Riset Bakal Disentralisasikan

Rabu, 18 Juli 2018 - 13:39 WIB
Riset Bakal Disentralisasikan
Riset Bakal Disentralisasikan
A A A
JAKARTA - Pengembangan riset yang selama ini tersebar di beberapa institusi dinilai tidak efektif. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) telah mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar memusatkan riset dalam satu institusi.

Saat ini pengembangan riset masih menyebar di beberapa kementerian dan lembaga sehingga menyebabkan penelitian yang dibuat tidak fokus. "Saya sudah sampaikan ke presiden. Riset yang selama ini menyebar di kementerian dan lembaga itu bisa di-centralize (sentralisasi)," kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir seusai Kongres Teknologi Nasional di Jakarta kemarin.

Mantan rektor Universitas Diponegoro ini menyampaikan, badan riset yang dimaksud bukan berarti harus membentukan badan baru. Bisa saja riset dipusatkan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) atau diserahkan pengembangannya kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Nantinya badan tersebut yang akan mendistribusikan riset apa yang harus dilakukan oleh kementerian dan lembaga lain. "Tidak lagi seperti saat ini, di mana riset dilakukan sendiri-sendiri dan oleh peneliti yang itu-itu saja,’’ ujarnya.

Nasir menjelaskan, teknologi yang dihasilkan para inovator harus bisa dimanfaatkan oleh dunia industri. Pemerintah tidak menginginkan riset yang dihasilkan peneliti hanya menjadi koleksi para peneliti. Sebab, riset yang dilakukan para periset itu sudah dibiayai oleh negara.

Pemerintah tidak membatasi apakah riset tersebut untuk kepentingan komersialisasi maupun nonkomersial karena mau dipakai oleh negara. "Kita mau riset ini memiliki dampak bagi masyarakat. Maka harus ada kongres teknologi agar inovasi yang sudah menjadi teknologi ini bisa dimanfaatkan industri," ucapnya.

Nasir menjelaskan, perlu juga dibangun teaching industry di perguruan tinggi. Sebab, katanya, dengan teaching industry maka industri bisa terlibat bersama-sama dengan kampus untuk mengembangkan penelitian dengan technology readiness level 6 menuju tingkat 7 dan 8. Di sisi lain, para peneliti diminta tidak menutup diri dengan ilmu pengetahuan baru. Melainkan terbuka sehingga ada inovasi-inovasi baru yang tercipta.

Selain itu, Menristekdikti mengimbau para akademisi untuk mempublikasikan hasil penelitiannya dan menghasilkan inovasi sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas. Apalagi Indonesia memiliki lebih dari 5.400 riset yang telah dipublikasikan. Jumlah ini terus meningkat per Juli lalu. "Riset yang bermanfaat adalah riset yang dipublikasikan dan menghasilkan inovasi. Mari kita dorong agar jangan sampai riset berhenti sampai publikasi. Harus inovasi menjadi output,” katanya.

Kepala BPPT Unggul Priyanto memaparkan, perkembangan dunia dipengaruhi oleh empat penggerak yakni populasi, teknologi, globalisasi, dan perubahan-iklim yang semakin memicu tingkat kerentanan daya dukung kelestarian pembangunan. Kondisi perekonomian dunia saat ini harus menghadapi berbagai ketidakpastian. Selain adanya berbagai isu geopolitik, perkembangan teknologi juga turut memberikan dampak pada perubahan sosial dan ekonomi.

Menanggapi rencana memusatkan riset di satu badan, pengamat Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Said Hamid Hasan menyarankan agar pemerintah sebaiknya tidak membentuk badan baru. "Memaksimalkan saja peran LIPI, BPPT dan juga Kemenristek Dikti," ujarnya. Said mengatakan, adanya lembaga tunggal malah tidak diperlukan karena akan menghambat kegiatan riset yang telah berjalan. Justru yang penting dilakukan saat ini adalah pengembangan riset yang ada di perguruan tinggi.

Riset baru bisa berkembang jika terjadi diversifikasi atau berdasarkan keahlian peneliti dan minatnya. Dia menjelaskan, biarkan perguruan tinggi yang mengorganisasikan sendiri riset karena perguruan tinggi memiliki kewajiban menegakkan Tridharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah penelitian.

"Mungkin riset di luar perguruan tinggi dapat dikoordinasikan di BPPT dan LIPI tapi riset di perguruan tinggi jangan. Biarkan kampus yang mengorganisasikannya," urainya. (Neneng Zubaidah)
(nfl)
Berita Terkait
25 Peneliti Ikut Pelatihan...
25 Peneliti Ikut Pelatihan dan Sertifikasi Peneliti Kuantitatif Internasional
Menristek Sampaikan...
Menristek Sampaikan Fokus Prioritas Riset Nasional pada Rakornas PRN
Pemerintah Perlu Benahi...
Pemerintah Perlu Benahi Ekosistem Pe­ne­litian di Dalam Negeri
Wakil Kepala BRIN Amarulla...
Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian Kukuhkan 4 Profesor Riset
Sajikan Sains dari Sudut...
Sajikan Sains dari Sudut Berbeda, SINDO Media Kunjungi Menristek
UI Terima Dana Prioritas...
UI Terima Dana Prioritas Riset Nasional Rp9,8 Miliar
Berita Terkini
Ada Sejak Abad 15 Masehi,...
Ada Sejak Abad 15 Masehi, Pakar Unair Ungkap Sejarah Malam Takbiran di Indonesia
24 menit yang lalu
5 Daerah dengan Progres...
5 Daerah dengan Progres Penyaluran Tunjangan Guru Tertinggi di Indonesia, Karang Asem Hampir 100 %
4 jam yang lalu
Profil dan Riwayat Pendidikan...
Profil dan Riwayat Pendidikan Prof Ahmad Tholabi Kharlie, Khatib Salat Id di Masjid Istiqlal
5 jam yang lalu
Tempe, Jaranan, dan...
Tempe, Jaranan, dan Teater Mak Yong Diajukan ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia
22 jam yang lalu
Keren! Mahasiswa Universitas...
Keren! Mahasiswa Universitas Ciputra Berhasil Menembus Dua Ajang Fotografi Dunia
22 jam yang lalu
20 Pantun untuk Halalbihalal...
20 Pantun untuk Halalbihalal Lebaran 2025 di Segala Suasana, Simak Ya
1 hari yang lalu
Infografis
Ngonten di Depan Rumah...
Ngonten di Depan Rumah Korban Kebakaran LA, Uya Kuya Bakal Diperiksa MKD
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved