Kemenristekdikti Dorong Pemda Kembangkan Science Center
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk membuat kebijakan yang membuat sekolah mengajak siswanya mengunjungi science center yang ada di provinsinya. Selain kebijakan, pengelolaan science center juga harus dibuat sedemikian rupa agar generasi muda, khususnya anak-anak tertarik mengunjunginya.
"Pusat Peraga (PP) IPTEK di TMII baru dikunjungi 600.000-an pengunjung. Sedangkan Taman Pintar di Kota Yogyakarta disinggahi 1 juta orang. Kami harus berinovasi agar jumlah pengunjung bisa terus bertambah," kata Sekjen Kemenristekdikti, Ainun Na’im seusai membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Asosiasi Science Center Indonesia (ASCI) ke-V di Gedung Kemenristekdikti Jakarta, Rabu 21 November 2018.
Dia menegaskan, science center mempunyai peran menyosialiasikan iptek kepada masyarakat luas. Dengan harapan, jika anak-anak tahu lebih dini dengan sains, maka ada rasa ketertarikan mereka terhadap iptek. "Ini penting agar tumbuh kecintaan masyarakat, khususnya anak-anak dalam meminati sains," imbuhnya.
Terkait dengan terobosan science center, Direktur PP-IPTEK Kemenristekdikti, M Syachrial Annas mengatakan, maraknya isu Revolusi Industri 4.0 memicu perkembangan digitalisasi di mana-mana. Sehingga pengunaan komputasi sudah menjadi kebutuhan masyarakat di seluruh lini, baik di dunia pendidikan atau industri.
Selain industri, sektor pendidikan mempunyai peran penting dalam memperkenalkan dan menerapkan teknologi Industri 4.0 dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya dengan peranan science center sebagai wahana menyosialisasikan perkembangan iptek kepada masyarakat, sekaligus membudayakan iptek di seluruh kehidupan masyarakat.
"Menghadapi tantangan teknologi Industri 4.0 ini, maka rakornas kali ini mengambil tema tentang Pembudayaan Iptek kepada Generasi Muda dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0," paparnya.
Pihaknya akan melibatkan berbagai unsur academic, business, dan government (ABG) di Indonesia yang telah menerapkan teknologi 4.0, yakni Universitas Bina Nusantara, PT Amazon Web Service Indonesia, dan Kemenristekdikti sendiri. Universitas Bina Nusantara dan PT Amazon Web Service (AWS) Indonesia akan memperkenalkan pengembangan teknologi 4.0 kepada para peserta ASCI yang terdiri dari para pimpinan dan staf pengembangan peragaan dan program di science center.
PT. AWS Indonesia akan memperkenalkan Artificial Intelligence (AI) dan cloud computing sebagai basis teknologi yang mereka gunakan dalam pengembangan di AWS. Sedangkan Universitas Bina Nusantara akan membawakan Revolusi Perguruan Tinggi di Era Teknologi Industri 4.0.
Selain itu, PP-IPTEK juga akan menghadirkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tepatnya Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini untuk menyampaikan tentang pentingnya pengembangan pendidikan anak usia dini dalam science center. Yang mana anak-anak generasi muda inilah yang akan menjadi aset bangsa dalam meningkatkan pengembangan teknologi Indonesia dan meningkatkan daya saing bangsa.
"Harapannya dengan melibatkan ke-3 unsur ABG ini dapat menginspirasi science center dalam melakukan pengembangan dan kerjasama science center ke depannya," harap Syachrial.
Hingga saat ini sudah lahir 23 Science Center di Indonesia, yakni PP-IPTEK Jakarta, Taman Pintar Yogyakarta, Puspa Iptek Sundial Kotabaru Parahyangan Bandung, Graha Teknologi Sriwijaya Palembang, Solo Science Center, Pusat Iptek dan Bahasa Pontianak, Jateng Science Center Semarang, Sabak Science Center Tanjung Jabung Timur, Bappeda Jepara, Jatim Park Science Center Malang, Iptek Center Sawahlunto, Balitbang Provinsi Kalimantan Selatan, Balitbang Provinsi Sulawesi Tenggara, Balitbang Provinsi Sumatera Utara, Dinas Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Belitung Timur, Dinas Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Lampung, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Lalu, Dinas Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Gianyar-Bali, Museum Mpu Tantular Surabaya, Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Bappeda Kota Parepare, Balitbang Kota Samarinda, dan Mutiara Bangsa Science Center Indramayu. Pada akhir tahun 2018 ini akan diresmikan 2 Science Center Daerah (SCD) di Provinsi Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat.
"Pusat Peraga (PP) IPTEK di TMII baru dikunjungi 600.000-an pengunjung. Sedangkan Taman Pintar di Kota Yogyakarta disinggahi 1 juta orang. Kami harus berinovasi agar jumlah pengunjung bisa terus bertambah," kata Sekjen Kemenristekdikti, Ainun Na’im seusai membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Asosiasi Science Center Indonesia (ASCI) ke-V di Gedung Kemenristekdikti Jakarta, Rabu 21 November 2018.
Dia menegaskan, science center mempunyai peran menyosialiasikan iptek kepada masyarakat luas. Dengan harapan, jika anak-anak tahu lebih dini dengan sains, maka ada rasa ketertarikan mereka terhadap iptek. "Ini penting agar tumbuh kecintaan masyarakat, khususnya anak-anak dalam meminati sains," imbuhnya.
Terkait dengan terobosan science center, Direktur PP-IPTEK Kemenristekdikti, M Syachrial Annas mengatakan, maraknya isu Revolusi Industri 4.0 memicu perkembangan digitalisasi di mana-mana. Sehingga pengunaan komputasi sudah menjadi kebutuhan masyarakat di seluruh lini, baik di dunia pendidikan atau industri.
Selain industri, sektor pendidikan mempunyai peran penting dalam memperkenalkan dan menerapkan teknologi Industri 4.0 dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya dengan peranan science center sebagai wahana menyosialisasikan perkembangan iptek kepada masyarakat, sekaligus membudayakan iptek di seluruh kehidupan masyarakat.
"Menghadapi tantangan teknologi Industri 4.0 ini, maka rakornas kali ini mengambil tema tentang Pembudayaan Iptek kepada Generasi Muda dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0," paparnya.
Pihaknya akan melibatkan berbagai unsur academic, business, dan government (ABG) di Indonesia yang telah menerapkan teknologi 4.0, yakni Universitas Bina Nusantara, PT Amazon Web Service Indonesia, dan Kemenristekdikti sendiri. Universitas Bina Nusantara dan PT Amazon Web Service (AWS) Indonesia akan memperkenalkan pengembangan teknologi 4.0 kepada para peserta ASCI yang terdiri dari para pimpinan dan staf pengembangan peragaan dan program di science center.
PT. AWS Indonesia akan memperkenalkan Artificial Intelligence (AI) dan cloud computing sebagai basis teknologi yang mereka gunakan dalam pengembangan di AWS. Sedangkan Universitas Bina Nusantara akan membawakan Revolusi Perguruan Tinggi di Era Teknologi Industri 4.0.
Selain itu, PP-IPTEK juga akan menghadirkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tepatnya Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini untuk menyampaikan tentang pentingnya pengembangan pendidikan anak usia dini dalam science center. Yang mana anak-anak generasi muda inilah yang akan menjadi aset bangsa dalam meningkatkan pengembangan teknologi Indonesia dan meningkatkan daya saing bangsa.
"Harapannya dengan melibatkan ke-3 unsur ABG ini dapat menginspirasi science center dalam melakukan pengembangan dan kerjasama science center ke depannya," harap Syachrial.
Hingga saat ini sudah lahir 23 Science Center di Indonesia, yakni PP-IPTEK Jakarta, Taman Pintar Yogyakarta, Puspa Iptek Sundial Kotabaru Parahyangan Bandung, Graha Teknologi Sriwijaya Palembang, Solo Science Center, Pusat Iptek dan Bahasa Pontianak, Jateng Science Center Semarang, Sabak Science Center Tanjung Jabung Timur, Bappeda Jepara, Jatim Park Science Center Malang, Iptek Center Sawahlunto, Balitbang Provinsi Kalimantan Selatan, Balitbang Provinsi Sulawesi Tenggara, Balitbang Provinsi Sumatera Utara, Dinas Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Belitung Timur, Dinas Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Lampung, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Lalu, Dinas Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Gianyar-Bali, Museum Mpu Tantular Surabaya, Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Bappeda Kota Parepare, Balitbang Kota Samarinda, dan Mutiara Bangsa Science Center Indramayu. Pada akhir tahun 2018 ini akan diresmikan 2 Science Center Daerah (SCD) di Provinsi Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat.
(mhd)