Lewat Beasiswa dan Kerja, Pandan College Populerkan Budaya Jepang
A
A
A
KERJA sama Indonesia dan Jepang terus meningkat. Tidak hanya dalam hal ekonomi, tetapi juga pendidikan. Sejumlah beasiswa jenjang sarjana dan peluang kerja terbuka lebar di Negeri Sakura tersebut. “Kesempatan beasiswa sangat banyak dan peluang kerja dengan gaji dan fasilitas yang memadai pun tersedia. Namun, syaratnya memang pertama harus mahir berbahasa Jepang sekaligus menulis huruf Kanji,” kata pendiri sekolah berbahasa Jepang, Pandan College, Richard Susilo, di Jakarta kemarin.
Menurut dia, tidak seperti bahasa Inggris yang banyak dikuasai generasi muda Indonesia, bahasa Jepang memang masih sangat jarang. Dia mengakui, untuk bisa berbahasa Jepang dan menulis huruf Kanji bukanlah hal yang mudah. “Butuh ketekunan dan kerja keras untuk mempelajarinya. Tetapi, itu bukanlah hal yang mustahil dilakukan,” katanya.
Sebagai contoh, ada salah seorang muridnya mampu fasih berbahasa Jepang hanya dalam waktu sembilan bulan. Untuk lebih memopulerkan bahasa Jepang dan mengenalkan kebudayaan Jepang kepada dunia internasional, pihaknya akan menyelenggarakan Seminar Top Shodoka.
Dalam seminar tersebut akan diinformasikan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa dan bekerja di Jepang bagi peserta seminar yang beruntung. Selain itu, akan disertai informasi bagaimana cara terbaik sekolah dan bekerja di Jepang, apalagi dengan adanya sistem baru Tokutei Ginou.
Adapun kebudayaan Jepang yang akan diperkenalkan kepada dunia internasional adalah seni menulis indah (shodoka ). “Menulis indah adalah sesuatu yang sangat baik dalam bidang pendidikan untuk membentuk karakter seseorang ke arah yang lebih positif,” kata Richard. Dalam acara itu, Sensei Suika Terayama selaku penulis top shodoka Jepang saat ini mempertontonkan keahliannya dalam membuat shodoka pada kanvas besar.
Menurut dia, tidak seperti bahasa Inggris yang banyak dikuasai generasi muda Indonesia, bahasa Jepang memang masih sangat jarang. Dia mengakui, untuk bisa berbahasa Jepang dan menulis huruf Kanji bukanlah hal yang mudah. “Butuh ketekunan dan kerja keras untuk mempelajarinya. Tetapi, itu bukanlah hal yang mustahil dilakukan,” katanya.
Sebagai contoh, ada salah seorang muridnya mampu fasih berbahasa Jepang hanya dalam waktu sembilan bulan. Untuk lebih memopulerkan bahasa Jepang dan mengenalkan kebudayaan Jepang kepada dunia internasional, pihaknya akan menyelenggarakan Seminar Top Shodoka.
Dalam seminar tersebut akan diinformasikan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa dan bekerja di Jepang bagi peserta seminar yang beruntung. Selain itu, akan disertai informasi bagaimana cara terbaik sekolah dan bekerja di Jepang, apalagi dengan adanya sistem baru Tokutei Ginou.
Adapun kebudayaan Jepang yang akan diperkenalkan kepada dunia internasional adalah seni menulis indah (shodoka ). “Menulis indah adalah sesuatu yang sangat baik dalam bidang pendidikan untuk membentuk karakter seseorang ke arah yang lebih positif,” kata Richard. Dalam acara itu, Sensei Suika Terayama selaku penulis top shodoka Jepang saat ini mempertontonkan keahliannya dalam membuat shodoka pada kanvas besar.
(don)