Universitas Indonesia Gelar 24 Konferensi Internasional
A
A
A
DEPOK - Sebanyak 24 konferensi internasional digelar Universitas Indonesia dalam rangka memacu pengembangan budaya riset dan inovasi. Berbagai upaya dilakukan UI menuju hal itu baik yang digelar dalam dan luar kampus.
Wakil Rektor III UI Bidang Riset dan Inovasi Rosari Saleh mengatakan, konferensi internasional adalah ajang komunikasi, berbagi pengalaman, pemutakhiran pandangan, dan pengetahuan tentang hasil-hasil riset terkini dari para pelaku riset sebidang dari seluruh dunia. Dengan digelarnya konferensi internasional diharapkan bisa lebih memacu banyak dosen dan peneliti UI untuk meningkatkan reputasi penelitian mereka secara internasional.
"Konferensi internasional menjadi wadah bagi para peneliti UI untuk menjalin komunikasi dengan para peneliti dan peer-group dari berbagai institusi pendidikan dan riset di Indonesia dan negara-negara lain," kata Rosari kepadawa Koran SINDO Selasa, 26 Juli 2016 kemarin.
Rosari menjelaskan, setiap fakultas di UI diberi kesempatan sama untuk mengadakan konferensi internasional sesuai dengan bidang riset yang menjadi unggulannya. UI menggelar konferensi internasional keduanya di Tanjung Benoa, Bali (26-27 Juli 2016) bertema International Symposium on Current Progress in Functional Materials (ISCPFM).
Sebanyak 100 peneliti terlibat dalam simposium riset dasar untuk menjawab tantangan bangsa akan kebutuhan untuk aplikasi energi, lingkungan, dan kesehatan. Sebanyak enam profesor pembicara kunci dari The Kansas University, Amerika Serikat, Shanghai Jaio Tong University, China Kyoto University dan Keio University, Jepang dan The Aberdeen Univeristy, UK.
Rosari mengungkapkan tema-tema besar yang diusung dalam konferensi internasional mengacu pada bidang riset unggulan dari suatu fakultas atau gabungan beberapa fakultas."Tema juga dapat memperkenalkan hal baru atau riset baru yang menjadi trend di dunia," ungkapnya.
Tema-tema yang diusung dalam konferensi international tahun ini oleh UI untuk bidang biomedical engineering adalah drug development and delivery, tissue and stem cell engineering, medical treatment technology. Tema untuk bidang ICT adalah big data and information security serta advanced computer science and information system.
Bidang ilmu sosial dan humaniora mengangkat tema tentang human right, new imagination in language dan literatures and art. Gabungan antara Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora tahun ini secara khusus juga mendatangkan seorang pakarya dunia yakni Philip Zimbardo yang terkenal dengan penelitiannya "Stanford Prison Experiment".
Zombardo dari Universitas Stanford pada 1971 memasukan 24 mahasiswanya yang sehat dan tidak memiliki catatan kriminal ke dalam penjara untuk mempelajari perilaku orang-orang biasa yang ditempatkan dalam penjara buatan. Zimbardo memcoba mencari tahu apa yang terjadi apabila orang-orang normal ditempatkan dalam situasi yang memungkinkan mereka untuk berbuat kejam.
Saat ini, menurut Rosari, UI memiliki sebanyak 2.000 dosen, di mana 500 di antaranya merupakan peneliti aktif yang memiliki reputasi diakui dunia internasional. "Namun itu bukan berarti bahwa tiga perempat peneliti UI tidak aktif sebagai peneliti. Mereka aktif juga tapi hasil-hasil risetnya belum diketahui peneliti lain yang sebidang di tingkat internasional karena hasil-hasilnya belum dipublikasikan dalam media yang diindeks oleh lembaga pengindeks internasional," paparnya.
UI sudah menuai banyak prestasi pemeringkatan internasional. Saat ini UI universitas terbaik di Indonesia yang duduk di peringkat 758 Webometrics Ranking of World University 2016. UI juga baru saja memperbaiki peringkat Quacquarelli Symonds (QS) University Ranking 2016 dari urutan 79 ke 67 dari 100 universitas unggulan di Asia pada Juni 2016.
Menurut Rosari perolehan ranking internasional tidak hanya menyangkut tentang riset dan pengelolaan hasil riset. "UI mendukung pelaksanaan riset dari sivitas akademiknya mulai dari penulisan proposal, pelaksanaan riset, pengelolaan hasil yang meliputi paten, produk, prototype, dan publikasi ilmiah," pungkasnya.
Wakil Rektor III UI Bidang Riset dan Inovasi Rosari Saleh mengatakan, konferensi internasional adalah ajang komunikasi, berbagi pengalaman, pemutakhiran pandangan, dan pengetahuan tentang hasil-hasil riset terkini dari para pelaku riset sebidang dari seluruh dunia. Dengan digelarnya konferensi internasional diharapkan bisa lebih memacu banyak dosen dan peneliti UI untuk meningkatkan reputasi penelitian mereka secara internasional.
"Konferensi internasional menjadi wadah bagi para peneliti UI untuk menjalin komunikasi dengan para peneliti dan peer-group dari berbagai institusi pendidikan dan riset di Indonesia dan negara-negara lain," kata Rosari kepadawa Koran SINDO Selasa, 26 Juli 2016 kemarin.
Rosari menjelaskan, setiap fakultas di UI diberi kesempatan sama untuk mengadakan konferensi internasional sesuai dengan bidang riset yang menjadi unggulannya. UI menggelar konferensi internasional keduanya di Tanjung Benoa, Bali (26-27 Juli 2016) bertema International Symposium on Current Progress in Functional Materials (ISCPFM).
Sebanyak 100 peneliti terlibat dalam simposium riset dasar untuk menjawab tantangan bangsa akan kebutuhan untuk aplikasi energi, lingkungan, dan kesehatan. Sebanyak enam profesor pembicara kunci dari The Kansas University, Amerika Serikat, Shanghai Jaio Tong University, China Kyoto University dan Keio University, Jepang dan The Aberdeen Univeristy, UK.
Rosari mengungkapkan tema-tema besar yang diusung dalam konferensi internasional mengacu pada bidang riset unggulan dari suatu fakultas atau gabungan beberapa fakultas."Tema juga dapat memperkenalkan hal baru atau riset baru yang menjadi trend di dunia," ungkapnya.
Tema-tema yang diusung dalam konferensi international tahun ini oleh UI untuk bidang biomedical engineering adalah drug development and delivery, tissue and stem cell engineering, medical treatment technology. Tema untuk bidang ICT adalah big data and information security serta advanced computer science and information system.
Bidang ilmu sosial dan humaniora mengangkat tema tentang human right, new imagination in language dan literatures and art. Gabungan antara Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora tahun ini secara khusus juga mendatangkan seorang pakarya dunia yakni Philip Zimbardo yang terkenal dengan penelitiannya "Stanford Prison Experiment".
Zombardo dari Universitas Stanford pada 1971 memasukan 24 mahasiswanya yang sehat dan tidak memiliki catatan kriminal ke dalam penjara untuk mempelajari perilaku orang-orang biasa yang ditempatkan dalam penjara buatan. Zimbardo memcoba mencari tahu apa yang terjadi apabila orang-orang normal ditempatkan dalam situasi yang memungkinkan mereka untuk berbuat kejam.
Saat ini, menurut Rosari, UI memiliki sebanyak 2.000 dosen, di mana 500 di antaranya merupakan peneliti aktif yang memiliki reputasi diakui dunia internasional. "Namun itu bukan berarti bahwa tiga perempat peneliti UI tidak aktif sebagai peneliti. Mereka aktif juga tapi hasil-hasil risetnya belum diketahui peneliti lain yang sebidang di tingkat internasional karena hasil-hasilnya belum dipublikasikan dalam media yang diindeks oleh lembaga pengindeks internasional," paparnya.
UI sudah menuai banyak prestasi pemeringkatan internasional. Saat ini UI universitas terbaik di Indonesia yang duduk di peringkat 758 Webometrics Ranking of World University 2016. UI juga baru saja memperbaiki peringkat Quacquarelli Symonds (QS) University Ranking 2016 dari urutan 79 ke 67 dari 100 universitas unggulan di Asia pada Juni 2016.
Menurut Rosari perolehan ranking internasional tidak hanya menyangkut tentang riset dan pengelolaan hasil riset. "UI mendukung pelaksanaan riset dari sivitas akademiknya mulai dari penulisan proposal, pelaksanaan riset, pengelolaan hasil yang meliputi paten, produk, prototype, dan publikasi ilmiah," pungkasnya.
(whb)