ditargetkan sampai pada angka 20 persen. Namun hingga saat ini, capaian masih berada pada angka 16 persen. dan harus mengejar 4 persen lagi untuk mencapai target.

Adanya urgensi untuk meningkatkan jumlah doktor dalam waktu singkat tersebut telah direspons oleh Direktorat Sumber Daya sejak 2013, yaitu melalui Program PMDSU.

Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Tjitjik Srie Tjahjandarie dalam acara pembukaan Anjangsana Beasiswa PMDSU batch V bertajuk ‘Cendekiawan Muda untuk Indonesia Emas 2045’ menegaskan bahwa seluruh mahasiswa beserta alumni PMDSU adalah SDM pengisi pembangunan untuk Indonesia emas 2045. Selain itu, PMDSU juga menjadi strategi Kemendikbudristek untuk dapat memenuhi target Bappenas.

“Karena apabila melalui program doktor reguler, kita perlu waktu minimal tujuh tahun. Namun dengan adanya program PMDSU ini diharapkan kita dapat mencetak doktor dalam waktu empat tahun. Sehingga saya berharap melalui kegiatan anjangsana ini sebagai bentuk program saling men-trigger satu dengan yang lain untuk selesai on-time atau tepat waktu,” kata Tjitjik.

Juniarti Dwi Lestari selaku Koordinator Pembinaan Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Diktiristek menyampaikan kegiatan anjangsana ini diikuti oleh 150 penerima beasiswa PMDSU batch V dari 18 perguruan tinggi. Dalam acara ini, para penerima beasiswa dapat berbagi pengalaman ketika menjalani program doktor di masing-masing kampus.“Selain itu juga akan memberi motivasi, soft skills, dan kepemimpinan untuk adik-adik para calon dosen dan peneliti di batch V ini,” tandas Juniarti.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Pendaftaran Beasiswa...
Pendaftaran Beasiswa BCA 2026 Dibuka, Kuliah Gratis, Uang Saku, Kesempatan Kerja
PIP 2025 Sudah Diumumkan...
PIP 2025 Sudah Diumumkan Cair, Tapi Kok Belum Masuk? Ini 5 Alasan Belum Diterima
Kumpulan Contoh Soal...
Kumpulan Contoh Soal Skolastik LPDP dan Jawabannya, Referensi Belajar Persiapan Tes
Jejak Pendidikan Giorgio...
Jejak Pendidikan Giorgio Chiellini, Legenda Juventus yang Punya Gelar S2 dari Universitas Turin
Pendidikan Ricky Kambuaya,...
Pendidikan Ricky Kambuaya, Pemain Timnas Indonesia yang Ternyata Mahasiswa S2 Ilmu Manajemen
Park Bo Gum Pemeran...
Park Bo Gum Pemeran Gwan Sik di When Life Gives You Tangerines Ternyata Lulusan S2 Kampus Top Korea!
Beasiswa Semesta 2025...
Beasiswa Semesta 2025 Resmi Dibuka! Bisa Kuliah Gratis, Gaji Bulanan, Kontrak Kerja
15 Siswa MAN IC Serpong...
15 Siswa MAN IC Serpong Diterima di Universitas Ternama Dunia, Berikut Daftar Namanya
Kuliah Gratis! 5 Beasiswa...
Kuliah Gratis! 5 Beasiswa Pemerintah Ini Buka Pendaftaran di 2025
Rekomendasi
Indonesia Sedang Dalam...
Indonesia Sedang Dalam Darurat Kejahatan Seksual, Sahroni: Hukuman Kebiri Harus Dijalankan
Toko Mainan di Leuwiliang...
Toko Mainan di Leuwiliang Bogor Kebakaran, Letupan Kembang Api Menyala
Identitas 12 Jenazah...
Identitas 12 Jenazah Korban Pembunuhan KKB
Rabu Biru Indonesia...
Rabu Biru Indonesia Gandeng Bulog Serap Gabah Petani di Sleman
Kreativitas Tanpa Batas:...
Kreativitas Tanpa Batas: Pasangan Muda Mengukir Prestasi lewat Sepatu Lokal di Shopee
Manfaatkan Teknologi...
Manfaatkan Teknologi Biometrik, XL Axiata Dukung Pemutakhiran Data Pelanggan
Berita Terkini
PGRI Dukung Rencana...
PGRI Dukung Rencana Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali Diterapkan di SMA
4 jam yang lalu
Standarisasi atau Standardisasi,...
Standarisasi atau Standardisasi, Mana Penulisan Kata yang Benar?
11 jam yang lalu
5 PTN yang Sedang Buka...
5 PTN yang Sedang Buka Pendaftaran Jalur Mandiri 2025, Ada Kampus Pilihanmu?
15 jam yang lalu
Cara Legalisir Ijazah...
Cara Legalisir Ijazah untuk Kuliah atau Bekerja ke Luar Negeri di Kemendikti Saintek
1 hari yang lalu
Kerjasama atau Kerja...
Kerjasama atau Kerja Sama, Mana Penulisan yang Benar Menurut KBBI?
1 hari yang lalu
Profil Edy Meiyanto,...
Profil Edy Meiyanto, Guru Besar Farmasi UGM yang Dipecat karena Kasus Asusila
1 hari yang lalu
Infografis
Penyebab 85 Juta Pekerjaan...
Penyebab 85 Juta Pekerjaan yang Terancam Musnah Tahun Depan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved