Hadapi Era Digital, Mahasiswa Dituntut Rancang Solusi Industri 4.0
A
A
A
JAKARTA - Teknologi digital merupakan pendukung utama dari era Revolusi Industri 4.0 yang sedang dihadapi oleh seluruh penduduk dunia. Bagi dunia pendidikan, khususnya mahasiswa rumpun ilmu computer, mereka harus mampu menyiapkan diri untuk mengambil peran utama dalam memanfaatkan peluang atau menemukan solusi permasalahan yang timbul pada era ini.
Inilah yang mendorong Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Mercu Buana (UMB) menyelenggarakan kompetisi pemanfaatan teknologi digital secara umum, dan khususnya teknologi komputasi serta pengembangan perangkat lunak.
Kompetisi bertajuk Codig (Code up your Digital Technology) ini diperuntukkan kepada mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di Tanah Air.
“Kompetisi ini diharapkan menjadi ajang kreasi dan inovasi mahasiswa dalam mengembangkan gagasan, pengetahuan, dan kemampuannya pada bidang teknologi digital,” kata Dr Mujiono selaku Ketua Pelaksana Codig 1.0 di Jakarta, Minggu (17/12/2018).
Codig 1.0 tahun ini menerima 106 proposal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Namun, 17 proposal harus didiskualifikasi karena tidak sesuai dengan format, tajuk yang diajukan sudah sering muncul, dan masalah yang diselesaikan terlalu ringan. Dengan demikian hanya ada 93 proposal yang masuk ke dalam penjurian internal.
Sementara mahasiswa yang mengirimkan proposal berasal dari 17 perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS. “Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan dan peluang khususnya bagi mahasiswa Fasilkom dalam menjawab dalam menghasilkan karya yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi baik bagi kebutuhan Industri maupun masyarakat,” kata Dekan Fakultas Ilmu Komputer UMB tersebut.
Dikatakannya, saat ini sudah ada beberapa hasil karya aplikasi mahasiswa UMB yang dipergunakan oleh sekolah dan rumah sakit.
Sementara itu, Ketua Panitia Pameran Karya Mahasiswa, Wahyu Hari Haji, menjelaskan, pada event kali ini, pihaknya memamerkan 82 hasil karya mahasiswa multiplaform dari berbagai Ilmu. “Pada acara yang berlangsung dua hari ini, setiap mahasiswa akan mempresentasikan hasil karyanya dan akan diperlombakan baik tingkat lokal, nasional maupun internasional,” ucap Wahyu.
Menurut dia, dalam satu tahun UMB telah menghasilkan lebih dari 200 karya mahasiswa, baik berupa website, aplikasi atau produk. Sebagian di antaranya telah dipergunankan oleh dunia industri dan masyarakat.
Kompetisi ini sendiri telah berakhir. Dan ini adalah nama-nama aplikasi dan mahasiswa yang berhasil menjadi juara.
Untuk Kompetisi Aplikasi Permainan (GAMEDEV) – Game Development , peringkat pertama dibawa pulang Muhammad Azhari Fauzan Agung Nur Aprianto yang merancang Visual Hijaiyah. Keduanya berasal dari Universitas Mercu Buana.
Di Kompetisi Penambangan Data (DAMIN) –Data Mining, juara pertama juga diraih mahasiswa UMB, Muhammad Ramadhani, Yogi Wahyu Romadon, dan Rina Damiaza. Mereka membangun aplikasi Albacore.
Sementara Kompetisi Aplikasi Bisnis (KOMBIS) –Business Application dimenangi oleh aplikasi NotYetNamed. Karya itu dibangun oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor, masing-masing ialah Gilang Gunawan dan Norman Firmansyah Destiawan.
Terakhir, Kompetisi Pengembangan Perangkat Lunak (KOMPAK) –Software Engineering, gelar jawara digondol oleh pemilik aplikasi Tawakal. Karya tersebut dikerjakan oleh Azka Willdan Mukholladun, Novianto Arief Wibowo, dan Ali Budi Purnomo dari Politeknik Harapan Bersama (PHB) Tegal.
Inilah yang mendorong Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Mercu Buana (UMB) menyelenggarakan kompetisi pemanfaatan teknologi digital secara umum, dan khususnya teknologi komputasi serta pengembangan perangkat lunak.
Kompetisi bertajuk Codig (Code up your Digital Technology) ini diperuntukkan kepada mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di Tanah Air.
“Kompetisi ini diharapkan menjadi ajang kreasi dan inovasi mahasiswa dalam mengembangkan gagasan, pengetahuan, dan kemampuannya pada bidang teknologi digital,” kata Dr Mujiono selaku Ketua Pelaksana Codig 1.0 di Jakarta, Minggu (17/12/2018).
Codig 1.0 tahun ini menerima 106 proposal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Namun, 17 proposal harus didiskualifikasi karena tidak sesuai dengan format, tajuk yang diajukan sudah sering muncul, dan masalah yang diselesaikan terlalu ringan. Dengan demikian hanya ada 93 proposal yang masuk ke dalam penjurian internal.
Sementara mahasiswa yang mengirimkan proposal berasal dari 17 perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS. “Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan dan peluang khususnya bagi mahasiswa Fasilkom dalam menjawab dalam menghasilkan karya yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi baik bagi kebutuhan Industri maupun masyarakat,” kata Dekan Fakultas Ilmu Komputer UMB tersebut.
Dikatakannya, saat ini sudah ada beberapa hasil karya aplikasi mahasiswa UMB yang dipergunakan oleh sekolah dan rumah sakit.
Sementara itu, Ketua Panitia Pameran Karya Mahasiswa, Wahyu Hari Haji, menjelaskan, pada event kali ini, pihaknya memamerkan 82 hasil karya mahasiswa multiplaform dari berbagai Ilmu. “Pada acara yang berlangsung dua hari ini, setiap mahasiswa akan mempresentasikan hasil karyanya dan akan diperlombakan baik tingkat lokal, nasional maupun internasional,” ucap Wahyu.
Menurut dia, dalam satu tahun UMB telah menghasilkan lebih dari 200 karya mahasiswa, baik berupa website, aplikasi atau produk. Sebagian di antaranya telah dipergunankan oleh dunia industri dan masyarakat.
Kompetisi ini sendiri telah berakhir. Dan ini adalah nama-nama aplikasi dan mahasiswa yang berhasil menjadi juara.
Untuk Kompetisi Aplikasi Permainan (GAMEDEV) – Game Development , peringkat pertama dibawa pulang Muhammad Azhari Fauzan Agung Nur Aprianto yang merancang Visual Hijaiyah. Keduanya berasal dari Universitas Mercu Buana.
Di Kompetisi Penambangan Data (DAMIN) –Data Mining, juara pertama juga diraih mahasiswa UMB, Muhammad Ramadhani, Yogi Wahyu Romadon, dan Rina Damiaza. Mereka membangun aplikasi Albacore.
Sementara Kompetisi Aplikasi Bisnis (KOMBIS) –Business Application dimenangi oleh aplikasi NotYetNamed. Karya itu dibangun oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor, masing-masing ialah Gilang Gunawan dan Norman Firmansyah Destiawan.
Terakhir, Kompetisi Pengembangan Perangkat Lunak (KOMPAK) –Software Engineering, gelar jawara digondol oleh pemilik aplikasi Tawakal. Karya tersebut dikerjakan oleh Azka Willdan Mukholladun, Novianto Arief Wibowo, dan Ali Budi Purnomo dari Politeknik Harapan Bersama (PHB) Tegal.
(pur)