Kompetisi TMTIC 2022, SKSG UI Dorong Hasil Inovasi Raih HAKI
loading...
A
A
A
DEPOK - SKSG UI menyelenggarakan Kompetisi Tingkat Nasional Three-Minute Telling-Innovation Competition (TMTIC) 2022 dengan tema ‘Inovasi & Daya Cipta untuk Indonesia Emas 2045: 100 Tahun Kemerdekaan’. Sebanyak 9 finalis lolos ke babak final dengan tiga kategori yaitu umum, mahasiswa S2, dan mahasiswa S3.
Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) Athor Subroto mengatakan, pihaknya menyadari Indonesia perlu melakukan inovasi tiada henti untuk mempersiapkan bangsa dan negara ini menuju Indonesia Emas 2045. TMTIC sudah empat kali digelar SKSG UI. “Ini agenda keempat. Setiap tahun kita menyelenggarakan kompetisi semacam ini,” katanya, Rabu (7/12/2022).
Baca juga: MNC University Gelar Pelatihan Open Science Research Methods bagi Seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan
Kompetisi Tingkat Nasional (TMTIC) 2022 diselenggarakan sebagai manifestasi dari rasa tanggung jawab Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia untuk terlibat dan turut serta menghidupkan trend dan budaya berinovasi di Indonesia. TMTIC 2022 yang diselenggarakan ini ingin menjadikan inovasi sebagai bagian dari budaya bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, baik lokal, regional maupun global, dan dalam kehidupan bernegara.
“Semua pihak harus terlibat dan turut serta menghidupkan trend dan budaya berinovasi di Indonesia, sehingga kita dapat menemukan berbagai solusi untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang,” ujarnya.
TMTIC 2022 diikuti puluhan peserta yang berisi karya inovasi yang masuk sebanyak 33 video. Kemudian sebanyak 20 semi finalis yang lolos di babak penyisihan dan dipilih sembilan finalis. Dalam TMTIC 2022 ini telah dilakukan transformasi dengan memperluas cakupan.
“Sebelumnya adalah tesis kompetisi, sekarang kita buat lebih luas lagi dan dalam karena ada inovoasi sehingga tidak hanya sebatas tesis saja sehingga umum juga bisa ikut. Inovasi menjadi hal yang dibutuhkan jadi transformasi yang keempat kita lakukan,” ungkapnya.
Baca juga: 10 PTN dengan Fakultas dan Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia, Referensi SNBP-SNBT 2023
Dalam kompetisi kali ini pihaknya mendorong kemajuan inovasi di kalangan anak muda. Inovasi yang dimaksud adalah yang dapat dirasakan langsung manfaatnya bagi masyarakat. Menurutnya saat ini kemajuan inovasi sudah sangat besar. Hanya saja perspektifnya perlu dibekali dengan yang lebih lengkap.
“Misalnya soal lingkungan, tidak hanya gadget tapi harus punya operasionalisasinya di kenyataan harus konkrit. Salah satunya tadi ada dari finalis mengenai implan dan mangrove digital. Itu kan inovasi yang membumi dan dekat dengan masyarakat sehingga bisa dinikmati langsung,” tegasnya.
Pihaknya juga mendorong agar inovasi tersebut bisa mendapatkan hak paten. Sehingga ketika diimplementasikan di masyarakat tidak terjadi duplikasi. “Kalau hanya aplikasi saja, besoknya bisa hilang. Kita mendorong agar inovasi tersebut mendapat HAKI,” pungkasnya.
Lihat Juga: 7 Universitas dengan Jurusan Ilmu Komunikasi Terbaik Versi EduRank, Berapa Biaya Kuliah di UI?
Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) Athor Subroto mengatakan, pihaknya menyadari Indonesia perlu melakukan inovasi tiada henti untuk mempersiapkan bangsa dan negara ini menuju Indonesia Emas 2045. TMTIC sudah empat kali digelar SKSG UI. “Ini agenda keempat. Setiap tahun kita menyelenggarakan kompetisi semacam ini,” katanya, Rabu (7/12/2022).
Baca juga: MNC University Gelar Pelatihan Open Science Research Methods bagi Seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan
Kompetisi Tingkat Nasional (TMTIC) 2022 diselenggarakan sebagai manifestasi dari rasa tanggung jawab Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia untuk terlibat dan turut serta menghidupkan trend dan budaya berinovasi di Indonesia. TMTIC 2022 yang diselenggarakan ini ingin menjadikan inovasi sebagai bagian dari budaya bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, baik lokal, regional maupun global, dan dalam kehidupan bernegara.
“Semua pihak harus terlibat dan turut serta menghidupkan trend dan budaya berinovasi di Indonesia, sehingga kita dapat menemukan berbagai solusi untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang,” ujarnya.
TMTIC 2022 diikuti puluhan peserta yang berisi karya inovasi yang masuk sebanyak 33 video. Kemudian sebanyak 20 semi finalis yang lolos di babak penyisihan dan dipilih sembilan finalis. Dalam TMTIC 2022 ini telah dilakukan transformasi dengan memperluas cakupan.
“Sebelumnya adalah tesis kompetisi, sekarang kita buat lebih luas lagi dan dalam karena ada inovoasi sehingga tidak hanya sebatas tesis saja sehingga umum juga bisa ikut. Inovasi menjadi hal yang dibutuhkan jadi transformasi yang keempat kita lakukan,” ungkapnya.
Baca juga: 10 PTN dengan Fakultas dan Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia, Referensi SNBP-SNBT 2023
Dalam kompetisi kali ini pihaknya mendorong kemajuan inovasi di kalangan anak muda. Inovasi yang dimaksud adalah yang dapat dirasakan langsung manfaatnya bagi masyarakat. Menurutnya saat ini kemajuan inovasi sudah sangat besar. Hanya saja perspektifnya perlu dibekali dengan yang lebih lengkap.
“Misalnya soal lingkungan, tidak hanya gadget tapi harus punya operasionalisasinya di kenyataan harus konkrit. Salah satunya tadi ada dari finalis mengenai implan dan mangrove digital. Itu kan inovasi yang membumi dan dekat dengan masyarakat sehingga bisa dinikmati langsung,” tegasnya.
Pihaknya juga mendorong agar inovasi tersebut bisa mendapatkan hak paten. Sehingga ketika diimplementasikan di masyarakat tidak terjadi duplikasi. “Kalau hanya aplikasi saja, besoknya bisa hilang. Kita mendorong agar inovasi tersebut mendapat HAKI,” pungkasnya.
Lihat Juga: 7 Universitas dengan Jurusan Ilmu Komunikasi Terbaik Versi EduRank, Berapa Biaya Kuliah di UI?
(nnz)