Guru PAUD Diharapkan Ikut Memantau Kondisi Gizi Anak Didik
A
A
A
JAKARTA - Masalah kesehatan masih menjadi tantangan bagi masa depan anak-anak Indonesia, salah satunya adalah angka prevalensi stunting yang mencapai sekitar 37,2 persen (Riskesdas 2013).
Pemantauan gizi dan kesehatan pada 1,000 Hari Pertama Kehidupan (1,000 HPK) sangatlah penting, namun pemantauan aspek tumbuh kembang anak secara rutin setelahnya juga perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah tumbuh kembang yang dapat mempengaruhi kesehatan dan gizi dan masa depan anak.
Selain pencegahan masalah tumbuh kembang melalui pemberian nutrisi yang cukup, intervensi gizi spesifik dan sensitif juga dibutuhkan. Salah satu bentuk intervensi gizi sensitif adalah pemantauan pertumbuhan secara berkala sehingga masalah tumbuh kembang anak dapat langsung dideteksi dan ditindaklanjuti.
Menyadari pentingnya hal tersebut, Nutricia Indonesia Sejahtera, mengadakan Seminar dan Pelatihan Pengukuran Tumbuh Kembang Anak pada 25 September 2018 di Jakarta kepada PAUD-PAUD yang berlokasi di sekitar Pabrik Nutricia Indonesia di Pasar Rebo, Jakarta dan Pabrik di Bogor.
Seminar dan Pelatihan Pengukuran Tumbuh Kembang Anak ini menghadirkan Dosen FEMA IPB Dr Sri Anna Maliyati, Yayasan Yasmina dan perwakilan Duta 1,000 Pelangi Danone Indonesia.
Setiap peserta mendapatkan pelatihan pemantauan tumbuh kembang dengan metode antopometri, yaitu mengukur BB/U (berat badan/usia), TB/U (tinggi badan/usia), dan BB/TB (berat badan/tinggi badan).
Dr Sri Anna menyebutkan, pemantauan pertumbuhan anak perlu dilakukan secara berkala, mulai dari per tiga bulan sampai anak berusia 3 tahun, per 6 bulan sampai anak berusia 6 tahun, dan per 1 tahun pada tahun-tahun berikutnya.
"Hasil pengukuran antropometri secara berkala dapat menjadi tolak ukur apakah anak bertumbuh sesuai dengan usianya, atau harus dilakukan intervensi untuk mengejar tumbuh kembang," kata Sri Anna dalam siaran pers, Jumat (28/9/2018).
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo
menjelaskan, Guru PAUD dipilih menjadi sasaran karena selain tenaga pendidik anak, juga bisa mengedukasi orang tua anak PAUD yang setiap hari mengasuh anak-anak mereka di rumah.
"Selain agar konsistensi pengukuran tumbuh kembang dapat terjaga, Guru PAUD juga dapat memberikan saran kepada orang tua dalam menjaga pertumbuhan dan perkembangan anak yang lebih baik," kata Karyanto.
Arif Mujahidin, Communication Director Danone Indonesia menambahkan, pelatihan kali ini diikuti oleh 75 peserta terdiri dari 50 Guru PAUD yang berasal dari 25 PAUD yang berlokasi di sekitar Pabrik PT Nutricia Indonesia Sejahtera di Pasar Rebo, Jakarta dan di Bogor.
"Pelatihan ini kami gelar sebagai bentuk kepedulian Danone di Indonesia yang peduli akan tumbuh kembang anak," ujar Arif.
Selain memberikan pelatihan kepada guru-guru PAUD, Karyawan Danone di Indonesia diberikan hak cuti melahirkan selama 6 bulan bagi karyawan wanita. Kegiatan sosial lain yang dilakukan meliputi penyediaan air bersih, edukasi sanitasi dan higienitas di masyarakat, dan kampanye edukasi gizi Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun.
Pemantauan gizi dan kesehatan pada 1,000 Hari Pertama Kehidupan (1,000 HPK) sangatlah penting, namun pemantauan aspek tumbuh kembang anak secara rutin setelahnya juga perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah tumbuh kembang yang dapat mempengaruhi kesehatan dan gizi dan masa depan anak.
Selain pencegahan masalah tumbuh kembang melalui pemberian nutrisi yang cukup, intervensi gizi spesifik dan sensitif juga dibutuhkan. Salah satu bentuk intervensi gizi sensitif adalah pemantauan pertumbuhan secara berkala sehingga masalah tumbuh kembang anak dapat langsung dideteksi dan ditindaklanjuti.
Menyadari pentingnya hal tersebut, Nutricia Indonesia Sejahtera, mengadakan Seminar dan Pelatihan Pengukuran Tumbuh Kembang Anak pada 25 September 2018 di Jakarta kepada PAUD-PAUD yang berlokasi di sekitar Pabrik Nutricia Indonesia di Pasar Rebo, Jakarta dan Pabrik di Bogor.
Seminar dan Pelatihan Pengukuran Tumbuh Kembang Anak ini menghadirkan Dosen FEMA IPB Dr Sri Anna Maliyati, Yayasan Yasmina dan perwakilan Duta 1,000 Pelangi Danone Indonesia.
Setiap peserta mendapatkan pelatihan pemantauan tumbuh kembang dengan metode antopometri, yaitu mengukur BB/U (berat badan/usia), TB/U (tinggi badan/usia), dan BB/TB (berat badan/tinggi badan).
Dr Sri Anna menyebutkan, pemantauan pertumbuhan anak perlu dilakukan secara berkala, mulai dari per tiga bulan sampai anak berusia 3 tahun, per 6 bulan sampai anak berusia 6 tahun, dan per 1 tahun pada tahun-tahun berikutnya.
"Hasil pengukuran antropometri secara berkala dapat menjadi tolak ukur apakah anak bertumbuh sesuai dengan usianya, atau harus dilakukan intervensi untuk mengejar tumbuh kembang," kata Sri Anna dalam siaran pers, Jumat (28/9/2018).
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo
menjelaskan, Guru PAUD dipilih menjadi sasaran karena selain tenaga pendidik anak, juga bisa mengedukasi orang tua anak PAUD yang setiap hari mengasuh anak-anak mereka di rumah.
"Selain agar konsistensi pengukuran tumbuh kembang dapat terjaga, Guru PAUD juga dapat memberikan saran kepada orang tua dalam menjaga pertumbuhan dan perkembangan anak yang lebih baik," kata Karyanto.
Arif Mujahidin, Communication Director Danone Indonesia menambahkan, pelatihan kali ini diikuti oleh 75 peserta terdiri dari 50 Guru PAUD yang berasal dari 25 PAUD yang berlokasi di sekitar Pabrik PT Nutricia Indonesia Sejahtera di Pasar Rebo, Jakarta dan di Bogor.
"Pelatihan ini kami gelar sebagai bentuk kepedulian Danone di Indonesia yang peduli akan tumbuh kembang anak," ujar Arif.
Selain memberikan pelatihan kepada guru-guru PAUD, Karyawan Danone di Indonesia diberikan hak cuti melahirkan selama 6 bulan bagi karyawan wanita. Kegiatan sosial lain yang dilakukan meliputi penyediaan air bersih, edukasi sanitasi dan higienitas di masyarakat, dan kampanye edukasi gizi Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun.
(maf)