Bangun SDM, Pemerintah Perkuat Pendidikan Karakter dan Vokasi
A
A
A
JAKARTA - Pendidikan karakter dan revitalisasi pendidikan vokasi akan diperkuat dan menjadi program prioritas tahun ini. Hal ini sejalan dengan fokus pemerintah untuk membangun sumber daya manusia (SDM). Perhatian pemerintah tahun ini akan mulai beralih dari infrastruktur ke pembangunan SDM.
Penguatan pendidikan karakter yang sudah diperkuat dengan payung hukum perpres ini sejalan dengan program Revolusi Mental. “Karakter adalah fondasi pembangunan manusia. Tanpa karakter kita tidak bisa menyiapkan manusia yang baik,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy pada pembukaan rangkaian acara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin.
Mendikbud menjelaskan, pendidikan karakter akan ditekankan di semua jenjang sekolah. Untuk pendidikan karakter di level pendidikan anak usia dini (PAUD) itu bentuknya pada pengenalan terhadap berbagai macam pembiasaan. Selanjutnya di SD penerapan kebiasaan untuk penguatan pribadi, sikap mental, pengenalan baik dan buruk serta sopan santun.
Sementara itu di tingkat SMP, Muhadjir menjelaskan, pendidikan karakternya lebih pada implementasi terhadap berbagai macam hal yang terkait dengan penyesuaian kehidupan masa remaja. “Sedangkan untuk tingkat SMA dan SMK kami siapkan untuk mental dalam memasuki dunia kerja,” jelasnya.
Adapun untuk prioritas kedua, yakni pendidikan vokasi, Kemendikbud sudah memiliki payung hukum Inpres Nomor 9/2016 tentang Revitalisasi SMK sehingga keterampilan siswa SMK pun dapat ditingkatkan. Namun tidak hanya life skills siswa SMK yang akan diasah. Menurut Mendikbud, siswa SMA juga akan diberi bekal keterampilan.
Selain itu para peserta lembaga kursus akan bisa mendapatkan sertifikat yang ditetapkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BSNP). Muhadjir menjelaskan, sesuai dengan arahan Presiden, semua kementerian harus melakukan koordinasi dan integrasi program SDM. Tujuannya agar persoalan SDM ini bisa ditangani secara simultan oleh tiap kementerian.
“Mulai tahun ini pemerintah mulai alihkan fokus dari infrastruktur ke SDM. Dari hard infrastruktur ke soft infrastruktur,” sebutnya. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menambahkan, pembekalan keterampilan bagi siswa SMA itu programnya mulai berjalan tahun lalu.
Programnya dinamakan dual track. Menurutnya program ini membagi dua jalur bagi siswa SMA ke jalur akademik dan jalur vokasi. Bagi siswa yang menyatakan tidak mau melanjutkan kuliah, sejak kelas dua bisa mengambil jalur vokasi.
Hamid menjelaskan, dual track ini baru berjalan di 200 sekolah. Siswa SMA yang mengambil jalur vokasi akan diberi keterampilan yang sertifikasinya akan mengikuti sertifikasi yang berlaku di SMK. “Jadi anak SMA mulai kelas dua itu yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi kita sarankan pakai trek vokasi. Tapi ini opsional,” jelasnya.
Sementara itu dari Pekan Pendidikan dan Kebudayaan 2019 di Manado, Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi berharap ada langkah signifikan seusai perhelatan Pekan Hardiknas 2019. Selain itu harus ada catatan penting mengenai apa yang harus dilakukan ke depan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air.
Didik meminta semua pihak terus bekerja keras untuk meningkatkan kualitas guru, kualitas pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran supaya dapat memenuhi 8 standar nasional pendidikan.
Hal senada disampaikan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven OE Kandouw yang menyebut Pekan Hardiknas dapat menjadi ajang untuk introspeksi, kontemplasi, refleksi, dan evaluasi terhadap program dan kebijakan pendidikan yang telah dilakukan selama ini.
Berdasarkan penggunaan anggaran pendidikan, menurut Steven, Sulawesi Utara berhasil mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 32%. Jumlah ini melebihi target amanat UUD 1945, yaitu sebesar 20% dari APBD. Wagub mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara terus melakukan perbaikan kualitas pendidikan dengan penyiapan infrastruktur dan pengembangan SDM.
Penguatan pendidikan karakter yang sudah diperkuat dengan payung hukum perpres ini sejalan dengan program Revolusi Mental. “Karakter adalah fondasi pembangunan manusia. Tanpa karakter kita tidak bisa menyiapkan manusia yang baik,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy pada pembukaan rangkaian acara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin.
Mendikbud menjelaskan, pendidikan karakter akan ditekankan di semua jenjang sekolah. Untuk pendidikan karakter di level pendidikan anak usia dini (PAUD) itu bentuknya pada pengenalan terhadap berbagai macam pembiasaan. Selanjutnya di SD penerapan kebiasaan untuk penguatan pribadi, sikap mental, pengenalan baik dan buruk serta sopan santun.
Sementara itu di tingkat SMP, Muhadjir menjelaskan, pendidikan karakternya lebih pada implementasi terhadap berbagai macam hal yang terkait dengan penyesuaian kehidupan masa remaja. “Sedangkan untuk tingkat SMA dan SMK kami siapkan untuk mental dalam memasuki dunia kerja,” jelasnya.
Adapun untuk prioritas kedua, yakni pendidikan vokasi, Kemendikbud sudah memiliki payung hukum Inpres Nomor 9/2016 tentang Revitalisasi SMK sehingga keterampilan siswa SMK pun dapat ditingkatkan. Namun tidak hanya life skills siswa SMK yang akan diasah. Menurut Mendikbud, siswa SMA juga akan diberi bekal keterampilan.
Selain itu para peserta lembaga kursus akan bisa mendapatkan sertifikat yang ditetapkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BSNP). Muhadjir menjelaskan, sesuai dengan arahan Presiden, semua kementerian harus melakukan koordinasi dan integrasi program SDM. Tujuannya agar persoalan SDM ini bisa ditangani secara simultan oleh tiap kementerian.
“Mulai tahun ini pemerintah mulai alihkan fokus dari infrastruktur ke SDM. Dari hard infrastruktur ke soft infrastruktur,” sebutnya. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menambahkan, pembekalan keterampilan bagi siswa SMA itu programnya mulai berjalan tahun lalu.
Programnya dinamakan dual track. Menurutnya program ini membagi dua jalur bagi siswa SMA ke jalur akademik dan jalur vokasi. Bagi siswa yang menyatakan tidak mau melanjutkan kuliah, sejak kelas dua bisa mengambil jalur vokasi.
Hamid menjelaskan, dual track ini baru berjalan di 200 sekolah. Siswa SMA yang mengambil jalur vokasi akan diberi keterampilan yang sertifikasinya akan mengikuti sertifikasi yang berlaku di SMK. “Jadi anak SMA mulai kelas dua itu yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi kita sarankan pakai trek vokasi. Tapi ini opsional,” jelasnya.
Sementara itu dari Pekan Pendidikan dan Kebudayaan 2019 di Manado, Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi berharap ada langkah signifikan seusai perhelatan Pekan Hardiknas 2019. Selain itu harus ada catatan penting mengenai apa yang harus dilakukan ke depan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air.
Didik meminta semua pihak terus bekerja keras untuk meningkatkan kualitas guru, kualitas pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran supaya dapat memenuhi 8 standar nasional pendidikan.
Hal senada disampaikan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven OE Kandouw yang menyebut Pekan Hardiknas dapat menjadi ajang untuk introspeksi, kontemplasi, refleksi, dan evaluasi terhadap program dan kebijakan pendidikan yang telah dilakukan selama ini.
Berdasarkan penggunaan anggaran pendidikan, menurut Steven, Sulawesi Utara berhasil mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 32%. Jumlah ini melebihi target amanat UUD 1945, yaitu sebesar 20% dari APBD. Wagub mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara terus melakukan perbaikan kualitas pendidikan dengan penyiapan infrastruktur dan pengembangan SDM.
(don)