Seleksi Politeknik Negeri Mulai Dibuka
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 42 politeknik negeri Se-Indonesia mulai membuka seleksi masuk bagi calon mahasiswa melalui dua jalur. Prosesnya tidak hanya melalui seleksi akademik, namun juga ujian masuk.
Akses siswa-siswi Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri (PTN) semakin terbuka luas. Selain dapat mendaftarkan diri ke perguruan tinggi akademik (universitas dan institut), calon mahasiswa juga dapat mendaftarkan diri ke politeknik negeri.
Saat ini politeknik negeri merupakan salah satu pilihan bagi siswa-siswi lulusan SMA/SMK sederajat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Politeknik menghasilkan lulusan terampil dan memiliki sertifikasi sehingga dapat bersaing di dunia kerja dan industri.
Panitia Nasional Penerimaan Mahasiswa Politeknik Negeri mengumumkan bahwa ada dua jalur seleksi mahasiswa politeknik negeri yaitu jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan Politeknik Negeri (PMDK-PN) dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPN).
“Seringkali siswa-siswi hanya mengandalkan SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) dan SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) untuk kuliah di perguruan tinggi negeri, padahal mereka juga bisa mendaftarkan diri melalui jalur PMDK-PN dan UMPN untuk masuk Politeknik Negeri,” kata Ketua Forum Wakil Direktur Bidang Akademik Politeknik Negeri Se-Indonesia Zainal Nur Arifin kemarin.
Terdapat 42 politeknik negeri dari ujung barat ke timur wilayah Indonesia yang tergabung dalam jalur seleksi ini. Dengan demikian, melalui jalur politeknik ini ditawarkan ratusan program studi yang linear, mulai dari saintek, sosial, pariwisata, dan bahasa.
Zainal menerangkan, PMDK-PN merupakan jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri vokasi dengan menggunakan seleksi akademik dan prestasi non-akademik. Jalur ini dibuka untuk lulusan SMA/SMK/ MA yang masih duduk di kelas 12 atau kelas 3 semua jurusan.
Pendaftaran PMDK-PN dibuka serentak mulai 4 Februari hingga 6 April 2019. Masyarakat yang berminat mendaftar bisa mengakses informasi mekanisme pendaftaran melalui laman www.pmdk.politeknik.or.id.
Bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftar dapat menghubungi sekolah untuk kemudian mendapat rekomendasi dari pihak sekolah. Berikutnya, pendaftar akan memperoleh username dan password yang digunakan untuk melengkapi isian dan mengunggah dokumen pendukung.
Zainal menegaskan bahwa pendaftaran jalur ini dilakukan secara online, sederhana, dan tidak dipungut biaya. Pendaftaran pun tidak dibatasi kuota tertentu serta akreditasi sekolah tidak menentukan kuota pendaftar.
“Seusai jalur PMDK-PN ini, kami juga akan membuka jalur Ujian Masuk Politeknik Negeri Nasional. Jadi, silahkan dimanfaatkan kesempatan ini untuk bisa belajar di salah satu perguruan tinggi negeri vokasi di Indonesia, Politeknik,” jelas Zainal.
Dari tahun ke tahun peminat dan pendaftar jalur ini meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat makin memahami keistimewaan belajar di politeknik. Melalui pendidikan vokasi maka mahasiswan akan diajari pengembangan keterampilan melalui komposisi praktikum dan teori dalam proses belajar mengajar.
Dia menambahkan, politeknik di Indonesia berkembang cukup pesat dan makin fokus mencetak generasi yang siap besaing di era global. Melalui beberapa program penguatan politeknik hingga upaya pengembangan mahasiswa melalui program sertifikasi, menunjukkan dukungan positif dari pemerintah untuk mengembangkan politeknik.
“Dengan motto Berkarya, Berprestasi, Menjadi Ahli, saya yakin ke depan pendidikan politeknik akan mengambil peran penting dalam pembangunan bangsa,” ujarnya optimistis.
Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Mohamad Nasir mengatakan bahwa pendidikan vokasi dan revitalisasi politeknik merupakan salah satu program prioritas Kemenristekdikti. “Saat ini, pendidikan vokasi menjadi jawaban atas kebutuhan tenaga kerja yang produktif dan kompetitif karena lulusan politeknik akan mampu menjadi tulang punggung penyiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang profesional,” ujar Menristek-Dikti.
Pengamat pendidikan tinggi Edy Suandi Hamid berpendapat, meski pemerintah gencar mempromosikan politeknik sebagai kampus pencipta tenaga terampil. Namun sejauh ini belum terlihat peningkatan signifikan calon mahasiswa untuk masuk politehnik ataupun pendidikan vokasi pada umumnya.
“Sebab lulusan SMA itu masih lebih tertarik masuk ke perguruan tinggi umum. Perguruan tinggi umum itu dianggap lebih prestisius dimata masyarakat dan juga fleksibel mencari kerja,” katanya.
Mantan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) ini menjelaskan, walaupun banyak pihak yang mendengungkan lulusan politehnik atau vokasi sangat dibutuhkan bursa kerja namun fakta di lapangan penyerapan lulusannya masih biasa-biasa saja. “Mengapa? Karena lulusan politeknik banyak yang masih belum memenuhi kuakifikasi teknis yang dibutuhkan pasar kerja,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, seharusnya pemerintah memperbaiki dulu kualitas politeknik. Menurut Edy, yang harus diperbaiki ialah kualitas laboratoriumnya. Sebab politeknik lebih banyak praktek, sehingga lulusannya pun bisa sesuai dengan harapan pasar. Jika ini terjadi, maka lulusan politeknik pun baru bisa dinikmati. (Neneng Zubaidah)
Akses siswa-siswi Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri (PTN) semakin terbuka luas. Selain dapat mendaftarkan diri ke perguruan tinggi akademik (universitas dan institut), calon mahasiswa juga dapat mendaftarkan diri ke politeknik negeri.
Saat ini politeknik negeri merupakan salah satu pilihan bagi siswa-siswi lulusan SMA/SMK sederajat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Politeknik menghasilkan lulusan terampil dan memiliki sertifikasi sehingga dapat bersaing di dunia kerja dan industri.
Panitia Nasional Penerimaan Mahasiswa Politeknik Negeri mengumumkan bahwa ada dua jalur seleksi mahasiswa politeknik negeri yaitu jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan Politeknik Negeri (PMDK-PN) dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPN).
“Seringkali siswa-siswi hanya mengandalkan SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) dan SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) untuk kuliah di perguruan tinggi negeri, padahal mereka juga bisa mendaftarkan diri melalui jalur PMDK-PN dan UMPN untuk masuk Politeknik Negeri,” kata Ketua Forum Wakil Direktur Bidang Akademik Politeknik Negeri Se-Indonesia Zainal Nur Arifin kemarin.
Terdapat 42 politeknik negeri dari ujung barat ke timur wilayah Indonesia yang tergabung dalam jalur seleksi ini. Dengan demikian, melalui jalur politeknik ini ditawarkan ratusan program studi yang linear, mulai dari saintek, sosial, pariwisata, dan bahasa.
Zainal menerangkan, PMDK-PN merupakan jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri vokasi dengan menggunakan seleksi akademik dan prestasi non-akademik. Jalur ini dibuka untuk lulusan SMA/SMK/ MA yang masih duduk di kelas 12 atau kelas 3 semua jurusan.
Pendaftaran PMDK-PN dibuka serentak mulai 4 Februari hingga 6 April 2019. Masyarakat yang berminat mendaftar bisa mengakses informasi mekanisme pendaftaran melalui laman www.pmdk.politeknik.or.id.
Bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftar dapat menghubungi sekolah untuk kemudian mendapat rekomendasi dari pihak sekolah. Berikutnya, pendaftar akan memperoleh username dan password yang digunakan untuk melengkapi isian dan mengunggah dokumen pendukung.
Zainal menegaskan bahwa pendaftaran jalur ini dilakukan secara online, sederhana, dan tidak dipungut biaya. Pendaftaran pun tidak dibatasi kuota tertentu serta akreditasi sekolah tidak menentukan kuota pendaftar.
“Seusai jalur PMDK-PN ini, kami juga akan membuka jalur Ujian Masuk Politeknik Negeri Nasional. Jadi, silahkan dimanfaatkan kesempatan ini untuk bisa belajar di salah satu perguruan tinggi negeri vokasi di Indonesia, Politeknik,” jelas Zainal.
Dari tahun ke tahun peminat dan pendaftar jalur ini meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat makin memahami keistimewaan belajar di politeknik. Melalui pendidikan vokasi maka mahasiswan akan diajari pengembangan keterampilan melalui komposisi praktikum dan teori dalam proses belajar mengajar.
Dia menambahkan, politeknik di Indonesia berkembang cukup pesat dan makin fokus mencetak generasi yang siap besaing di era global. Melalui beberapa program penguatan politeknik hingga upaya pengembangan mahasiswa melalui program sertifikasi, menunjukkan dukungan positif dari pemerintah untuk mengembangkan politeknik.
“Dengan motto Berkarya, Berprestasi, Menjadi Ahli, saya yakin ke depan pendidikan politeknik akan mengambil peran penting dalam pembangunan bangsa,” ujarnya optimistis.
Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Mohamad Nasir mengatakan bahwa pendidikan vokasi dan revitalisasi politeknik merupakan salah satu program prioritas Kemenristekdikti. “Saat ini, pendidikan vokasi menjadi jawaban atas kebutuhan tenaga kerja yang produktif dan kompetitif karena lulusan politeknik akan mampu menjadi tulang punggung penyiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang profesional,” ujar Menristek-Dikti.
Pengamat pendidikan tinggi Edy Suandi Hamid berpendapat, meski pemerintah gencar mempromosikan politeknik sebagai kampus pencipta tenaga terampil. Namun sejauh ini belum terlihat peningkatan signifikan calon mahasiswa untuk masuk politehnik ataupun pendidikan vokasi pada umumnya.
“Sebab lulusan SMA itu masih lebih tertarik masuk ke perguruan tinggi umum. Perguruan tinggi umum itu dianggap lebih prestisius dimata masyarakat dan juga fleksibel mencari kerja,” katanya.
Mantan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) ini menjelaskan, walaupun banyak pihak yang mendengungkan lulusan politehnik atau vokasi sangat dibutuhkan bursa kerja namun fakta di lapangan penyerapan lulusannya masih biasa-biasa saja. “Mengapa? Karena lulusan politeknik banyak yang masih belum memenuhi kuakifikasi teknis yang dibutuhkan pasar kerja,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, seharusnya pemerintah memperbaiki dulu kualitas politeknik. Menurut Edy, yang harus diperbaiki ialah kualitas laboratoriumnya. Sebab politeknik lebih banyak praktek, sehingga lulusannya pun bisa sesuai dengan harapan pasar. Jika ini terjadi, maka lulusan politeknik pun baru bisa dinikmati. (Neneng Zubaidah)
(nfl)