Pembina OSN Fisika Ungkap Soal Kekeliruan Siswa dalam Eksperimen
A
A
A
DEPOK - Pembina Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Fisika tingkat nasional, Syamsu Rosid mengatakan masih banyak siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang keliru saat melakukan eksperimen.
Hal itu dikarenakan masih banyak pemahaman konsep eksperimen yang belum benar. Diketahui bahwa sejumlah SMA sudah menerapkan pembelajaran fisika eksperimen.
"Ini tidak hanya terjadi pada para siswa yang melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi, Tapi juga pada siswa peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang masih banyak melakukan kesalahan karena konsep yang keliru tentang fisika eksperimen," katanya saat memaparkan hasil temuannya di kampus UI Depok, Jumat (29/11/2019).
Dosen Fisika di Universitas Indonesia (UI) itu menuturkan berdasarkan pengamatan di sejumlah kota di Indonesia seperti Jakarta, Bekasi, Serang, Gorontalo dan Manado yang merupakan tempat berlangsungnya OSN 2019, masih menemukan banyak guru fisika yang belum paham bahwa permasalahan fisika eksperimen dapat diselesaikan melalui pendekatan linier regresion.
"Mereka mayoritas bahkan belum bisa membedakan mana variabel bebas mana variabel terikat serta mana parameter yang harus menjadi x dan y dalam proses regresi linier," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa banyak guru fisika yang masih salah dalam menarik garis lurus atas data-data pengamatan atau pengukuran yang telah dilakukannya. Dikatakan dia, bahwa Fisika eksperimen adalah saudara kembar atau pasangannya fisika teori. "Keduanya sesungguhnya saling membutuhkan," ucapnya.
Fahrurozi Panjaitan ketua tim OSN Sumatera Utara juga mengungkapkan hal senada. Dikatakan dia, kelemahan siswa di kompetisi naional itu di soal-soal praktek. "Kami merasa masih sangat kurang pembelajaran di fisika eksperimen. Terlalu banyak hanya di teori," katanya.
Hal itu dikarenakan masih banyak pemahaman konsep eksperimen yang belum benar. Diketahui bahwa sejumlah SMA sudah menerapkan pembelajaran fisika eksperimen.
"Ini tidak hanya terjadi pada para siswa yang melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi, Tapi juga pada siswa peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang masih banyak melakukan kesalahan karena konsep yang keliru tentang fisika eksperimen," katanya saat memaparkan hasil temuannya di kampus UI Depok, Jumat (29/11/2019).
Dosen Fisika di Universitas Indonesia (UI) itu menuturkan berdasarkan pengamatan di sejumlah kota di Indonesia seperti Jakarta, Bekasi, Serang, Gorontalo dan Manado yang merupakan tempat berlangsungnya OSN 2019, masih menemukan banyak guru fisika yang belum paham bahwa permasalahan fisika eksperimen dapat diselesaikan melalui pendekatan linier regresion.
"Mereka mayoritas bahkan belum bisa membedakan mana variabel bebas mana variabel terikat serta mana parameter yang harus menjadi x dan y dalam proses regresi linier," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa banyak guru fisika yang masih salah dalam menarik garis lurus atas data-data pengamatan atau pengukuran yang telah dilakukannya. Dikatakan dia, bahwa Fisika eksperimen adalah saudara kembar atau pasangannya fisika teori. "Keduanya sesungguhnya saling membutuhkan," ucapnya.
Fahrurozi Panjaitan ketua tim OSN Sumatera Utara juga mengungkapkan hal senada. Dikatakan dia, kelemahan siswa di kompetisi naional itu di soal-soal praktek. "Kami merasa masih sangat kurang pembelajaran di fisika eksperimen. Terlalu banyak hanya di teori," katanya.
(maf)