Laporan Times Higher Education, Oxford Kampus Terbaik Dunia
A
A
A
OXFORD - Universitas Oxford menjadi kampus terbaik di dunia selama empat tahun berturut-turut. Itu terungkap dalam laporan Times Higher Education yang juga menempatkan California Institute of Technology di Amerika Serikat (AS) pada peringkat kedua dan Universitas Cambridge pada peringkat ketiga.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa Inggris masih memiliki banyak kampus terbaik di dunia, meskipun mereka menghadapi kompetisi dari institusi pendidikan negara lain. Inggris memiliki 28 kampus yang masuk dalam 200 besar. Amerika Serikat (AS) menjadi negara yang menyaingi Inggris di mana Universitas Stanford dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) juga masuk dalam lima besar.
Kajian terhadap 1.300 universitas di 92 negara itu menggunakan parameter pendidikan, penelitian, sitasi, pendapatan industri, dan pandangan internasional. Oxford menjadi universitas dengan performa terbaik secara global.
“Universitas-universitas di Inggris menghadapi ketidakpastian karena faktor Brexit dan pendanaan,” kata Wakil Rektor Universitas Oxford Louise Richardson, dilansir Telegraph. “Universitas harus menghadapi tantangan tersebut,” paparnya.
Berbicara mengenai kesuksesan Universitas Oxford, Richardson mengungkapkan kampusnya melakukan kolaborasi riset dengan berbagai kampus terbaik lainnya di seluruh dunia. Dia juga tetap menekankan kampusnya untuk memperluas kemitraan, di tengah isu Brexit.
Kembali mengenai kesuksesan Oxford, Simon Marginson-direktur Pusat Pendidikan Tinggi Global Universitas Oxford, mengungkapkan kebanyakan kampus di Inggris mendapatkan keuntungan dari budaya akademik yang kuat dan semangat entrepreneur. “Legasi global Inggris dan kepercayaan diri itu memberikan keuntungan lebih,” ujarnya.
Ditambahkan Stephen Conway, direktur pelayanan riset Universitas Oxford, salah satu tantangan besar institusinya dan kampus lainnya adalah jaminan akses sumber daya dan pendanaan untuk berkompetisi dengan kampus lain. “Kontribusi donor publik Inggris untuk penelitian riset di kampus mengalami penurunan ketika banyak pihak lain berinvestasi terhadap sistem inovasi dan penelitian,” ujarnya dilansir BBC.
Sementara itu, Chief Knowledge Officer Times Higher Education Phil Baty mengungkapkan bahwa kampus di Inggris memang tetap menjadi institusi pendidikan berkualitas. “Dalam beberapa tahun terakhir, meningkatnya pesaing dari institusi pendidikan di AS yang sudah bersaing dengan kampus di Inggris dan menempati peringkat sebagai kampus terbaik di dunia.
“Negara di Asia dan khususnya Jepang dan China semakin memimpin dan menguasai jajaran kampus terbaik di dunia tahun ini,” kata Baty. Dia mengungkapkan, Inggris memang menjadi daya tarik akademisi berbakat dan mahasiswa di luar negeri. Namun, itu semakin sulit karena faktor Brexit. Sejak 2016, jumlah universitas di Inggris yang masuk top 200 menurun dari 34 menjadi 28.
Kalau kampus di Jerman meningkat dari tiga menjadi 23. Analisis dari Times Higher Education menyebutkan investasi ke sistem universitas di Jerman meningkat dari tahun ke tahun. Bisa jadi, universitas di Inggris bisa tertinggal di belakang Jerman jika kehilangan akses kemitraan penelitian setelah Brexit. “Jika Inggris menarik diri dari panggung internasional, posisinya bisa semakin tergusur,” kata Baty.
UI Tetap yang Terbaik
Universitas Indonesia (UI) menjadi representasi Indonesia yang masuk dalam The World University Ranking versi Times Higher Education pada peringkat 600–800. Selain UI, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Sepuluh Novermber masuk peringkat 1001+.
Khusus untuk UI mendapatkan nilai total sebanyak 28,3–35,2 dengan perincian untuk pendidikan (38,7), penelitian (19,2), sitasi (16,7), pendapatan industri (81,6), dan pandangan internasional (53,7). Dalam keterangan di laman Times Higher Education disebutkan UI dianggap sebagai salah satu kampus terbaik di Asia Tenggara yang konsisten memiliki performa terbaik dalam pendidikan, penelitian, dan pendekatan ke komunitas.
“UI telah membuat kontribusi menakjubkan bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia,” demikian keterangan mereka. UI memiliki 65 pusat penelitian, 14 fakultas, dan 47.000 mahasiswa. UI juga memiliki 1.410 mahasiswa internasional dari 36 negara dan mengembangkan 244 mitra universitas internasional. “UI memberikan bukan hanya pendidikan berkualitas, tetapi juga lingkungan pembelajaran yang menyenangkan,” ungkap Times Higher Education.
Sementara kampus Indonesia lainnya, seperti ITB, IPB, UB, UGM, dan ITS, memiliki nilai total dalam kisaran 10,7–22,1. Untuk nilai pendidikan dan pengajaran, ITB meraih 22 dan 16,7, serta memiliki keunggulan dalam pendapatan industri yakni 89,9. Kalau IPB memiliki nilai pendidikan dan riset 19 dan 10,6.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa Inggris masih memiliki banyak kampus terbaik di dunia, meskipun mereka menghadapi kompetisi dari institusi pendidikan negara lain. Inggris memiliki 28 kampus yang masuk dalam 200 besar. Amerika Serikat (AS) menjadi negara yang menyaingi Inggris di mana Universitas Stanford dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) juga masuk dalam lima besar.
Kajian terhadap 1.300 universitas di 92 negara itu menggunakan parameter pendidikan, penelitian, sitasi, pendapatan industri, dan pandangan internasional. Oxford menjadi universitas dengan performa terbaik secara global.
“Universitas-universitas di Inggris menghadapi ketidakpastian karena faktor Brexit dan pendanaan,” kata Wakil Rektor Universitas Oxford Louise Richardson, dilansir Telegraph. “Universitas harus menghadapi tantangan tersebut,” paparnya.
Berbicara mengenai kesuksesan Universitas Oxford, Richardson mengungkapkan kampusnya melakukan kolaborasi riset dengan berbagai kampus terbaik lainnya di seluruh dunia. Dia juga tetap menekankan kampusnya untuk memperluas kemitraan, di tengah isu Brexit.
Kembali mengenai kesuksesan Oxford, Simon Marginson-direktur Pusat Pendidikan Tinggi Global Universitas Oxford, mengungkapkan kebanyakan kampus di Inggris mendapatkan keuntungan dari budaya akademik yang kuat dan semangat entrepreneur. “Legasi global Inggris dan kepercayaan diri itu memberikan keuntungan lebih,” ujarnya.
Ditambahkan Stephen Conway, direktur pelayanan riset Universitas Oxford, salah satu tantangan besar institusinya dan kampus lainnya adalah jaminan akses sumber daya dan pendanaan untuk berkompetisi dengan kampus lain. “Kontribusi donor publik Inggris untuk penelitian riset di kampus mengalami penurunan ketika banyak pihak lain berinvestasi terhadap sistem inovasi dan penelitian,” ujarnya dilansir BBC.
Sementara itu, Chief Knowledge Officer Times Higher Education Phil Baty mengungkapkan bahwa kampus di Inggris memang tetap menjadi institusi pendidikan berkualitas. “Dalam beberapa tahun terakhir, meningkatnya pesaing dari institusi pendidikan di AS yang sudah bersaing dengan kampus di Inggris dan menempati peringkat sebagai kampus terbaik di dunia.
“Negara di Asia dan khususnya Jepang dan China semakin memimpin dan menguasai jajaran kampus terbaik di dunia tahun ini,” kata Baty. Dia mengungkapkan, Inggris memang menjadi daya tarik akademisi berbakat dan mahasiswa di luar negeri. Namun, itu semakin sulit karena faktor Brexit. Sejak 2016, jumlah universitas di Inggris yang masuk top 200 menurun dari 34 menjadi 28.
Kalau kampus di Jerman meningkat dari tiga menjadi 23. Analisis dari Times Higher Education menyebutkan investasi ke sistem universitas di Jerman meningkat dari tahun ke tahun. Bisa jadi, universitas di Inggris bisa tertinggal di belakang Jerman jika kehilangan akses kemitraan penelitian setelah Brexit. “Jika Inggris menarik diri dari panggung internasional, posisinya bisa semakin tergusur,” kata Baty.
UI Tetap yang Terbaik
Universitas Indonesia (UI) menjadi representasi Indonesia yang masuk dalam The World University Ranking versi Times Higher Education pada peringkat 600–800. Selain UI, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Sepuluh Novermber masuk peringkat 1001+.
Khusus untuk UI mendapatkan nilai total sebanyak 28,3–35,2 dengan perincian untuk pendidikan (38,7), penelitian (19,2), sitasi (16,7), pendapatan industri (81,6), dan pandangan internasional (53,7). Dalam keterangan di laman Times Higher Education disebutkan UI dianggap sebagai salah satu kampus terbaik di Asia Tenggara yang konsisten memiliki performa terbaik dalam pendidikan, penelitian, dan pendekatan ke komunitas.
“UI telah membuat kontribusi menakjubkan bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia,” demikian keterangan mereka. UI memiliki 65 pusat penelitian, 14 fakultas, dan 47.000 mahasiswa. UI juga memiliki 1.410 mahasiswa internasional dari 36 negara dan mengembangkan 244 mitra universitas internasional. “UI memberikan bukan hanya pendidikan berkualitas, tetapi juga lingkungan pembelajaran yang menyenangkan,” ungkap Times Higher Education.
Sementara kampus Indonesia lainnya, seperti ITB, IPB, UB, UGM, dan ITS, memiliki nilai total dalam kisaran 10,7–22,1. Untuk nilai pendidikan dan pengajaran, ITB meraih 22 dan 16,7, serta memiliki keunggulan dalam pendapatan industri yakni 89,9. Kalau IPB memiliki nilai pendidikan dan riset 19 dan 10,6.
(don)