Sertifikasi Kekuatan Hadapi Industri 4.0
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan dan inovasi digital mulai merambah berbagai lini dalam industri termasuk mengubah berbagai pola pengelolaan perusahaan. Dimensi kemajuan teknologi seperti robotika, kecerdasan buatan, blockchain, nanoteknologi, quantum computing, internet of things, teknologi 5G, 3D printing dan kendaraan tanpa awak berdampak besar serta mendisrupsi berbagai lini industri seperti sistem produksi, manajemen bahkan penentuan kebijakan.
Karenanya PDMA (Product Development & Management Association) Indonesia organisasi afiliasi internasional untuk advokasi global dan asosiasi manajemen, memandang perusahaan harus terus berinovasi mengembangkan produk secara berkesinambungan untuk terus menunjukkan daya saing. Sementara kehadiran LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) PPM diharapkan mendukung peningkatakan sumber daya manusia dengan menyerifikasi pekerja berkompeten sesuai bidangnya. Dengan terus membentuk pekerja-pekerja yang kompeten. Hal ini bisa menjadi nilai plus untuk menghadapi industri4.0 sekaligus menjadi faktor kunci untuk mendukung daya saing dan keberlanjutan perusahaan.
Direktur Eksekutif PPM Manajemen, Bramantyo Djohanputro mengatakan, LSP PPM merupakan langkah baru di lingkungan PPM Manajemen untuk terus bergerak ke depan. “Menghadapi era industri 4.0 dengan isu digitalisasi PPM sudah mengembangkan untuk hadapi persaingan pasar di antaranya dengan pelatihan online. PPM sudah memiliki 50 pelatihan berbasis onlne sebagai bagian menghadapi industri 4.0,” ungkap Bramantyo pada pembukaan peluncuran LSP PPM dan ulang tahun PDMA Indonesia ke-6 di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita pada kesempatan sama menambahkan dari pengalamannya mendirikan perusahaan start up digitalisasi bukan persoalan melainkan otomatisasi. Pasalnya di Indonesia banyak yang tidak standar sementara otomatisasi memerlukan standar. “Sertifikasi penting di era digitalisasi karena sertifikasi harus terstandar. Dengan LSP maka profesi akan semakin terstandar,” tutur Zaldy.
Memeriahkan ulang tahun PDMA Indonesia tersebut dihadirkan praktisi dan akademisi dalam bincang-bincang bertema “Membangun Keunggulan Daya Saing Dalam Menghadapi Industri 4.0”. Pembicara Andi Ilham Said yang mewakili akademisi mengatakan saat ini dunia bisnis sedang berubah. “Pusatnya berada di customer . Berikan apa yang dijanjikan kepada customer dan menarik. Jika itu terjadi maka itulah yang dinamakan kepercayaan. Jadi bisnis sekarang adalah bagaimana memberikan kepercayaan. Untuk itu butuh alat untuk mempercepat kepercayaan yaitu sertifikasi,” ungkap Andi Ilham Said Ketua Pusat Kajian PPM Manajemen.
Sementara Joko Sriyono dan Widyawati Salim pembicara yang mewakili praktisi memiliki cara berbeda dalam menghadapi industri 4.0. Namun keduanya sama-sama menekankan pentingnya memberikan layanan personal untuk mempertahankan customer.
Di ulang tahun ke-6 PDMA Indonesia serta kehadiran LSP PPM di dunia manajemen Indonesia membawa harapan bagi banyak industri yang membutuhkan tenaga kerja tersertifikasi. Selain itu LSP PPM dan PDMA Indonesia menjadi bentuk komitmen PPM Manajemen untuk terlibat aktif dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan praktik manajemen di Indonesia.
Karenanya PDMA (Product Development & Management Association) Indonesia organisasi afiliasi internasional untuk advokasi global dan asosiasi manajemen, memandang perusahaan harus terus berinovasi mengembangkan produk secara berkesinambungan untuk terus menunjukkan daya saing. Sementara kehadiran LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) PPM diharapkan mendukung peningkatakan sumber daya manusia dengan menyerifikasi pekerja berkompeten sesuai bidangnya. Dengan terus membentuk pekerja-pekerja yang kompeten. Hal ini bisa menjadi nilai plus untuk menghadapi industri4.0 sekaligus menjadi faktor kunci untuk mendukung daya saing dan keberlanjutan perusahaan.
Direktur Eksekutif PPM Manajemen, Bramantyo Djohanputro mengatakan, LSP PPM merupakan langkah baru di lingkungan PPM Manajemen untuk terus bergerak ke depan. “Menghadapi era industri 4.0 dengan isu digitalisasi PPM sudah mengembangkan untuk hadapi persaingan pasar di antaranya dengan pelatihan online. PPM sudah memiliki 50 pelatihan berbasis onlne sebagai bagian menghadapi industri 4.0,” ungkap Bramantyo pada pembukaan peluncuran LSP PPM dan ulang tahun PDMA Indonesia ke-6 di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita pada kesempatan sama menambahkan dari pengalamannya mendirikan perusahaan start up digitalisasi bukan persoalan melainkan otomatisasi. Pasalnya di Indonesia banyak yang tidak standar sementara otomatisasi memerlukan standar. “Sertifikasi penting di era digitalisasi karena sertifikasi harus terstandar. Dengan LSP maka profesi akan semakin terstandar,” tutur Zaldy.
Memeriahkan ulang tahun PDMA Indonesia tersebut dihadirkan praktisi dan akademisi dalam bincang-bincang bertema “Membangun Keunggulan Daya Saing Dalam Menghadapi Industri 4.0”. Pembicara Andi Ilham Said yang mewakili akademisi mengatakan saat ini dunia bisnis sedang berubah. “Pusatnya berada di customer . Berikan apa yang dijanjikan kepada customer dan menarik. Jika itu terjadi maka itulah yang dinamakan kepercayaan. Jadi bisnis sekarang adalah bagaimana memberikan kepercayaan. Untuk itu butuh alat untuk mempercepat kepercayaan yaitu sertifikasi,” ungkap Andi Ilham Said Ketua Pusat Kajian PPM Manajemen.
Sementara Joko Sriyono dan Widyawati Salim pembicara yang mewakili praktisi memiliki cara berbeda dalam menghadapi industri 4.0. Namun keduanya sama-sama menekankan pentingnya memberikan layanan personal untuk mempertahankan customer.
Di ulang tahun ke-6 PDMA Indonesia serta kehadiran LSP PPM di dunia manajemen Indonesia membawa harapan bagi banyak industri yang membutuhkan tenaga kerja tersertifikasi. Selain itu LSP PPM dan PDMA Indonesia menjadi bentuk komitmen PPM Manajemen untuk terlibat aktif dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan praktik manajemen di Indonesia.
(akn)