Galau Anak SMK, Kuliah atau Kerja?
A
A
A
JANGAN disangka anak lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) tidak galau seperti anak-anak SMA.
Dengan keterampilan yang sudah dimiliki dan pengalaman magang untuk mencicipi rasanya dunia kerja, para lulusan SMK sebenarnya sudah punya bekal yang cukup untuk langsung bekerja.
Pertanyaannya, apakah mereka mau mengambil kesempatan itu, atau memilih untuk memperdalam ilmu dan kegiatan organisasi. Ayu Fitriani memilih untuk melanjutkan kuliah. Alasan mahasiswa Jurusan Manajemen, Universitas Islam Nasional (UIN) ini adalah karena dia ingin merasakan dinamika perkuliahan yang dinamis.
"Aku waktu SMK pasif banget dan kurang eksplorasi, jadi nyesel banget. Pilih kuliah karena mau punya cerita dan pengalaman jadi orang sibuk, membagi waktu antara organisasi dan kuliah," ujar Ayu yang pilihannya didukung orang tua dan merasa senang dengan pilihannya.
Sementara Vira Aryanti justru memilih langsung bekerja. "Karena kerjaan banyak, rasanya enggak ada waktu untuk bisa bagi waktu antara kerja dan kuliah," ujar Vira yang bekerja sebagai staf administrasi.
Lalu, bagaimana dengan pendapat ahli? Bagi dosen psikologi Institut Teknologi Bandung (ITB), sekaligus konsultan karier di binakarir.com , Fadilla, dia justru menyarankan agar lulusan SMK sebaiknya memilih bekerja terlebih dahulu.
"Karena programnya memang diperuntukkan bagi mereka untuk terserap pasar kerja. Tujuannya adalah mereka merasakan medan dunia kerja yang sebenarnya seperti apa. Di lapangan nanti, mereka akan tergembleng pahitmanis dunia kerja sehingga bisa lebih dewasa.
Nah, di lapangan mereka bisa mengevaluasi hal apa yang enggak mereka tahu dan belum bisa, yang nantinya jadi dasar untuk mengambil jurusan kuliah," sebut Fadilla. Dengan begitu, saat kuliah nanti, mereka bisa melihat apakah teori dan praktiknya bisa sejalan di dunia kerja.
Kemampuan memetakan masalah dan mencari solusi ini bisa jadi kekuatan lulusan SMK yang memilih bekerja dulu, baru melanjutkan kuliah. "Kalau langsung kuliah, nanti mereka hanya tahu dunia sebatas text book kuliah, enggak pernah terbayang penerapannya di lapangan seperti apa," imbuhnya.
Belum lagi kebanggaan soal bisa kuliah dengan uang sendiri. Lalu, bagaimana soal kesulitan membagi waktu antara bekerja dan kuliah seperti yang dikhawatirkan Vira? Kuncinya adalah kemampuan manajemen waktu. Pasti tidak mudah, tapi justru menjalani karier dengan penguasaan terhadap teori sekaligus praktiknya akan menjadi nilai lebih dalam dunia kerja.
ANISSA NOVIA FITRI
GEN SINDO-Universitas Negeri Jakarta
Dengan keterampilan yang sudah dimiliki dan pengalaman magang untuk mencicipi rasanya dunia kerja, para lulusan SMK sebenarnya sudah punya bekal yang cukup untuk langsung bekerja.
Pertanyaannya, apakah mereka mau mengambil kesempatan itu, atau memilih untuk memperdalam ilmu dan kegiatan organisasi. Ayu Fitriani memilih untuk melanjutkan kuliah. Alasan mahasiswa Jurusan Manajemen, Universitas Islam Nasional (UIN) ini adalah karena dia ingin merasakan dinamika perkuliahan yang dinamis.
"Aku waktu SMK pasif banget dan kurang eksplorasi, jadi nyesel banget. Pilih kuliah karena mau punya cerita dan pengalaman jadi orang sibuk, membagi waktu antara organisasi dan kuliah," ujar Ayu yang pilihannya didukung orang tua dan merasa senang dengan pilihannya.
Sementara Vira Aryanti justru memilih langsung bekerja. "Karena kerjaan banyak, rasanya enggak ada waktu untuk bisa bagi waktu antara kerja dan kuliah," ujar Vira yang bekerja sebagai staf administrasi.
Lalu, bagaimana dengan pendapat ahli? Bagi dosen psikologi Institut Teknologi Bandung (ITB), sekaligus konsultan karier di binakarir.com , Fadilla, dia justru menyarankan agar lulusan SMK sebaiknya memilih bekerja terlebih dahulu.
"Karena programnya memang diperuntukkan bagi mereka untuk terserap pasar kerja. Tujuannya adalah mereka merasakan medan dunia kerja yang sebenarnya seperti apa. Di lapangan nanti, mereka akan tergembleng pahitmanis dunia kerja sehingga bisa lebih dewasa.
Nah, di lapangan mereka bisa mengevaluasi hal apa yang enggak mereka tahu dan belum bisa, yang nantinya jadi dasar untuk mengambil jurusan kuliah," sebut Fadilla. Dengan begitu, saat kuliah nanti, mereka bisa melihat apakah teori dan praktiknya bisa sejalan di dunia kerja.
Kemampuan memetakan masalah dan mencari solusi ini bisa jadi kekuatan lulusan SMK yang memilih bekerja dulu, baru melanjutkan kuliah. "Kalau langsung kuliah, nanti mereka hanya tahu dunia sebatas text book kuliah, enggak pernah terbayang penerapannya di lapangan seperti apa," imbuhnya.
Belum lagi kebanggaan soal bisa kuliah dengan uang sendiri. Lalu, bagaimana soal kesulitan membagi waktu antara bekerja dan kuliah seperti yang dikhawatirkan Vira? Kuncinya adalah kemampuan manajemen waktu. Pasti tidak mudah, tapi justru menjalani karier dengan penguasaan terhadap teori sekaligus praktiknya akan menjadi nilai lebih dalam dunia kerja.
ANISSA NOVIA FITRI
GEN SINDO-Universitas Negeri Jakarta
(nfl)