Unpad Beri Layanan Terapi Seni untuk Anak Penyintas Gempa Cianjur

Rabu, 07 Desember 2022 - 16:22 WIB
loading...
Unpad Beri Layanan Terapi Seni untuk Anak Penyintas Gempa Cianjur
Relawan mahasiswa PPN Fakultas Keperawatan Unpad memberikan layanan art therapy kepada anak-anak penyintas gempa Cianjur. Foto/Tangkap layar laman Unpad.
A A A
JAKARTA - Dukungan berbagai pihak dibutuhkan untuk membantu para korban gempa Cianjur . Salah satu yang terjun ke lapangan adalah Unpad yang memberikan layanan kesehatan psikologis kepada anak-anak penyintas gempa.

Selain membutuhkan bantuan makanan, tempat tinggal sementara, dan kesehatan, korban gempa juga membutuhkan layanan psikologis. Hal ini untuk mengurangi post traumatic-stress kepada korban gempa, khususnya anak-anak.

Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran (Unpad) Ida Maryati mengatakan, banyaknya anak dan orang dewasa yang terkena dampak bencana gempa menyebabkan kebutuhan akan pelayanan kesehatan baik fisik dan mental meningkat.

Oleh karena itu, dia dan Prof Kusman Ibrahim pun turun sebagai tim relawan bersama dengan 8 mahasiswa Program Profesi Ners (PPN) yakni Umy Riskyani, Enzel Gabriela Putri, Vira Ramalia Putri, Salma Hanifah Megantari, Ayuni Putri Khairunnisa, Diana Kusuma Astuti, dan Stefani.

Baca juga: Libatkan 1.052 Peserta, IIEF Pecahkan Rekor MURI Ujian TOEFL ITP Serentak di 42 Lokasi

Salah satu titik pengungsian yang didatangi adalah Posko 1 RT 4, Kampung Cikaret Girang, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur yang diisi oleh 45 KK dengan perkiraan lebih dari 20 anak penyintas gempa yang tinggal di dalamnya.

Art Therapy

Mewarnai dan menggambar sebagai bentuk art therapy merupakan aktivitas yang dipilih untuk mengurangi post-traumatic stress akibat bencana gempa. Kegiatan ini ditargetkan untuk anak usia pra-sekolah hingga kelas 2 SMA.

Art therapy merupakan salah satu cara untuk menyiasati penyaluran emosi terhadap kejadian buruk yang terjadi tanpa mengingat perasaan negatif yang dirasakan. Art therapy merupakan platform kreatif bagi anak-anak untuk menceritakan kisah trauma mereka, mengurangi pengalaman gejala, serta mengontrol emosi dan stres.

Salah satu penyintas, Ayuni (16 tahun), menggambar pantai sebagai ekspresi untuk mewakili rekreasinya yang tertunda ke Pantai Karang Potong akibat adanya gempa Cianjur. Selain art therapy, sukarelawan Fakultas Keperawatan Unpad juga melakukan pemeriksaan kesehatan dan mendistribusikan obat-obat dasar dan vitamin untuk pengungsi.

Pemeriksaan kesehatan dan distribusi obat dilakukan di beberapa posko pengungsian yang terletak di Kampung Cikaret Girang dan Kampung Tegallega, Desa Limbangansari dan Kampung Wargaluyu, Desa Nagrak. Masalah kesehatan yang paling banyak dikeluhkan oleh pengungsi adalah gatal-gatal, batuk, diare, dan flu.

Baca juga: Bukan Hanya Siswa, Guru Juga Wajib Tahu Mekanisme SNPMB 2023

Gatal-gatal merupakan masalah umum yang terjadi pada kondisi pengungsian. Penyebabnya dapat berasal dari sanitasi posko pengungsian yang buruk dan kebersihan diri yang kurang baik. Keadaan posko pengungsian yang kumuh semakin memperbesar faktor terjadinya gatal-gatal, terutama pada kondisi penyakit skabies (kudis) yang mudah menular.

Sementara itu, masalah batuk dan flu terjadi akibat hujan yang sering turun serta minimnya ventilasi pada tenda-tenda pengungsian. Pengungsi juga mengeluhkan khawatir terhadap kemungkinan gempa susulan yang sudah terjadi beberapa kali sejak gempa pertama.

Kegiatan sukarelawan gempa Cianjur masih akan diteruskan oleh tim lainnya dari Fakultas Keperawatan Unpad hingga pertengahan bulan Desember. Rangkaian kegiatan dari sukarelawan Fkep sendiri sudah dilaksanakan sejak 23 November 2022 lalu. Kegiatan dilakukan bergantian secara berkelompok di bawah koordinasi Pusat Riset Kebencanaan Universitas Padjadjaran.

Tim sukarelawan terdiri dari dosen, mahasiswa S2, mahasiswa PPN, dan mahasiswa S1. Satu kelompok terdiri dari 10–18 orang. Masing-masing kelompok bertugas selama 3 hari.

“Kegiatan sukarelawan bencana yang dilakukan oleh mahasiswa PPN merupakan wujud realisasi dari pembelajaran Stase Elektif Bela Negara, sedangkan bagi mahasiswa S1 kegiatan ini merupakan bentuk pembelajaran dari program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM),” jelas Ida.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5640 seconds (0.1#10.140)