Dituntut Soal Prodi Kekinian, ITB Pilih Buka Program Opsi Magister
A
A
A
BANDUNG - Institut Teknologi Bandung (ITB) memilih membuka program studi opsi magister (S2) menjawab banyaknya tekanan agar perguruan tinggi membuka program studi (Prodi) kekinian berbasis digital.
Rektor ITB, Kadarsah Suyadi mengatakan dalam rangka percepatan prodi-prodi kekinian yang mengarah kepada digital, ITB telah membuka program opsi magister. Program opsi magister meliputi keahlian pada Artificial Intelligent (AI), Business Intelligent, dan Game Technology.
ITB memilih membuka program opsi lantaran prosesnya cenderung cepat. “Ketika program opsi ini dibuka maka akreditasi mengikuti induknya sehingga tetap A. Ini tidak merugikan mahasiswa,” kata Kadarsah.
(Baca juga: 80 Kampus Kembangkan Produk Unggulan Daerah )
Program opsi juga dapat terealisasi lebih cepat. Kecepatan ini penting untuk menjawab kebutuhan saat ini. Karena bila prosesnya cenderung lama dikhawatirkan tertinggal.
“Alasan ketiga, ini adalah suatu proses kontemporer sehingga saat ada updating teknologi dapat mengubah langsung opsi tersebut,” kata rektor.
Program opsi, kata dia, diharapkan dapat meng-cover kebutuhan-kebutuhan elemental saat ini. Misalnya pada bidang AI, ketersediaan tenaga kerja yang mampu pada bidang tersebut sangat minim. Sementara banyak perusahaan besar seperti perbankan, market place, dan lainnya sangat membutuhkan tenaga yang ahli dalam bidang tersebut.
ITB, tambah dia, aktif mengundang sejumlah dosen tamu yang menguasai bidang digital. Dengan begitu, pengetahuan mahasiswa terkait keilmuan kekinian tak ketinggalan zaman.
Sebelumnya, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan, perguruan tinggi juga mesti mempertimbangkan permintaan pasar. Jangan sampai, pembukaan program studi tidak didasarkan atas permintaan pasar.
Rektor ITB, Kadarsah Suyadi mengatakan dalam rangka percepatan prodi-prodi kekinian yang mengarah kepada digital, ITB telah membuka program opsi magister. Program opsi magister meliputi keahlian pada Artificial Intelligent (AI), Business Intelligent, dan Game Technology.
ITB memilih membuka program opsi lantaran prosesnya cenderung cepat. “Ketika program opsi ini dibuka maka akreditasi mengikuti induknya sehingga tetap A. Ini tidak merugikan mahasiswa,” kata Kadarsah.
(Baca juga: 80 Kampus Kembangkan Produk Unggulan Daerah )
Program opsi juga dapat terealisasi lebih cepat. Kecepatan ini penting untuk menjawab kebutuhan saat ini. Karena bila prosesnya cenderung lama dikhawatirkan tertinggal.
“Alasan ketiga, ini adalah suatu proses kontemporer sehingga saat ada updating teknologi dapat mengubah langsung opsi tersebut,” kata rektor.
Program opsi, kata dia, diharapkan dapat meng-cover kebutuhan-kebutuhan elemental saat ini. Misalnya pada bidang AI, ketersediaan tenaga kerja yang mampu pada bidang tersebut sangat minim. Sementara banyak perusahaan besar seperti perbankan, market place, dan lainnya sangat membutuhkan tenaga yang ahli dalam bidang tersebut.
ITB, tambah dia, aktif mengundang sejumlah dosen tamu yang menguasai bidang digital. Dengan begitu, pengetahuan mahasiswa terkait keilmuan kekinian tak ketinggalan zaman.
Sebelumnya, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan, perguruan tinggi juga mesti mempertimbangkan permintaan pasar. Jangan sampai, pembukaan program studi tidak didasarkan atas permintaan pasar.
(kri)