Untar Perkuat Program Pertukaran Mahasiswa Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Tarumanagara ( Untar ) memperkuat program pertukaran mahasiswa internasional dari sejumlah negara. Hal ini dilakukan untuk semakin memperkenalkan kampus Indonesia ke mancanegara.
Rektor Untar Prof. Agustinus Purna Irawan mengatakan, Untar tidak hanya mengirimkan mahasiswanya untuk studi di luar negeri. Namun sebagai bagian dari Kampus Merdeka, Untar juga menerima mahasiswa internasional untuk kuliah di Untar.
Agustinus menerangkan, mahasiswa internasional yang mengikuti program pertukaran mahasiswa itu tidak hanya dari Asia saja namun juga dari negara lain seperti dari Jerman.
"Kemarin kami baru melepas mahasiswa dari Jerman yang sekolah selama tiga semester (di Untar)," kata Agustinus pada MBKM Talks Untar, Jumat (16/12/2022).
Baca juga: Inews-Buddyku Goes To Binus, Perluas Wawasan Mahasiswa Mengenai Industri Media
Tidak hanya dari Jerman, ungkapnya, kampusnya juga dihubungi oleh beberapa perguruan tinggi dari India yang mengutarakan banyak mahasiswa dari India yang ingin kuliah di Untar selama satu semester.
Rektor PTS Terbaik Academic Leader Award 2019 ini menuturkan, dia pun menjajaki kerja sama pertukaran mahasiswa internasional dari Jepang, Malaysia, India, Filipina, Australia, dan juga dari Belanda.
"Ini suatu perkembangan luar biasa dari publikasi yang selama ini kita lakukan bersama media dan humas. Dampaknya adalah Untar semakin dikenal oleh publik sebagai tempat studi sebagai mahasiswa Untar penuh dan pertukaran mahasiswa," ungkapnya.
Menurutnya, makna dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tidak hanya pertukaran mahasiswa Indonesia belajar di perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Namun Untar memperluasnya dengan memperkuat pertukaran mahasiswa internasional ke kampusnya.
Selain itu kampusnya juga memperkuat program pengabdian masyarakat yang memberi dampak luas kepada masyarakat. Misalnya Dharmayana Untar yang melakukan pengabdian di Semarang dan Lampung.
Pengabdian masyarakat di bidang kesehatan ini dilakukan dengan membawa dokter dan obat-obatan untuk membantu keluhan kesehatan dari ribuan masyarakat. Bahkan mereka bersedia melakukan operasi kecil darurat.
Rektor Untar Prof. Agustinus Purna Irawan mengatakan, Untar tidak hanya mengirimkan mahasiswanya untuk studi di luar negeri. Namun sebagai bagian dari Kampus Merdeka, Untar juga menerima mahasiswa internasional untuk kuliah di Untar.
Agustinus menerangkan, mahasiswa internasional yang mengikuti program pertukaran mahasiswa itu tidak hanya dari Asia saja namun juga dari negara lain seperti dari Jerman.
"Kemarin kami baru melepas mahasiswa dari Jerman yang sekolah selama tiga semester (di Untar)," kata Agustinus pada MBKM Talks Untar, Jumat (16/12/2022).
Baca juga: Inews-Buddyku Goes To Binus, Perluas Wawasan Mahasiswa Mengenai Industri Media
Tidak hanya dari Jerman, ungkapnya, kampusnya juga dihubungi oleh beberapa perguruan tinggi dari India yang mengutarakan banyak mahasiswa dari India yang ingin kuliah di Untar selama satu semester.
Rektor PTS Terbaik Academic Leader Award 2019 ini menuturkan, dia pun menjajaki kerja sama pertukaran mahasiswa internasional dari Jepang, Malaysia, India, Filipina, Australia, dan juga dari Belanda.
"Ini suatu perkembangan luar biasa dari publikasi yang selama ini kita lakukan bersama media dan humas. Dampaknya adalah Untar semakin dikenal oleh publik sebagai tempat studi sebagai mahasiswa Untar penuh dan pertukaran mahasiswa," ungkapnya.
Menurutnya, makna dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tidak hanya pertukaran mahasiswa Indonesia belajar di perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Namun Untar memperluasnya dengan memperkuat pertukaran mahasiswa internasional ke kampusnya.
Selain itu kampusnya juga memperkuat program pengabdian masyarakat yang memberi dampak luas kepada masyarakat. Misalnya Dharmayana Untar yang melakukan pengabdian di Semarang dan Lampung.
Pengabdian masyarakat di bidang kesehatan ini dilakukan dengan membawa dokter dan obat-obatan untuk membantu keluhan kesehatan dari ribuan masyarakat. Bahkan mereka bersedia melakukan operasi kecil darurat.