Mendikbud: UN Bakal Diganti Penilaian Kompetensi yang Mengadopsi PISA
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan pemerintah telah menyiapkan langkah untuk memperbaiki peringkat Indonesia di Programme for International Student Assessment (PISA). Salah satunya adalah dengan mengubah standar dari sebelumnya ujian nasional (UN) menjadi penilian kompetensi minimum. (Baca juga: Skor PISA Menurun, Jokowi Soroti Siswa Membolos dan Mengulang Kelas)
“Makanya yang kita lakukan UN itu diubah menjadi assessment kompentensi minimum yang terinspirasi oleh PISA. Sangat mirip dengan PISA dan soal-soalnya pun mengikuti dan melekat dengan PISA,” kata Nadiem saat konferensi pers, Jumat (3/4/2020). (Baca juga: Jokowi: Guru Sibuk Fokus Urusi Administrasi Lupa Tugas Mengajar)
Namun, Nadiem mengaku, akan ada modifikasi dari sistem yang ada di PISA mengingat PISA hanya diperuntukkan untuk usia 15 tahun. “Kami akan menurunkan itu. Baik yang buat SMA, SMP, dan juga SD,” ungkapnya.
Nadiem menyebut dengan mengikuti PISA maka penilaian mendatang mengikuti standar internasional. Dia menyebut selama ini UN masih menggunakan standar lokal
“Jadi step pertama adalah mengikuti standar internasional yaitu PISA dalam assessment pemetaan pendidikan. Karena UN itu standarnya lokal, tapi assessment kompetensi kita, yang baru itu adalah standar internasional,” tuturnya.
Dia menjelaskan dalam penilian tersebut bukan hanya dari sisi kognitif saja. Namun juga terdapat survei karakter dan lingkungan belajar. “Dimana kita akan bisa mendapatkan pemetaan hal-hal lain yang berhubungan dengan norma-norma, kesehatan mental, kesehatan moral dan kesehatan pada anak-anak di masing-masing sekolah,” ucapnya.
“Makanya yang kita lakukan UN itu diubah menjadi assessment kompentensi minimum yang terinspirasi oleh PISA. Sangat mirip dengan PISA dan soal-soalnya pun mengikuti dan melekat dengan PISA,” kata Nadiem saat konferensi pers, Jumat (3/4/2020). (Baca juga: Jokowi: Guru Sibuk Fokus Urusi Administrasi Lupa Tugas Mengajar)
Namun, Nadiem mengaku, akan ada modifikasi dari sistem yang ada di PISA mengingat PISA hanya diperuntukkan untuk usia 15 tahun. “Kami akan menurunkan itu. Baik yang buat SMA, SMP, dan juga SD,” ungkapnya.
Nadiem menyebut dengan mengikuti PISA maka penilaian mendatang mengikuti standar internasional. Dia menyebut selama ini UN masih menggunakan standar lokal
“Jadi step pertama adalah mengikuti standar internasional yaitu PISA dalam assessment pemetaan pendidikan. Karena UN itu standarnya lokal, tapi assessment kompetensi kita, yang baru itu adalah standar internasional,” tuturnya.
Dia menjelaskan dalam penilian tersebut bukan hanya dari sisi kognitif saja. Namun juga terdapat survei karakter dan lingkungan belajar. “Dimana kita akan bisa mendapatkan pemetaan hal-hal lain yang berhubungan dengan norma-norma, kesehatan mental, kesehatan moral dan kesehatan pada anak-anak di masing-masing sekolah,” ucapnya.
(cip)