Dinyatakan Layak Jadi Kepsek, 7.948 Peserta Lulus Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 4

Minggu, 01 Januari 2023 - 10:09 WIB
loading...
Dinyatakan Layak Jadi...
Sebanyak 7.948 peserta dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 4, dinyatakan lulus sebagai Guru Penggerak. Foto/Dok/Kemendikbudristek
A A A
JAKARTA - Sebanyak 7.948 peserta dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 4, dinyatakan lulus sebagai Guru Penggerak . Nantinya, mereka bisa naik jenjang menjadi kepala sekolah karena mendapat predikat guru penggerak.

Direktur Kepala, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan ( Ditjen GTK ), Praptono mengatakan, pada tahun ini, menjadi tahun terbanyak diikuti oleh peserta.



“Pada angkatan 1-3 rata-rata sekitar 2.800 guru setiap angkatan. Di angkatan 4 ini jumlahnya sangat besar, 8.053 peserta yang mengikuti sebanyak 7.948 orang yang mengikuti pendidikan kita nyatakan lulus sebagai Guru Penggerak,” ujar Praptono dalam keterangannya, Jumat (30/12/2022).

Praptono menambahkan, dari seluruh jumlah angkatan yang lulus, mereka telah digembleng mengikuti proses pendidikan, pendampingan dari pengajar praktik, serta pemberian materi dari fasilitator dan instruktur. Sehingga, mereka layak diangkat menjadi kepala sekolah.

“Dengan sertifikat tersebut, sesuai dengan Permendikbudristek Nomor 26 Tahun 2022 tentang Pendidikan Guru Penggerak, Bapak/Ibu telah memenuhi standar administratif untuk diangkat menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah," terangnya.



"Mengacu pada Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021, kita sudah mendorong dan memberikan regulasi pada gubernur, bupati, dan wali kota, agar persyaratan administratif pengangkatan kepala sekolah sudah memiliki sertifikat Guru Penggerak,” sambungnya.

Diketahui, PGP sendiri merupakan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar guru dapat menggerakkan komunitas belajar di sekitarnya yang dapat mewujudkan Merdeka Belajar bagi peserta didik.

Dalam pelaksanaannya, PGP didesain melalui pendekatan andragogi dan blended learning selama 9 bulan. Program ini didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan. Untuk itu, 70 persen kegiatan dilakukan dalam bentuk on-the-job training, di mana guru sebagai peserta PGP tetap bertugas mengajar dan menggerakkan komunitas di sekolah.

Sementara, 20 persen kegiatan dirancang dalam bentuk kegiatan belajar bersama rekan sejawat, dan 10 persen lainnya dilakukan dalam bentuk pembelajaran bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3888 seconds (0.1#10.140)