Baru 283.000 Guru Terlatih Kurikulum Baru
A
A
A
JAKARTA - Dari 1,39 juta guru sasaran kurikulum, baru hanya 283.000 guru yang sudah dilatih jelang tahun ajaran baru. Di samping itu juga performa instruktur nasional pun sangat rendah.
Kepala Unit Implementasi Kurikulum (UIK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Tjipto Sumadi mengatakan, tahun ajaran baru 2015 ini akan dimulai Juli minggu ketiga. Meski demikian, sampai saat ini baru 283.000 guru yang dilatih kurikulum baru. Sementara jumlah guru sasaran yang mesti dilatih ada 1,39 juta guru.
“Memang betul seperti itu masih banyak guru yang belum dilatih. Tapi kan ini masih berjalan,” katanya dalam diskusi Implementasi Kurikulum 2013 di Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Tjipto menyatakan, pemerintah optimis 1,39 juta guru akan terlatih semua karena proses pelatihannya sendiri masih berjalan di semua kota. Menurut dia, masih ada jutaan guru yang belum dilatih karena terkendala agenda ujian kenaikan kelas.
Setelah agenda tersebut pelatihan guru pun kembali dibuka seperti di Jakarta yang baru dimulai 16 Juni kemarin. Data pelatihan guru dari daerah yang masuk ke UIK pun lambat, sehingga realisasi di lapangan mungkin sudah lebih banyak guru yang sudah menjalani latihan.
Diungkapkannya, pihaknya banyak menerima laporan jika banyak instruktur nasional yang performanya rendah. Salah satu laporan yang masuk berasal dari Sumedang.
Padahal instruktur nasional ini dipilih dari guru berprestasi dan terbaik. Namun, faktanya mereka tidak mampu memberikan pemahaman yang sama tentang kurikulum selama pelatihan guru sasaran.
Tjipto berkelit, kondisi ini terjadi karena tidak semua instruktur nasional yang jumlahnya ratusan ribu itu di bawah kontrol Kemendikbud. “Kami sadar tidak semua instruktur nasional itu punya niatan ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka bukannya sharing pendapat tetapi sharing pendapatan,” tuturnya.
Sekretaris Ditjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kemendikbud Thamrin Kasman menjelaskan, untuk masalah buku yang belum sampai mesti dikonformasi dulu apakah memang sekolah sudah memesan. Namun, bisa jadi apakah dinas sudah membantu mengurus pemesanan.
Dia pun meminta agar dikonfirmasi kembali apakah data pemesanan buku sudah sampai ke percetakan. Thamrin optimis, masih ada waktu sebelum tahun ajaran baru dimulai. Oleh karena itu dia meminta sekolah, dinas dan penyedia buku mesti bergerak cepat.
Kepala Unit Implementasi Kurikulum (UIK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Tjipto Sumadi mengatakan, tahun ajaran baru 2015 ini akan dimulai Juli minggu ketiga. Meski demikian, sampai saat ini baru 283.000 guru yang dilatih kurikulum baru. Sementara jumlah guru sasaran yang mesti dilatih ada 1,39 juta guru.
“Memang betul seperti itu masih banyak guru yang belum dilatih. Tapi kan ini masih berjalan,” katanya dalam diskusi Implementasi Kurikulum 2013 di Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Tjipto menyatakan, pemerintah optimis 1,39 juta guru akan terlatih semua karena proses pelatihannya sendiri masih berjalan di semua kota. Menurut dia, masih ada jutaan guru yang belum dilatih karena terkendala agenda ujian kenaikan kelas.
Setelah agenda tersebut pelatihan guru pun kembali dibuka seperti di Jakarta yang baru dimulai 16 Juni kemarin. Data pelatihan guru dari daerah yang masuk ke UIK pun lambat, sehingga realisasi di lapangan mungkin sudah lebih banyak guru yang sudah menjalani latihan.
Diungkapkannya, pihaknya banyak menerima laporan jika banyak instruktur nasional yang performanya rendah. Salah satu laporan yang masuk berasal dari Sumedang.
Padahal instruktur nasional ini dipilih dari guru berprestasi dan terbaik. Namun, faktanya mereka tidak mampu memberikan pemahaman yang sama tentang kurikulum selama pelatihan guru sasaran.
Tjipto berkelit, kondisi ini terjadi karena tidak semua instruktur nasional yang jumlahnya ratusan ribu itu di bawah kontrol Kemendikbud. “Kami sadar tidak semua instruktur nasional itu punya niatan ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka bukannya sharing pendapat tetapi sharing pendapatan,” tuturnya.
Sekretaris Ditjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kemendikbud Thamrin Kasman menjelaskan, untuk masalah buku yang belum sampai mesti dikonformasi dulu apakah memang sekolah sudah memesan. Namun, bisa jadi apakah dinas sudah membantu mengurus pemesanan.
Dia pun meminta agar dikonfirmasi kembali apakah data pemesanan buku sudah sampai ke percetakan. Thamrin optimis, masih ada waktu sebelum tahun ajaran baru dimulai. Oleh karena itu dia meminta sekolah, dinas dan penyedia buku mesti bergerak cepat.
(kri)