Kebutuhan Tenaga Lulusan Sekolah Perhotelan dan Pariwisata Tinggi
A
A
A
JAKARTA - Kebutuhan tenaga kerja yang terampil pada bidang pariwisata dan perhotelan di Indonesia terus meningkat seiring tumbuhnya industri tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah mendorong kampus-kampus yang memiliki jurusan perhotelan maupun pariwisata untuk terus meningkatkan kualitas lulusannya agar cepat terserap ke pasar kerja.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendata, kebutuhan tenaga terampil di bidang perhotelan dan pariwisata saat ini masih tertinggi bila dibandingkan dengan bidang yang lain. Di antara daerah yang sangat banyak membutuhkan adalah Labuan Bajo (Nusa Tenggara Barat), Yogyakarta, dan Bali. Selain menjadi tour guide, tenaga terampil banyak dibutuhkan di perhotelan dan bidang kuliner.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir mengungkapkan, lulusan yang banyak dibutuhkan berasal dari diploma atau sekolah vokasi. Mereka diincar karena diyakini bisa langsung bekerja. "Dari pemetaan, sampai sekarang tenaga terampil di bidang perhotelan masih terbatas. Permintaan cukup tinggi, tapi yang profesional," katanya.
Mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu menerangkan, sarjana terapan atau lulusan pendidikan vokasi di bidang pariwisata memiliki kelebihan daripada sarjana atau lulusan pendidikan akademik. Para lulusan umumnya dapat bekerja tanpa membutuhkan banyak pelatihan.
Hal itu berbeda jika perhotelan atau industri wisata merekrut pegawai dari sarjana. Mereka biasanya tidak bisa langsung diterapkan menjadi pegawai karena perlu dilatih terlebih dahulu. Untuk mencukupi kebutuhan ini Menristek Dikti melakukan revitalisasi pendidikan vokasi.
Di antara programnya adalah pemberian beasiswa retooling di dalam dan luar negeri untuk bidang pariwisata mulai tahun ini. Beasiswa ini sebelumnya lebih banyak menyasar bidang teknik. "Kita perluas. Tahun kemarin mekanik sudah ada. Perhotelan belum digalakkan, harus kita munculkan. Berikutnya di bidang kulinari," ungkapnya.
Perwakilan Artha Graha Group Indra S Budianto menilai peran Kemeristek Dikti sangat besar dalam mendukung link and match antara pendidikan vokasi berbentuk politeknik serta dunia usaha dan corporate yang membutuhkan SDM unggul di era revolusi industri 4.0.
Artha Graha yang menaungi Politeknik Jakarta Internasional (sebelumnya Akademi Pariwisata Jakarta International Hotel School/JIHS) menyatakan pihaknya siap mendukung program pemerintah di bidang pendidikan sehingga tercipta SDM yang unggul.
Pihaknya mengapresiasi kesungguhan pemerintah untuk pembenahan SDM Indonesia dengan memberikan insentif bagi pelaku usaha yang berinvestasi di sektor pendidikan dan menjadikannya sebagai hal baru strategis dalam Rencana Kerja Pemerintah 2020. “Mari bersama menjadikan bonus demografi Indonesia sebagai peluang-peluang besar untuk Nusantara berjaya," ungkapnya.
Indra menjelaskan, selama 25 tahun JIHS telah meluluskan sekitar 2. 000 orang dan kini tersebar pada lebih dari 100 hotel berbintang lima di Indonesia. Politeknik Jakarta Internasional yang berada di bawah Yayasan Pendidikan Jakarta International Hotels meluncurkan tiga program studi unggulan baru sarjana terapan (D4).
Tiga program studi tersebut adalah manajemen perhotelan, analis keuangan dan keamanan sistem informasi. Selain itu program existing D3 Perhotelan & D1 Ektensi Perhotelan khusus bagi karyawan di lingkup industri perhotelan dan pariwisata.
Prodi-prodi itu dipilih secara khusus untuk mendukung industri yang dimiliki Artha Graha Group, di antaranya Hotel Borobudur Jakarta dan Discovery Hotel Resort (DHR), PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (BAGI) serta PT Artha Telekomindo, PT Danatel Pratama, PT Sentra Link Solution, dan lainnya.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendata, kebutuhan tenaga terampil di bidang perhotelan dan pariwisata saat ini masih tertinggi bila dibandingkan dengan bidang yang lain. Di antara daerah yang sangat banyak membutuhkan adalah Labuan Bajo (Nusa Tenggara Barat), Yogyakarta, dan Bali. Selain menjadi tour guide, tenaga terampil banyak dibutuhkan di perhotelan dan bidang kuliner.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir mengungkapkan, lulusan yang banyak dibutuhkan berasal dari diploma atau sekolah vokasi. Mereka diincar karena diyakini bisa langsung bekerja. "Dari pemetaan, sampai sekarang tenaga terampil di bidang perhotelan masih terbatas. Permintaan cukup tinggi, tapi yang profesional," katanya.
Mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu menerangkan, sarjana terapan atau lulusan pendidikan vokasi di bidang pariwisata memiliki kelebihan daripada sarjana atau lulusan pendidikan akademik. Para lulusan umumnya dapat bekerja tanpa membutuhkan banyak pelatihan.
Hal itu berbeda jika perhotelan atau industri wisata merekrut pegawai dari sarjana. Mereka biasanya tidak bisa langsung diterapkan menjadi pegawai karena perlu dilatih terlebih dahulu. Untuk mencukupi kebutuhan ini Menristek Dikti melakukan revitalisasi pendidikan vokasi.
Di antara programnya adalah pemberian beasiswa retooling di dalam dan luar negeri untuk bidang pariwisata mulai tahun ini. Beasiswa ini sebelumnya lebih banyak menyasar bidang teknik. "Kita perluas. Tahun kemarin mekanik sudah ada. Perhotelan belum digalakkan, harus kita munculkan. Berikutnya di bidang kulinari," ungkapnya.
Perwakilan Artha Graha Group Indra S Budianto menilai peran Kemeristek Dikti sangat besar dalam mendukung link and match antara pendidikan vokasi berbentuk politeknik serta dunia usaha dan corporate yang membutuhkan SDM unggul di era revolusi industri 4.0.
Artha Graha yang menaungi Politeknik Jakarta Internasional (sebelumnya Akademi Pariwisata Jakarta International Hotel School/JIHS) menyatakan pihaknya siap mendukung program pemerintah di bidang pendidikan sehingga tercipta SDM yang unggul.
Pihaknya mengapresiasi kesungguhan pemerintah untuk pembenahan SDM Indonesia dengan memberikan insentif bagi pelaku usaha yang berinvestasi di sektor pendidikan dan menjadikannya sebagai hal baru strategis dalam Rencana Kerja Pemerintah 2020. “Mari bersama menjadikan bonus demografi Indonesia sebagai peluang-peluang besar untuk Nusantara berjaya," ungkapnya.
Indra menjelaskan, selama 25 tahun JIHS telah meluluskan sekitar 2. 000 orang dan kini tersebar pada lebih dari 100 hotel berbintang lima di Indonesia. Politeknik Jakarta Internasional yang berada di bawah Yayasan Pendidikan Jakarta International Hotels meluncurkan tiga program studi unggulan baru sarjana terapan (D4).
Tiga program studi tersebut adalah manajemen perhotelan, analis keuangan dan keamanan sistem informasi. Selain itu program existing D3 Perhotelan & D1 Ektensi Perhotelan khusus bagi karyawan di lingkup industri perhotelan dan pariwisata.
Prodi-prodi itu dipilih secara khusus untuk mendukung industri yang dimiliki Artha Graha Group, di antaranya Hotel Borobudur Jakarta dan Discovery Hotel Resort (DHR), PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (BAGI) serta PT Artha Telekomindo, PT Danatel Pratama, PT Sentra Link Solution, dan lainnya.
(don)