Mahasiswa UPNV YK Buat Sabun Cuci dari Minyak Jelantah

Selasa, 13 Desember 2022 - 08:23 WIB
loading...
Mahasiswa UPNV YK Buat Sabun Cuci dari Minyak Jelantah
Tim mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta membuat inovasi sabun cuci baju dari limbah minyak jelantah. Foto/SINDOnews/Adam Erlangga.
A A A
JAKARTA - Tim mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta membuat inovasi untuk mengurangi limbah minyak jelantah di lingkungan. Mereka menyulap minyak jelantah menjadi sabun cuci baju.

Mahasiswi Manajemen UPN Veteran Yogyakarta Labita Anjani Mustikarini beserta 9 orang rekannya membuat sabun cuci baju dari minyak jelantah ini ketika mereka terjun dalam program KKN.

"Alasan kami mengajak warga mengolah minyak jelantah karena minyak jelantah ini tidak bisa dibuang sembarangan. Seperti tidak boleh dibuang ke tanah karena akan merusak kesuburan tanah, dan tidak boleh dibuang ke air karena akan menyumbat saluran," ucapnya, dikutip dari laman UPNV YK, Selasa (13/12/2022).

Dia menjelaskan, mereka mengeluarkan modal Rp16.000 yang digunakan untuk mengumpulkan bahan yang diperlukan. Yakni setengah liter minyak jelantah Rp3.000, 82 gram soda api Rp3.500, baskom plastik Rp5.000, alat pengaduk Rp1.500, cetakan Rp3.000.

Baca juga: Mahasiswa ITS Garap Aplikasi Berisi Informasi Aksesibilitas bagi Penyandang Disabilitas

"Jadi dengan modal Rp16.000 sudah bisa menghasilkan 12 pcs sabun cuci baju. Tidak hanya menekan pembuangan pembuangan minyak jelantah sembarangan, namun bisa menghasilkan produk yang bermanfaat," terangnya.

Cara mengolahnya juga tidak sulit. Dimulai dengan merendam minyak jelantah dengan arang selama satu malam, kemudian disaring untuk membuang remah-remah kotoran dari minyak jelantah. Masukkan air 170 ml ke dalam baskom dan juga 82 gram soda api, diaduk sampai larut dan dingin.

Kemudian 450 ml minyak jelantah dimasukkan, diaduk sampai hampir kental. Setelah itu tinggal dituang ke cetakan dan diamkan hingga mengeras. Lalu lepas dari cetakan dan sabun cuci dari minyak goreng ini bisa digunakan selama dua minggu.

Pemanfaatan minyak jelantah ini memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Tidak perlu lagi membeli sabun cuci karena sudah bisa memproduksi sendiri. Kemandirian ini menjadikan masyarakat bisa menekan pengeluaran untuk belanja.

"Kami mengundang narasumber dari kampung Suronatan, Ngampilan. Beliau salah satu pengurus di bank sampah Suronatan. Pembicara pada program pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah ini mendapatkan inovasi dari pelatihan yang diadakan dari kelurahan, kemudian ditularkan kepada kami dan warga lainnya," paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu alasan kelompoknya memilih inovasi minyak jelantah ini karena ingin membuat sesuatu yang tak bernilai menjadi punya manfaatkan bagi masyarakat. Tidak hanya manfaat untuk lingkungan, namun juga ekonomi.

Kami berharap inovasi ini masih terus diaplikasikan masyarakat meski kami sudah tidak KKN lagi di Dondong, Saptosari. "Mengurangi pengeluaran rumah tangga sehingga tidak perlu beli sabun lagi."

Baca juga: Universitas Indonesia Jadi Kampus Berkelanjutan Terbaik Nasional versi UI GreenMetric 2022

Menurutnya di dukuh Dondong ada sekitar 21 orang yang terlibat dalam pembuatan inovasi ini. Dia bersama kelompok KKN-nya ambil peran dengan memberikan edukasi ke masyarakat terkait manfaat dari minyak jelantah.

"Mengedukasikan kepada warga bahwa minyak jelantah dapat diolah menjadi sabun cuci baju penghilang noda serta memberikan pengetahuan pentingnya mengurangi limbah rumah tangga," jelasnya.

Ditargetkan inovasi ini akan diaplikasikan oleh ibu-ibu rumah tangga. Selama ini minyak jelantah hanya dianggap sesuatu yang tidak bermanfaat. Sehingga mereka kami ajak untuk saling belajar. "Targetnya untuk ibu-ibu rumah tangga yang memiliki limbah minyak jelantah.

Labitta menyebut KKN menjadi sebuah pengalaman yang berharga, terjun langsung ke masyarakat dan saling belajar. Mencari masalah yang ada di masyarakat, mencari potensi lalu cari jalan keluar dan mengembangkannya. Masyarakat juga perlu dilibatkan sehingga berbagai program dan inovasi sifatnya berkelanjutan.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1531 seconds (0.1#10.140)