Selisih Daftar Pemilih dan Surat Suara, Pemilu Ika Unpad Mandek

Senin, 18 April 2016 - 20:48 WIB
Selisih Daftar Pemilih dan Surat Suara, Pemilu Ika Unpad Mandek
Selisih Daftar Pemilih dan Surat Suara, Pemilu Ika Unpad Mandek
A A A
BANDUNG - Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (Ika Unpad) masih harus bersabar mendapatkan ketua umumnya yang baru untuk periode 2016-2020.

Hasil penghitungan suara pemilu Ika Unpad yang digelar pada Minggu 17 April 2016 di Kampus Unpad Jatinangor sebenarnya sudah menunjukkan keunggulan kandidat nomor urut 1, CEO Agromedia Group Hikmat Kurnia.

Tokoh entrepreneur sukses jebolan Fakultas Sastra/Fakultas Ilmu Budaya Unpad angkatan 1986 itu mengoleksi 546 suara.

Kandidat lain, Ahmad Doli Kurnia (nomor urut 2, Fakultas MIPA-1991) yang saat ini menjabat sebagai ketua DPP Partai Golkar meraih 455 suara sedangkan Yuddy Chrisnandi, politikus Partai Hanura yang kini menjabat Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi (nomor urut 3, Fakultas Ekonomi Bisnis-1986), mengantongi 530 suara.

Ketua umum terpilih sedianya menggantikan posisi penasihat kehormatan Menteri Pariwisata Sapta Nirwandar yang telah memimpin Ika Unpad sejak 2012.

Namun, pimpinan sidang Musyawarah Besar IX Ika Unpad Eka Santosa tidak bisa langsung mengesahkan keunggulan Hikmat.

Dia menyerahkan mandat kepada Hikmat sebagai peraih suara terbanyak untuk bermusyawarah dengan dua kandidat lain. Penyerahan mandat ini dilakukan lantaran ada kelebihan 60 surat suara di kotak suara dibanding jumlah pemilih yang terdaftar.

Jumlah pemilih terdaftar 1.541 orang sementara surat suara berjumlah 1.601. Sidang penghitungan suara pun di-skors pada Minggu malam ketika suara total yang dihitung mencapai 1.542. Sebanyak 59 suara sisanya masih berada di dalam kotak suara.

Proses lobi-lobi yang berlangsung alot menemui jalan buntu. Kubu Yuddy dan Doli meminta pembatalan hasil penghitungan suara karena ada kekeliruan pencatatan daftar pemilih.

Kubu Hikmat meminta penghitungan dilanjutkan dengan konsekuensi masih mungkin terjadi perubahan posisi perolehan suara yang harus diterima semua kandidat. Setelah meminta klarifikasi dari panitia mubes tentang adanya selisih suara, akhirnya Eka menawarkan mandat musyawarah antarkandidat kepada Hikmat.

Hal ini, kata Eka, disepakati oleh sembilan dari 15 utusan fakultas yang masih berada di lokasi penghitungan suara.

“Itu kan kuorum. Semua saling rangkul juga malam itu setelah berbagai hasil mubes saya titipkan ke kandidat nomor 1. Tidak hanya tentang pemilu, tapi juga program kerja, revisi AD/ART, dan dokumen lain. Semua clear kok,” ujar Eka kepada Koran SINDO, Senin (18/4/2016).

Menurut dia, karena semua kandidat berniat mengabdi demi kemajuan Civitas Akademika Unpad, musyawarah sangat memungkinkan. Dari komunikasinya dengan para kandidat pun semua menunjukkan kelegawaan menghormati hasil penghitungan suara. Dia berkeyakinan penyelesaian masalah ini akan lebih cepat dari sepekan.

Sementara itu, Hikmat Kurnia mengembalikan keputusan kepada mubes termasuk hasil pemilu yang merupakan bagian tak terpisahkan dari mubes.

“Dengan mekanisme one man one vote, tentu mubes yang menentukan. Bukan saya. Saya menjunjung tinggi suara mubes. Suara dan amanat dari para alumnus Unpad yang telah memberikan hak pilih,” tegasnya.

Kendati demikian, dia terbuka untuk berdiskusi dengan kandidat lainnya demi mencapai kesepakatan terbaik. Sore tadi dia telah bertemu Yuddy Chrisnandi di Jakarta.

Sementara itu, Ahmad Doli Kurnia mengaku masih menunggu hasil pertemuan antara Hikmat dan Yuddy. “Saat ini saya belum bisa memberi komentar apa pun,” ucapnya.

Di tempat terpisah, Ketua Umum Ikatan Alumni Sastra dan Ilmu Budaya (Ika Sadaya) Unpad Ardhi Lufti Siregar memandang keputusan pimpinan sidang agar Hikmat bermusyawarah dengan dua kandidat yang mendapatkan suara lebih rendah tidak tepat.

“Ada nuansa melepas tanggung jawab justru di tahap yang paling penting, yang nantinya akan dicatat dalam sejarah apakah Ika Unpad sebagai institusi intelektual layak dijadikan contoh proses demokrasi di negara ini,” ujarnya.

Ika Sadaya menjadi yang terdepan mengusung pencalonan Hikmat sebagai alumnus Fakultas Sastra/FIB menjadi ketua umum Ika Unpad.

Ardhi mengingatkan agar semua pihak tidak menafikan suara dari ribuan alumnus yang telah memberikan waktu dan keikhlasan untuk menyambungkan kekuatan sekitar 230 ribu alumnus lainnya.

“Kita bicara soal potensi yang luar biasa dan kredibilitas. Tidak lagi soal apakah harus menteri, politisi, atau entrepreneur yang pantas jadi ketua ika Unpad,” kata kepala HRD perusahaan multinasional di tiga negara Asia ini.

Kalau pun ketiga kandidat berbesar hati untuk bertemu dan berdiskusi demi kebaikan Ika Unpad maka idealnya segera disepakati ketua Ika Unpad 2016-2020 berdasarkan suara terbanyak.

“Itu adalah musyawarah dan mufakat yang lebih baik. Untuk menjadi yang terbaik, semua harus baik,” katanya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6985 seconds (0.1#10.140)