Pelajar di Bandung Ubah Kulit Semangka Jadi Sedotan Bisa Dimakan
A
A
A
BANDUNG - Sekarang ini banyak sekali restoran menerapkan makan tanpa sedotan demi menjaga lingkungan dari sampah plastik. Isu lingkungan memang harus terus digaungkan karena bahaya sampah plastik sudah sangat mengkhawatirkan.
Hal inilah yang menggubah Radia Sultan, siswi kelas 12 Pribadi Billingual Boarding School Bandung untuk membuat sedotan dari kulit buah semangka yang tidak hanya bisa digunakan sebagai sedotan namun juga bisa dimakan.
Radia mengaku, dia terpikir membuat sedotan itu karena melihat banyak kulit semangka yang dibuang di sekolahnya. Sekolahnya memang menyediakan makan siang bersama dan kulit semangka itu menggugah rasa penasarannya agar tidak terbuang percuma.
Radia pun membaca banyak resensi dan jurnal ilmiah hingga akhirnya dia tahu bahwa kulit buah itu mengandung pektin. Pektin juga merupakan sumber serat makanan larut air.
"Kulit buah itu memang ada pektin. Lalu baca-baca jurnal dan ternyata sudah ada yang bikin edible film semacam pelapis lalu kita bikin menjadi sedotannya. Ditambahkan zat penguat sehingga bisa menjadi sedotan," katanya ketika disela
Gadis berjilbab ini menjelaskan, sedotan itu dibuat dengan cara dibuat dulu ekstrak kulitnya lalu dicampur dengan bahan lain seperti pati singkong dan bahan lain. Lalu dicampur dan diaduk selama 30 menit di suhu 80 derajat celcius. Setelah itu dikeringkan di atas nampan lalu digulung menjadi sedotan.
Radia menuturkan, sedotannya itu akan larut dalam air jika sudah terendam selama 20-30 menit. Sedotan ini, katanya, tidak akan mengubah rasa minuman meski terbuat dari semangka. Namun dia menjamin sedotannya itu aman dimakan karena memang terbuat dari bahan yang food grade atau tidak ada kandungan material berbahaya yang terkandung didalamnya.
Radia mengaku, para guru disekolahnya sangat membantu dalam proses produksi inovasi yang dibuatnya. Referensi apa yang harus dibaca, cara mengekstrak semua bahan hingga membuat sampel gurunya selalu mendampingi. Inovasi sedotan yang dibuatnya itu telah mendapat pengakuan medali emas dari Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) dan juga medali perak di World Invention and Exhibition yang digelar di Malaysia Oktober lalu.
Radia berharap, dengan prestasi yang diraihnya di kancah nasional dan internasional itu dapat membawanya untuk kuliah di perguruan tinggi negeri. Radia mengaku, tujuan utamanya ialah ingin kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter. ‘’Saya orang Makassar, dapat beasiswa di Bandung dan sekarang ingin kuliah di UGM karena tertarik dengan Yogyakarta,’’ tuturnya.
Hal inilah yang menggubah Radia Sultan, siswi kelas 12 Pribadi Billingual Boarding School Bandung untuk membuat sedotan dari kulit buah semangka yang tidak hanya bisa digunakan sebagai sedotan namun juga bisa dimakan.
Radia mengaku, dia terpikir membuat sedotan itu karena melihat banyak kulit semangka yang dibuang di sekolahnya. Sekolahnya memang menyediakan makan siang bersama dan kulit semangka itu menggugah rasa penasarannya agar tidak terbuang percuma.
Radia pun membaca banyak resensi dan jurnal ilmiah hingga akhirnya dia tahu bahwa kulit buah itu mengandung pektin. Pektin juga merupakan sumber serat makanan larut air.
"Kulit buah itu memang ada pektin. Lalu baca-baca jurnal dan ternyata sudah ada yang bikin edible film semacam pelapis lalu kita bikin menjadi sedotannya. Ditambahkan zat penguat sehingga bisa menjadi sedotan," katanya ketika disela
Gadis berjilbab ini menjelaskan, sedotan itu dibuat dengan cara dibuat dulu ekstrak kulitnya lalu dicampur dengan bahan lain seperti pati singkong dan bahan lain. Lalu dicampur dan diaduk selama 30 menit di suhu 80 derajat celcius. Setelah itu dikeringkan di atas nampan lalu digulung menjadi sedotan.
Radia menuturkan, sedotannya itu akan larut dalam air jika sudah terendam selama 20-30 menit. Sedotan ini, katanya, tidak akan mengubah rasa minuman meski terbuat dari semangka. Namun dia menjamin sedotannya itu aman dimakan karena memang terbuat dari bahan yang food grade atau tidak ada kandungan material berbahaya yang terkandung didalamnya.
Radia mengaku, para guru disekolahnya sangat membantu dalam proses produksi inovasi yang dibuatnya. Referensi apa yang harus dibaca, cara mengekstrak semua bahan hingga membuat sampel gurunya selalu mendampingi. Inovasi sedotan yang dibuatnya itu telah mendapat pengakuan medali emas dari Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) dan juga medali perak di World Invention and Exhibition yang digelar di Malaysia Oktober lalu.
Radia berharap, dengan prestasi yang diraihnya di kancah nasional dan internasional itu dapat membawanya untuk kuliah di perguruan tinggi negeri. Radia mengaku, tujuan utamanya ialah ingin kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter. ‘’Saya orang Makassar, dapat beasiswa di Bandung dan sekarang ingin kuliah di UGM karena tertarik dengan Yogyakarta,’’ tuturnya.
(pur)