Mahasiswa FIB Unej Peraih IPK Tertinggi Ini Gabung Tim Stafsus Wapres, Kenalan Yuk
loading...
A
A
A
JAKARTA - Yuyun Khairun Nisa menjadi salah satu mahasiswa berprestasi dari Universitas Jember (Unej). Yuyun meraih IPK 3,64 dan menjadi lulusan dengan IPK tertinggi di FIB Unej hingga direkrut oleh staf khusus Wapres.
Yuyun Khairun Nisa, mahasiswi Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) ini berhasil menyelaraskan capaian hard skill dan softskill. Yuyun, begitu biasa dipanggil, meraih IPK 3,64 dan menjadi lulusan FIB dengan IPK tertinggi di wisuda periode III tahun akademik 2022/2023.
Yuyun menceritakan seabreg kegiatannya yang fokus pada usaha pemberdayaan masyarakat terutama di bidang pengarusutamaan perdamaian, moderasi beragama dan peningkatan peran perempuan.
“Semenjak kuliah saya aktif di beberapa organisasi seperti Peace Leader Indonesia sebagai koordinator Jaringan dan Kemitraan, di Puan Menulis sebagai Bendahara, dan saat ini juga sebagai koordinator media She Builds Peace yang diinisiasi oleh Asian Muslim Action Network atau AMAN Indonesia," katanya dikutip dari laman Unej, Jumat (16/12/2022).
Baca juga: 5 Universitas Ternama di Jakarta yang Membuka Kelas Karyawan, Cocok untuk Pekerja
Yuyun menuturkan, dia ikut organisasi internal di Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris yakni English Department Student Association dan University Student English Forum. Bahkan gara-gara aktif di berbagai organisasi ini Yuyun direkrut sebagai anggota tim oleh Staf Khusus Wakil Presiden RI Ikhsan Abdullah.
Menurut Yuyun,ia turut bergabung dalam tim Staf Khusus Wakil Presiden RI ketika terlibat menjadi panitia di komunitas Madrasah Quran Aswaja (MQA) yang berada di Cirebon. Ikhsan Abdullah yang kebetulan asli Cirebon dan mendukung kegiatan MQA tertarik dengan sepak terjangnya dan menawari Yuyun membantunya. Maka bergabunglah Yuyun dalam tim yang menyiapkan materi presentasi, makalah, sumber referensi dan kebutuhan akademis lain bagi Staf Khusus Wakil Predisen RI hingga saat ini. Bahkan di bulan Desember ini sudah ada dua tugas menantinya.
Lantas bagaimana Yuyun menyelaraskan antara kuliah dengan berkegiatan di luar kampus? “Saya kurang tahu pasti bagaimana cara mengaturnya. Karena selama ini saya melakukan apa yang saya sukai, sehingga tidak merasa keberatan dan mengganggu tugas kuliah. Justru, saya merasa tugas kuliah saya banyak terbantu dari kegiatan di luar kampus karena isu di komunitas dengan mata kuliah ada benang merahnya. Di kampus saya juga belajar tentang gender, relasi kuasa, dan lainnya, begitupun di komunitas. Mungkin karena ada pada satu rumpun yang sama, yakni ilmu humaniora. Cuman waktu istirahat jadi berkurang, paling tidur hanya empat jam seharinya,” ungkap Yuyun yang juga finalis Mahasiswa Berprestasi Universitas Jember ini.
Yang pasti Yuyun menyarankan mahasiswa mengenali bakat dan passion masing-masing terlebih dahulu. Menurutnya banyak mahasiswa yang merasa salah jurusan, tidak menikmati materi dari program studi yang sedang dijalani, sehingga hal tersebut mempengaruhi proses belajar di kampus yang mana alih-alih menghasilkan nilai yang bagus, justru sebaliknya. Alhamdulillah, Yuyun sudah memahami apa yang dia suka dan apa yang dia mau sejak di bangku SMA. Yuyun yang saat sekolah memilih jurusan Bahasa mantap memilih jurusan Sastra Inggris di FIB Universitas Jember.
Kedua, tentunya dengan usaha yang maksimal serta diiringi dengan doa. Usaha yang maksimal itu tidak hanya belajar secara mandiri, namun untuk memperoleh pemahaman yang utuh, seringkali Yuyun membutuhkan diskusi dengan teman-teman lainnya. Oleh karenanya, tak jarang Yuyun menginisiasi diskusi terkait pelajaran yang diampu di kafe yang menyediakan papan tulis dan ruangan yang nyaman untuk belajar. Dari diskusi bersama teman-teman tadi pemahaman semakin jelas dan semangat belajar lebih meningkat.
Baca juga: Mudah Cari Kerja dan Bergaji Tinggi, Ini 10 Bahasa Asing yang Wajib Dikuasai
Untuk mendalami materi kuliah, Yuyun menyebutkan tidak ada cara belajar yang spesifik. Namun, minimal setiap sebelum tidur Yuyun menyempatkan untuk membaca buku, dan ketika bepergian pun selalu membawa buku supaya ketika sedang mengantri atau menunggu teman, dirinya bisa menghabiskan waktu dengan membaca buku.
“Selain itu, doa juga sangat penting. Saya berusaha untuk istiqomah memohon kelancaran dalam proses belajar di kampus, misalnya dengan sholat dhuha, mengaji, sholat malam, berdzikir dan lain sebagainya. Saya juga tidak lupa untuk meminta doa kepada orang tua, khususnya ibu, dan guru-guru saya agar diberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengikuti pembelajaran di kampus. apa yang saya peroleh, saya rasa adalah suatu keberkahan dari doa-doa baik yang dipanjatkan oleh orang-orang sekitar saya,” kata Yuyun.
Tetapi yang pasti, rajin beraktivitas di luar kampus memberinya banyak pengalaman dan softskill. Seperti mendapatkan motivasi, inspirasi, dan tentunya semangat menebarkan kebaikan bagi sesama. Manfaat selanjutnya adalah untuk membangun relasi, terlebih pada saat harus berhadapan dan berinteraksi dengan masyarakat dan isu publik. Oleh karena itu selepas meninggalkan Kampus Tegalboto, Yuyun bertekad akan tetap bergelut di dunia pengarusutamaan usaha perdamaian, moderasi beragama dan peningkatan peran perempuan.
Yuyun juga berpesan kepada para yuniornya untuk menggali potensi sebanyak-banyaknya, mengembangkan, dan berjejaring di masa perkuliahan. Dengan aktif berkegiatan di dalam maupun luar kampus, ilmu, pengalaman serta wawasan yang diperoleh akan menunjang studi di kampus. Begitupun sebaliknya, ilmu yang diperoleh di kelas harus dipraktekkan di masyarakat. Ketika potensi sudah terasah, passion sudah didapat, dan memiliki relasi luas, semuanya itu dapat mendatangkan kesempatan-kesempatan untuk meraih impian yang ingin dicapai. Berkegiatan menjadi milestone atau titik berangkat dari meraih cita-cita. Apalagi Universitas Jember sudah memiliki fasilitas yang baik dan alumninya hebat yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
“Saya persembahkan prestasi ini untuk Ibu saya. Ibu saya orang tua tunggal yang hanya tamatan SMP saja. Tetapi beliau sangat mendukung segala aktivitas saya. Beliau tidak membatasi ruang gerak anak perempuannya. Justru, beliau sangat semangat mengarahkan anak-anaknya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya dan aktif berkegiatan di masyarakat. Selagi menebar kebaikan dan kebermanfaatan, ibu saya akan terus mendukung segala impian anak-anaknya,” pungkas Yuyun yang mulai tahun depan akan berkantor di AMAN Jakarta.
Yuyun Khairun Nisa, mahasiswi Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) ini berhasil menyelaraskan capaian hard skill dan softskill. Yuyun, begitu biasa dipanggil, meraih IPK 3,64 dan menjadi lulusan FIB dengan IPK tertinggi di wisuda periode III tahun akademik 2022/2023.
Yuyun menceritakan seabreg kegiatannya yang fokus pada usaha pemberdayaan masyarakat terutama di bidang pengarusutamaan perdamaian, moderasi beragama dan peningkatan peran perempuan.
“Semenjak kuliah saya aktif di beberapa organisasi seperti Peace Leader Indonesia sebagai koordinator Jaringan dan Kemitraan, di Puan Menulis sebagai Bendahara, dan saat ini juga sebagai koordinator media She Builds Peace yang diinisiasi oleh Asian Muslim Action Network atau AMAN Indonesia," katanya dikutip dari laman Unej, Jumat (16/12/2022).
Baca juga: 5 Universitas Ternama di Jakarta yang Membuka Kelas Karyawan, Cocok untuk Pekerja
Yuyun menuturkan, dia ikut organisasi internal di Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris yakni English Department Student Association dan University Student English Forum. Bahkan gara-gara aktif di berbagai organisasi ini Yuyun direkrut sebagai anggota tim oleh Staf Khusus Wakil Presiden RI Ikhsan Abdullah.
Menurut Yuyun,ia turut bergabung dalam tim Staf Khusus Wakil Presiden RI ketika terlibat menjadi panitia di komunitas Madrasah Quran Aswaja (MQA) yang berada di Cirebon. Ikhsan Abdullah yang kebetulan asli Cirebon dan mendukung kegiatan MQA tertarik dengan sepak terjangnya dan menawari Yuyun membantunya. Maka bergabunglah Yuyun dalam tim yang menyiapkan materi presentasi, makalah, sumber referensi dan kebutuhan akademis lain bagi Staf Khusus Wakil Predisen RI hingga saat ini. Bahkan di bulan Desember ini sudah ada dua tugas menantinya.
Lantas bagaimana Yuyun menyelaraskan antara kuliah dengan berkegiatan di luar kampus? “Saya kurang tahu pasti bagaimana cara mengaturnya. Karena selama ini saya melakukan apa yang saya sukai, sehingga tidak merasa keberatan dan mengganggu tugas kuliah. Justru, saya merasa tugas kuliah saya banyak terbantu dari kegiatan di luar kampus karena isu di komunitas dengan mata kuliah ada benang merahnya. Di kampus saya juga belajar tentang gender, relasi kuasa, dan lainnya, begitupun di komunitas. Mungkin karena ada pada satu rumpun yang sama, yakni ilmu humaniora. Cuman waktu istirahat jadi berkurang, paling tidur hanya empat jam seharinya,” ungkap Yuyun yang juga finalis Mahasiswa Berprestasi Universitas Jember ini.
Yang pasti Yuyun menyarankan mahasiswa mengenali bakat dan passion masing-masing terlebih dahulu. Menurutnya banyak mahasiswa yang merasa salah jurusan, tidak menikmati materi dari program studi yang sedang dijalani, sehingga hal tersebut mempengaruhi proses belajar di kampus yang mana alih-alih menghasilkan nilai yang bagus, justru sebaliknya. Alhamdulillah, Yuyun sudah memahami apa yang dia suka dan apa yang dia mau sejak di bangku SMA. Yuyun yang saat sekolah memilih jurusan Bahasa mantap memilih jurusan Sastra Inggris di FIB Universitas Jember.
Kedua, tentunya dengan usaha yang maksimal serta diiringi dengan doa. Usaha yang maksimal itu tidak hanya belajar secara mandiri, namun untuk memperoleh pemahaman yang utuh, seringkali Yuyun membutuhkan diskusi dengan teman-teman lainnya. Oleh karenanya, tak jarang Yuyun menginisiasi diskusi terkait pelajaran yang diampu di kafe yang menyediakan papan tulis dan ruangan yang nyaman untuk belajar. Dari diskusi bersama teman-teman tadi pemahaman semakin jelas dan semangat belajar lebih meningkat.
Baca juga: Mudah Cari Kerja dan Bergaji Tinggi, Ini 10 Bahasa Asing yang Wajib Dikuasai
Untuk mendalami materi kuliah, Yuyun menyebutkan tidak ada cara belajar yang spesifik. Namun, minimal setiap sebelum tidur Yuyun menyempatkan untuk membaca buku, dan ketika bepergian pun selalu membawa buku supaya ketika sedang mengantri atau menunggu teman, dirinya bisa menghabiskan waktu dengan membaca buku.
“Selain itu, doa juga sangat penting. Saya berusaha untuk istiqomah memohon kelancaran dalam proses belajar di kampus, misalnya dengan sholat dhuha, mengaji, sholat malam, berdzikir dan lain sebagainya. Saya juga tidak lupa untuk meminta doa kepada orang tua, khususnya ibu, dan guru-guru saya agar diberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengikuti pembelajaran di kampus. apa yang saya peroleh, saya rasa adalah suatu keberkahan dari doa-doa baik yang dipanjatkan oleh orang-orang sekitar saya,” kata Yuyun.
Tetapi yang pasti, rajin beraktivitas di luar kampus memberinya banyak pengalaman dan softskill. Seperti mendapatkan motivasi, inspirasi, dan tentunya semangat menebarkan kebaikan bagi sesama. Manfaat selanjutnya adalah untuk membangun relasi, terlebih pada saat harus berhadapan dan berinteraksi dengan masyarakat dan isu publik. Oleh karena itu selepas meninggalkan Kampus Tegalboto, Yuyun bertekad akan tetap bergelut di dunia pengarusutamaan usaha perdamaian, moderasi beragama dan peningkatan peran perempuan.
Yuyun juga berpesan kepada para yuniornya untuk menggali potensi sebanyak-banyaknya, mengembangkan, dan berjejaring di masa perkuliahan. Dengan aktif berkegiatan di dalam maupun luar kampus, ilmu, pengalaman serta wawasan yang diperoleh akan menunjang studi di kampus. Begitupun sebaliknya, ilmu yang diperoleh di kelas harus dipraktekkan di masyarakat. Ketika potensi sudah terasah, passion sudah didapat, dan memiliki relasi luas, semuanya itu dapat mendatangkan kesempatan-kesempatan untuk meraih impian yang ingin dicapai. Berkegiatan menjadi milestone atau titik berangkat dari meraih cita-cita. Apalagi Universitas Jember sudah memiliki fasilitas yang baik dan alumninya hebat yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
“Saya persembahkan prestasi ini untuk Ibu saya. Ibu saya orang tua tunggal yang hanya tamatan SMP saja. Tetapi beliau sangat mendukung segala aktivitas saya. Beliau tidak membatasi ruang gerak anak perempuannya. Justru, beliau sangat semangat mengarahkan anak-anaknya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya dan aktif berkegiatan di masyarakat. Selagi menebar kebaikan dan kebermanfaatan, ibu saya akan terus mendukung segala impian anak-anaknya,” pungkas Yuyun yang mulai tahun depan akan berkantor di AMAN Jakarta.
(nnz)